Soppeng, batarapos.com – Demi menikmati akses jalan yang layak dilewati masyarakat Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, warga bergotong royong.
Itu dilakukan warga lantaran jalan tani Tinro Lancenge, Dusun Walimpong Desa Barae merupakan akses perioritas utama warga setempat begitu juga para petani dari desa tetangga rusak parah.
Dari pantauan batarapos.com pada Jumat pagi kemarin (15/10/2021) terlihat sepanjang jalan tani Tinro Lancenge yang digotong royong masyarakat kondisinya sangat memperihatinkan, bahkan dipastikan tidak bisa diakses lagi kendaraan masyarakat seperti motor lantaran kedalaman lumpur jalan tani ini mencapai betis orang dewasa.
Warga hanya memperbaiki jalan tani rusak tersebut dengan cara digotong royong menggunakan peralatan seadanya, bahkan mereka menuputi lubang disertai lumpur tersebut dengan material batu yang diambil dari lahan perkebunan warga sekitar. Antusias masyarakat sangat luar biasa, bahkan sekali bergotong royong hingga mencapai ratusan orang.
Selaku warga Desa Barae, Kudding sangat berharap jalan tani Tinro Lancenge bisa mendapat solusi dan diperhatikan oleh pemerintah terlebih jalan ini sangat dibutuhkan masyarakat.
“Harapan kami petani pak seperti itu agar diperbaiki, warga disini sangat kewalahan kalau musim hujan harus mengeluarkan uang banyak saat musim panen (seperti hasil bumi) jagung, kunyit hingga ratusan ribu sekali angkut (itupun) kalau bisa lagi ditembus mobil”, keluh Kudding.
Bahkan tidak sedikit dari mereka harus menangis dalam hati lantaran hasil bumi para petani kerap membusuk akibat tidak bisa dijangkau oleh kendaraan.
“Jagungnya Wandi kemarin (warga Desa Barae) sudah bertunas (dan) rusak karena tidak bisa lewat kendaraan (bahkan) banyak petani begitu setiap musim panen”, tutur Warga Desa Barae.
Sementara itu Kepala Dusun Walimpong, Desa Barae (Yusrang) dalam konfirmasinya kepada media ini pada kamis, 14 oktober 2021 dikediamanya mengaku jika jalan tani Tinro Lancenge kerap diusulkan saat musrenbang Desa untuk dianggarkan hanya saja lanjutnya terdapat beberapa warga disekitar lokasi jalan tani menolak lahan mereka dijadikan jalan.
“Sebenarnya itu jalan Tinro Lancenng kan Belum pernah di rintis, sering kita usulkan saat musrenbang desa, untuk perintisan jalan tani ada ukurannya minimal lebar empat meter itu yang menjadi kendala”, tutur Yusrang. (Yusri/Agustang)