Liputan : Tim batarapos.com/Zul
Takalar batarapos.com – Seorang wartawan media online Reformasi Bangsa mengalami penganiayaan dengan cara leher dicekik selama beberapa menit dan nyaris ditikam menggunakan senjata tajam jenis badik yang dibawa pelaku karena memberitakan proyek yang dikerjakan, korbanpun telah divisum.
Kardewa wartawan yang jadi korban pengancaman sekaligus penganiayaan, kondisinya saat ini masih sakit serta trauma, atas peristiwa yang dialaminya beberapa hari lalu, dimana terlapor atau pelaku diduga adalah oknum yang saat ini sebagai Staf di Desa Patani bernama Anjas Asmara Dg.Lallo.
Kasus inipun telah bergulir di Kepolisian dengan awalnya hanya dalam bentuk surat pengaduan korban pada tanggal 18 Oktober 2023.
Kemudian dalam bentuk Laporan Polisi dengan Nomor : STPL/27/X/2023/Sek Mapsu, tanggal 21 Oktober 2023, pukul 15.00 WITA, dengan Tempat Kejadian Perkara (TKP) Dusun Mangulabbe, Desa Patani, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar, Sulsel
Kepada batarapos.com, korban menceritakan detik-detik peristiwa tindak pidana yang dialaminya pada tanggal 18 Oktober 2023 pukul 10.30 WITA lalu, saat menjalankan profesi sebagai wartawan namun dianiaya oleh terduga pelaku.
Saat itu sebagai jurnalis, rencananya korban hendak melakukan konfirmasi ke kantor Kecamatan Mappakasunggu, terkait berita yang telah ditayangkan oleh media tempatnya bernaung, dimana berapa hari lalu menyorot pembangunan proyek yang sedang dikerjakan diantaranya diduga berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Takalar, salah satunya adalah proyek irigasi yang terletak dilokasi Desa Patani.
Namun ditengah perjalanan atau tepatnya saat melintasi sebuah gedung yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Dusun Mangulabbe, Desa Patani, Korban yang mengendarai sepeda motor kemudian diadang oleh pelaku bersama 3 orang rekannya.
” Saat melintas didepan Pustu, saya dipanggil oleh Anjas dengan suara yang terdengar keras dan jelas,” ucap Kardewa.
Mendengar teriakan pelaku, korbanpun lalu singgah seperti keinginan pelaku, pelaku terlihat dengan jelas oleh korban sedang memegang balok kayu ditangan kiri dan berniat menghampiri korban, namun balok kayu tersebut kemudian disimpan kembali oleh pelaku.
” Saya sempat kaget melihat Anjas tiba-tiba sudah memegang balok dan hendak menghampiri saya namun niatnya terlihat dia urungkan, saya melihat dia secara tiba-tiba lagi terburu-buru kemudian masuk ke dalam gedung Pustu seperti hendak mengambil sesuatu dalam ruangan Pustu,” terangnya.
Sementara ketiga teman pelaku hanya diam berdiri, lanjut korban, beberapa detik kemudian pelaku terlihat keluar dari gedung Pustu sembari diikuti oleh istrinya yang hanya mengikuti sampai didepan pintu dan melihat suaminya keluar.
Korban mengatakan, bahwa saat pelaku keluar dari gedung Pustu langsung menyerang, dengan cara menarik jaket pada bahagian leher lalu menyeretnya sejauh kurang lebih 5 meter hingga kedepan gedung Pustu.
” Anjas marah-marah sama saya dia bilang, mengapa kau naikkan berita kegiatanku, Proyek irigasi di Desa Patani, apa maumu, jadi saya jawab yang saya tahu itu pekerjaannya Nandar,” tutur Kardewa.
Pelaku kemudian dilerai oleh salah satu temannya, sementara dua lainnya berdiri dibelakang korban, tarikan baju korban dari genggaman tangan pelaku akhirnya berhasil lepas, korbanpun lalu menghindar dengan cara mundur ke belakang beberapa langkah menghindari serangan berikutnya oleh pelaku yang terlihat tersulut emosi.
Aksi penyerangannya pun kembali dilakukan pelaku menjangkau kera jaket korban dengan tangannya lalu kemudian menariknya seperti perlakuan pertama.
” Anjas kemudian menarik lagi jaket ku dibagian leher lalu dia mengatakan, Saya yang mengerjakan itu proyek, jadi saya jawab proyek itu saya kira Nandar yang mengerjakan, Jaket saya ditarik lebih keras oleh Anjas,” kata Kardewa.
Melihat hal tersebut salah satu teman pelaku yang tadinya melerai pelaku, kembali berusaha membantu korban dan korbanpun mengaku berhasil melepaskan jeratan tangan pelaku.
” Selama jaket saya ditarik pada bagian leher saya tidak pernah melawan, karena takut jangan sampai teman pelaku ikut melakukan penganiayaan,” jelasnya.
Setiap saya berhasil melepaskan diri, Anjas selalu berusaha melakukan penyerangan lanjut korban, penyerangan yang paling sakit dan sangat berbahaya menurut korban adalah penyerangan terhadap korban yang ketiga kalinya.
” Saat saya berhasil melepaskan diri sebanyak dua kali, pelaku terlihat semakin beringas terhadap saya, dengan cara tidak lagi menarik jaket, akan tetapi Anjas menyerang saya dengan mencekik leher dengan sangat erat sampai saya kesulitan bernapas,” paparnya.
“Sambil mencekik saya dengan tangan kanannya. Anjas mengatakan ini iparnya Nandar (Dengan memalingkan wajah mengarah kepada salah satu temannya yang berada disampingnya), tangan kiri Anjas kemudian berusaha menarik badik yang diselipkan dipinggang bagian kanannya, dia mengatakan, Saya tikam kau itu, jadi saya memohon kepada Anjas dengan berkata dengan sangat kesulitan berbicara, Jangan,” pungkas Kardewa.
Cekikan pelaku menurut korban sangat mematikan atau sangat berbahaya sebab membuatnya sulit bernafas ditambah lagi niat pelaku hendak melakukan penikaman dengan menggunakan senjata tajam jenis badik, membuat jiwa korban sangat terancam, andaikan saja menurut korban, teman pelaku tidak melerai beserta warga lainnya, mungkin saja ceritanya akan lain.
Tim batarapos.com menyambangi kantor Desa Patani, dimana terlihat terduga pelaku baru saja tiba bersama beberapa orang namun kemudian beberapa menit beranjak pergi meninggalkan kantor Desa, dengan berpakaian biasa tidak menunjukkan pakaian layaknya salah satu staf Desa seperti yang terlihat pada pakaian yang dipakai para perangkat Desa Patani lainnya saat ini.
Bahkan terlapor juga sempat berbincang dengan Kades Patani, Suardi, dimana kebetulan keduanya sedang membahas korban dan atau peristiwa tersebut.
Bahkan sepertinya cerita kronologis yang diceritakan korban sudah sesuai dengan apa yang terjadi, bahkan terkesan Anjas selaku terlapor tidak terlihat memiliki rasa penyesalan.
Belum sempat Keduanya dikonfirmasi, tiba-tiba perbincangan tersebut terhenti dan tidak memiliki kesempatan melakukan tanya jawab.
Pihak Desa Patani dalam hal ini Kaur Pemerintahan Muh.Yasin sempat menjawab pertanyaan batarapos.com guna memastikan Anjas adalah salah satu staf Desa Patani.
” Ya benar Anjas adalah salah satu staf Desa disini,” singkatnya, Selasa 24/10/2023.