Liputan : Tim
Luwu Timur, batarapos.com – Ratusan petugas Irigasi melakukan aksi mogok kerja di BK 10 Desa Mulyasri, kecamatan Tomoni, Luwu Timur, Rabu 20 Agustus 2025.
Para petugas Irigasi tergabung dari tiga UPTD yakni UPTD Kalaena, UPTD Kalaena Kiri dan UPTD Kalaena Kanan, ketiga UPTD ini terdapat 101 petugas irigasi yang aktif memberikan pelayanan untuk kebutuhan air masyarakat petani.
Mereka mogok kerja menuntut perbaikan nasib yang sudah belasan tahun mengabdi namun tidak terakomodir sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Aksi mogok kerja yang dilakukan petugas Irigasi itu mendapat respon dari pemerintah kabupaten Luwu Timur, lantaran akan berimbas pada petani sawah di Luwu Timur jika aksi mereka terus berlanjut.
Pemerintah kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Pertanian dan SDA Dinas PUPR turun langsung menemui petugas Irigasi yang tengah melakukan aksi mogok kerja.
” Yang datang Kadis pertanian pak Amrullah dan Koordinator Lapangan, UPTD Pengairan Kalaena Bidang Sumberdaya Air (SDA) Dinas PUPR Luwu Timur, pak Saleh,” Ujar Widodo Koordinator aksi.
Dalam pertemuan itu, Pemerintah kabupaten Luwu Timur berjanji akan mendesak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk mencari solusi nasib petugas Irigasi di Luwu Timur.
” Pemerintah kabupaten akan melakukan desakan ke provinsi untuk mencarikan jalan keluar, apakah bisa dilimpahkan ke pemerintah kabupaten atau tetap provinsi,” Ungkap Koordinator aksi.
Aksi mogok kerja petugas Irigasi ini merupakan aksi lanjutan setelah ribuan petugas Irigasi menggelar aksi damai di pelataran kantor Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 14 Oktober 2024 lalu.
Mereka menegaskan akan terus melakukan aksi apabila tuntutan mereka tidak terakomodir, hal tersebut dilakukan demi perbaikan nasib yang telah mengabdikan diri hingga belasan tahun memberikan pelayanan kepada petani.