Luwu Timur, batarapos.com – LT (44) dan anaknya AP (10) warga Dusun Sumbernyiur, Desa Lampenai, Kecamatan Wotu Luwu Timur diduga menjadi korban kekerasan malah dilaporkan ke Mapolsek Wotu.
Kronologis kejadian itu terjadi pada tanggal 18 Maret 2022 lalu saat terduga pelaku seorang perempuan inisial RM yang juga merupakan tetangganya sedang menyeret AP dihalaman rumah tetangganya, penasaran melihat anaknya diseret, LT mendekati terduga pelaku.
Saat didekati, AP sudah menangis histeris, LT yang tidak terima ankanya diseret, mempertanyakan ke RM kenapa anaknya diperlakukan demikian, sontak RM menjawab dengan nada membentak “perlu diajar ini anak mu” sembari bergegas pulang ke rumahnya.
Saat LT bertanya ke anaknya kenapa diseret oleh RM anaknya mengaku tidak hanya diseret tapi juga mulutnya dipukul oleh RM menggunakan jari sembari menangis histeris, mendengar pengakuan anaknya, LT mendatangi RM di depan rumahnya dengan tujuan mempertanyakan mengapa anaknya dianiaya.
“Saya di rumah, saya lihat anak saya diseret-seret di halaman rumah tetangga, saya kaget kenapa sampai diseret begitu, saya kesana tanyakan malah dia marah juga ke saya, pas saya tanya ke anak saya, ternyata tidak hanya diseret tapi juga mulutnya dipukul pakai jari, saya ikuti ke halaman rumahnya tapi hanya diaspal tanyakan ke dia kenapa begitu,” Kata LT kepada batarapos.com.
Saat LT bertanya, RM menjawab “Apa itu anak mu tanya anak ku (DK) bahwa dia anaknya pak DS, mendengar jawaban itu, sontak LT kembali bertanya “siapa pale anak?” cekcok mulut pun terjadi, sehingga Kepala Dusun Sumbernyiur saat itu datang melerai keduanya dan menyuruh LT pulang kerumahnya.
Saat di rumahnya, LT kembali ingatkan anaknya agar tidak berkata yang tidak benar, anaknya menjawab jika tidak seperti itu bahasanya, AP saat bermain dengan teman sebayanya sedang bercanda mengatakan “Itu DK anak pungut tapi bohong,” ucapan itu diteruskan oleh teman AP inisial MA ke DK, akhirnya DK menyampaikan ibunya (RM).
“Saya tanya kenapa anak saya dikasi begitu, itu jawaban dia, kalau itu anak mu tanya anak ku bahwa anaknya pak DS, sontak saya jawab, siapa pale anak?, dia tambah marah kata-katai saya, saya juga emosi tapi pas ada pak dusun datang suruh saya pulang, pas saya tanya anak saya katanya tidak begitu bahasanya, bahkan MA juga mau bersaksi kalau apa yang dikatakan anak saya tidak begitu,” Ucap LT.
Dua hari kemudian, nyawa LT nyaris melayang, ia dilempar batu dan parang oleh SN warga Dusun Campae, Desa Persiapan Arolipu, Kecamatan Wotu, Luwu Timur, di rumah tetangga LT, awalnya LT tidak menyangka akan dikejar parang, pasalnya ia dipanggil baik-baik oleh anak RM saat LT hendak ke sawah, saat tiba di rumah tetangga, LT langsung diserang oleh SN menggunakan batu dan parang hingga tersungkur, untungnya dilerai oleh warga.
“Dua hari setelah itu, saya dipanggil oleh anaknya RM katanya ada yang mau dibicarakan, akhirnya saya ikut, pas sampai disana, tiba-tiba lakai-laki yang saya kenal bernama SN tinju saya, tapi tidak kena, akhirnya dia ambil batu lempar saya juga tidak kena, dia lempar lagi saya parang pendek tidak kena, saya jatuh saat itu, akhirnya dia masuk ke dalam rumah ambil parang panjang kejar saya, tetangga disitu bantu halangi dan suruh saya lari,” Ujar LT.
Setelah lari dari serangan SN saat situasi sedikit aman, LT bergegas ke Mapolsek wotu meminta perlindungan, selama dua hari kejadian itu, LT setiap hari ke Mapolsek Wotu untuk meminta perlindungan, pasalnya SN terus mencari LT.
Hari ketiga pasca kejadian, mereka dipertemukan di Mapolsek Wotu, saat dipertemukan, LT menjelaskan semuanya termasuk ia menjelaskan bahwa saat bertengkar mulut dengan RM ia tidak menyebut nama siapapun, ia hanya bertanya dari pernyataan RM saat cekcok, mendengar pengakuan LT, akhirnya SN terdiam sehingga keduanya didamaikan, SN sempat berkata diahadapan LT bahwa selama dua hari itu ia terus mencari LT.
“ Saya ke Polsek minta perlindungan, setiap hari saya ke polsek untuk berlindung, sampai akhirnya kami dipertemukan, saat itu saya minta maaf kalau ada keslahan saya, saya juga jelaskan kalau saya tidak sebut nama siapa-siapa, SN juga bilang kalau selama dua hari dia cari saya terus, dia mengaku kalau dia temukan saya saat itu saya mau dibunuh, tapi saat itu juga kami didamaikan,” Ungkap LT.
Setelah didamaikan, LT masih mengamankan diri di Polsek selama tiga hari pasalnya RM saat itu belum mau berdamai, LT juga tidak mau memperpanjang masalah dan memilih mengalah meski dia dan anaknya menjadi korban, saat LT pulang ke rumah usai mengamankan diri selama tiga hari, RM malah melayangkan laporan ke Polsek Wotu dengan tuduhan penghinaan.
“Saya tidak mau memperpanjang masalah, saya orang miskin cari makan untuk anak istri saja susah apalagi mau hadapi masalah, makanya saya masih tinggal tiga hari di Polsek setelah didamaikan, karena RM belum mau damai, pas saya pulang saya malah dilaporkan ke Polsek, dalam surat panggilannya, saya dilapor penghinaan,” Tuturnya.
Menyikapi laporan RM di Polsek Wotu, LT akhirnya tidak tinggal diam, LT juga melayangkan laporan balik ke Mapolres Luwu Timur terkait percobaan pembunuhan menggunakan senjata tajam terhadap dirinya dan penganiayaan terhadap anaknya, dia mengaku sudah banyak mengalah dari masalah tersebut, bahkan dia tidak ingin memperpanjang masalah tersebut akhirnya dirinya yang meminta maaf meski telah menjadi korban.
“ Saya sudah cukup sabar menghadapi, saya korban tapi saya rela minta maaf demi selesainya masalah ini, tapi seakan mereka mau memperlihatkan kalau mereka orang hebat, sehingga atas dasar laporan itu saya juga sudah laporkan balik ke Polres Luwu Timur, saya serahkan sepenuhnya kepada proses hukum,” Tandasnya.
Laporan balik LT telah diproses oleh Satreskrim Polres Luwu Timur, kasus ini juga dalam proses unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), LT dan anaknya juga sudah dimintai keterangan oleh penyidik di Mapolres Luwu Timur.
Tim batarapos.com