Bone, batarapos.com – Wilayah binaan Fakultas Syariah IAIN Alauddin Watampone demikian tulisan yang terpajang pada pintu gerbang seperti Jalan masuk Desa USA yang merupakan penghubung Jalan Desa Mico yang juga merupakan Kecamatan Pallakka, begitupun dengan Desa Abbanuang yang menjadi wilayah Kecamatan Awangpone.
Akses Jalan ketiga Desa tersebut kondisinya sangatlah memprihatinkan, dari sejak memasuki area pintu gerbang hingga masuki wilayah hingga Desa Abbanuang yang terletak posisinya paling dalam.
Semisal di wilayah Desa USA sebagai contohnya merupakan jalan yang kerap dilalui oleh kendaraan pengangkut bahan material sejumlah tambang galian C didaerah tersebut, yang dilintasi puluhan kendaraan truck yang bolak balik menjalankan bisnisnya.
Begitupun dengan Jalan Desa Mico yang berada setelah Desa USA yang kondisi jalannya lebih parah lagi hingga membuat masyarakatnya mengeluh.
Tidak ketinggalan Desa Abbanuang yang juga berada setelah Desa Mico. Kedua Jalan Desa ini terlihat seperti dihadiahi pohon pisang oleh warganya.
Warganya memasang sejumlah pohon pisang hampir menutupi seluruh badan jalan, harapan mereka menurut informasi selain berarti dilarang melintas jalan tersebut, ada harapan minta segera mendapat perbaikan agar seluruh masyarakat yang mempergunakannya bisa merasa nyaman.
Sungguh pemandangan yang buruk rupa serta tidak nyaman yang dirasakan juga bagi para pengguna jalan lainnya saat terpantau batarapos.com, yang tidak mengetahui siapa yang melakukan hal tersebut.
Jalan penghubung antar Desa yang ada di Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan ini terkesan terbengkalai, bahkan sulit diakses kendaraan dari pandangan langsung.
Akses jalanan tersebut dari pantauan kondisinya berlumpur dan licin hingga terjadi genangan air yang kerap meluap ke badan jalan saat musim hujan. Membuat jalan sebahagian bergelombang cukup parah. Membuat kendaraan roda dua bisa terjatuh apabila tidak berhati-hati.
“Itu tanaman pisang di (Desa), Mico sudah lama pak warga yang tanam. kalau ini di(Desa), Abbanuange baru-baru ini. Sering juga anak-anak memancing (di jalan), baru naposting di facebook“, jelas warga Abbanuang kepada batarapos.com.
Warga masyarakat setempat telah berupaya membantu pemerintah setempat begitupun dengan sebaliknya.
“Sudah sering mi warga perbaiki ini jalan tidak ada perhatian pemerintah Desa, kemarin itu warga sudah belikan timbunan (dan), rusak lagi. Puluhan tahun ini jalan begini”, tambah warga yang ada di Dusun dua.
Warga Desa Mico lainnya juga menuturkan kerusakan jalan antar Desa ini menurutnya bukan karena kurang perhatian dari pemerintah Desa semata. Melainkan juga kurangnya kesadaran pedagang yang keluar masuk mengangkut hasil bumi warga dengan kapasitas yang berlebihan.
“Biasa setiap hari masuk muat disini waktu musim jagung mobil truk besar kapasitas sepuluh ton sampai tujuh belas ton. Dulu pak Desa Mico membatasi (muatannya), kadang tiga ton saja. Tapi masalahnya juga biar timbunan bagaimana caranya (karena), banyak pedagang jagung keluar masuk muatan sepuluh ton lima kali lewat setiap hari (saat), musim hujan (hancur juga jalan), baru pak Desa disalahkan”, beber warga Mico, Sabtu, (30/5/2020).
Masyarakat tersebut juga berharap kepada warga lainnya agar tidak melakukan hal seperti ini dengan menanam sejumlah pohon pisang dibahu jalan.
“Biarpun masalahnya parah toh tapi jangan tanam (pohon pisang) ditengah jalan, kamu yang sendiri pergi protes atau apalah sama Kepala Desa, kalau begitu kan seakan kepala Desa disalahkan. Kalau fikiran saya, tapi tidak tahu warga lain”, tambahnya lagi. (Yusri).