Morut, batarapos.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali Utara secara resmi me-launching program penanaman jagung sebagai salah satu komoditas unggulan.
Hal itu ditandai dengan penanaman perdana bibit jagung di lokasi Kelompok Tani (Poktan) Pelita Kuse Desa Peleru, Kecamatan Mori Utara, Selasa sore (26/4/2022).
Penanaman perdana tersebut dihadiri Gubernur Sulteng diwakili Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah Nelson Metubun, SP, Bupati Morut Delis Julkarson Hehi, Wabup H Djira K, Dandim 1311 Morowali Letkol Inf Constatinus Rusmanto, Kacabjari Kolonodale Andreas Adjie, dan Kepala Dinas Pertanian Morut Abbas Mato’ori.
Selain itu, juga tampak hadir pimpinan Bank Sulteng Cabang Morut Sutikno S. Intam, SE, Ketua DPRD Morut Hj Megawati Ambo Asa, Kadis Perikanan Yunber Bamba, Kadis P2KBP3AD Romelius Sapara, Sekdis Pertanian Jasrion Ampugo, Camat Mori Utara, para penyuluh pertanian, serta anggota kelompok tani setempat.
Selain penanaman perdana, di lokasi itu juga dilakukan penandatanganan MoU (memorandum of understanding) antara pihak terkait yakni Bank Sulteng, PT. Morut Mandiri Cemerlang dengan perwakilan kelompok tani.
Gerakan tanam jagung yang diluncurkan itu merupakan bagian dari program Pajeko (pengembangan jenis komoditi unggulan).
Sebelumnya pada pagi hari, Bupati Morut juga meluncurkan program khusus pengentasan kemiskinan dan stunting yang diberi nama program Gempar (Gerakan Pemanfaatan Pekarangan). Kegiatan tersebut berlangsung di Desa Maralee, Kecamatan Petasia Barat.
Bupati Delis mengungkapkan, program kerjasama antara para pihak dalam program pengembangan komoditas jagung ini sangat menguntungkan para petani terutama dalam hal permodalan, penanaman yang benar, dan akses pasar.
Modal itu disiapkan oleh pihak perbankan melalui dana KUR (Kredit Usaha Rakyat).
“Masalah ini diharapkan sudah teratasi dengan penandatanganan MoU saat ini. Tinggal bagaimana mengawalnya ke depan,” ujar bupati.
Dijelaskan selanjutnya, dalam kerjasama ini misalnya disiapkan oleh Bank Sulteng, lalu pendampingan teknis dari penyuluh pertanian dan konsultan yang disiapkan oleh PT. Morut Mandiri Cemerlang (MMC).
Dalam perjanjian itu juga disebutkan bahwa hasil panen jagung petani ditampung (dibeli) MMC sebagai off taker. Nantinya akan ada perjanjian kontrak harga agar harga tidak dipermainkan terutama pada panen raya.
Biasanya saat panen raya, harga akan turun karena banyaknya produksi. Kasus semacam ini tidak akan terjadi lagi karena ada kontrak harga yang ditetapkan antara petani dengan PT. MMC.
Bupati menambahkan, petani yang mengikuti program penanaman jagung ini mendapatkan banyak kemudahan dan keuntungan. Petani tidak pakai agunan, hanya modal tenaga. Risiko akan ditanggung oleh pihak perusahaan yakni PT. MMC.
“Sekali lagi, program ini sangat membantu petani. Ini kami lakukan untuk membantu petani kita,” tambah Bupati Delis.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Morut Abbas Mato’ori melaporkan, pengembangan komoditas unggulan jagung melalui program Pajeko dimaksudkan agar masyarakat terlepas dari persoalan selama ini yang menyangkut permodalan, sarana serta akses penjualan hasil panen.
Menurutnya, pada tahun 2022 ini dicanangkan 200 hektare untuk pengembangan jagung dengan memanfaatkan dana KUR.
Tim batarapos.com/RD/MCDD