Bone, batarapos.com – Nasib Sawia (70) Warga Dusun Kampung Baru ( Malaka ) Desa Mattaropuli, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Yang tinggal seorang diri didaerah terpencil jauh dari pemukiman warga.
Rumah panggung ukuran sekitar 5 X 7 meter persegi yang ia miliki kondisinya sudah mau rubuh dan sangat memperihatinkan.
Atap rumah yang digunakan terbuat dari anyaman daun rumbia serta dinding dari (bambu gamacca) yang sudah lapuk dan bocor.
Untuk keperluan sehari-hari seperti memasak, Sawia masih menggunakan kayu bakar lantaran tidak memiliki uang untuk membeli tabung dan kompir gas.
Belas kasih tetanggalah yang saat ini sebagai tumpuan nenek Sawia untuk penyambung hidup.
Saat hujan, rumahnya kerap kebanjiran lantaran atap rumahnya sudah banyak yang berlubang, air pun tak sungkan jatuh ditempat tidurnya.
Atap rumahnya telah dipenuhi plastik recehan, pasalnya ia hanya mampu menempel atap yang sudah bocor parah menggunakan plastik.
Untuk penerangan saat malam hari Nenek Sawia menggunakan obor yang dibuatnya sendiri.
Nenek Sawia saat masih sehat, bekerja sebagai buruh panen disawah orang lain yang diupah untuk kebutuhan makan sehari harinya.
“Waktu saya masih sehat, saya sering pergi bantu warga potong padi, tapi sekarang saya sudah sakit-sakitan, sudah tua” Kata Sawia.
Dulunya saat Raskin masih dibayar, Nenek Sawia mendapat jatah itu, namun saat ini namanya dihapus dari daftar penerima raskin.
“Dulu adaji bantuan beras, tapi sekarang sudah tidak ada lagi bantuan saya terima ” Ucapnya menggunakan bahasa daerah.
Nenek Sawia memiliki dua orang anak, yang saat ini tinggal jauh bahkan ada yang merantau ke Malaysia yang tidak diketahui lagi kabarnya
“Saya punya anak tinggal dipalakka (Bone) ada juga yang merantau di Malaysia yang sampai sekarang tidak pernah pulang dan tidak ada kabar” Tuturnya dengan raup wajah yang sedih.
Saat ini Nenek Sawia memanfaatkan beras hasil pembagian zakat saat idhul Fitri lalu, beras itulah yang dimasak sedikit demi sedikit untuk bertahan hidup.
“Alhamdulillah, kemarin waktu idul fitri saya diberikan beras zakat fitra oleh menantunya imam Desa, itu mi saya makan sampai sekarang” Ungkapnya.
Saat dikonfirmasi, Nusing warga setempat menuturkan bahwa keberadaan nenek Sawia di rumah itu sudah lama, dan sejak lama ia hidup sendiri.
“Sudah lama ini nenek tinggal disini, sejak itu memang dia hidup sendiri setelah anaknya merantau danbtinggal ditempat lain” Katanya.
Dulunya area ini terdapat banyak rumah, namun perlahan warga lain pindah ke tempat yang lebih dekat dari kampung serta mudah diakses.
“Tiga rumah disini tidak pernah menikmati aliran listrik, tapi kita maklumi karena memang cuma tiga rumah” Cetusnya. (Yusri).
https://youtu.be/-NgMxaWnZi0