Luwu Timur, batarapos.com – Petani di dusun Sumbernyiur, desa Lampenai, kecamatan Wotu kabupaten Luwu Timur, keluhkan jalan tani terlalu lama ditutup.
Jalan yang ditutup ini menggunakan material pasir dan batu pecah adalah satu-satunya akses alat pertanian petani untuk ke sawah, mengingat saat ini sedang turun sawah atau musim tanam, meskipun jalan itu bisa dilalui kendaraan roda dua.
Bakri salah satu petani mengatakan bahwa memang ada akses lain selain jalan yang ditutup sekarang, namun menurutnya, jika melalui jalan itu petani harus mengeluarkan biaya tambahan, alias ongkos muat alat pertanian.
” Ini jalan pintas yang dekat dengan sawah kami tapi terlalu lama ditutup, kita mau lewat jalan lain bawa alat pertanian tapi harus melingkar dan keluarkan biaya sewa muat alat, sementara sawah teman disitu tidak lama dijadikan, kalau sudah jadi tidak bisa lagi dilewati,” Katanya.
Keberadaan tumpukan material ini juga dipertanyakan warga, pasalnya tidak ada papan proyek di lokasi material sehingga mereka tidak bisa dipastikan jika ini adalah proyek, bahkan tumpukan material itu sudah hampir sepekan menetup jalan disertai papan imbauan.
” Ini material sudah hampir satu minggu, apakah ini proyek atau atau swadaya, kalau proyek pasti ada papan proyeknya, tapi ini tidak ada, dibilang swadaya tapi ada papan imbauannya,” Ujar Bakri.
Kepala Desa Lampenai M. Saenal Bachri pun mengaku tidak ada konfirmasi pihak rekanan maupun pihak Dinas terkait keberadaan material tersebut, jika memang material itu untuk proyek.
” Tidak tahu itu, karena selama ini tidak pernah ada konfirmasi, karena biasanya kalau ada begitu minimal diinfokan untuk MC nol nya, tapi tidak ada,” Ujar M. Saenal Bachri kepada batarapos.com.
Terpisah, Hj. Salma salah satu warga kecamatan Wotu mengaku sebagai kontraktor proyek tersebut, dirinya juga mengaku material itu memang untuk proyeknya, namun dia mengungkapkan bahwa proyek itu milik saudaranya, dia hanya diberikan untuk dikerjakan.
” Saya yang kerjakan itu proyek, bukan saya punya, tapi punya saudara, hanya saya yang kerjakan,” Ungkapnya.
Ditanya soal keberadaan material pasir dan batu pecah dilokasi serta mekanisme kerja yang kabarnya harus menggunakan truck mixer untuk rabat beton tidak dengan cara manual menggunakan molen, dirinya berdalih bahwa mixer dan moleng sama saja.
Tim batarapos.com