18 April 2024, 7:11 pm

Pria Bertato di Lamuru Ngamuk Dalam Kampung Pakai Tombak, Ini Yang Terjadi

Bone, batarapos.com – Polisi belum berhasil mengamankan terduga pelaku untuk diproses sesuai hukum yang berlaku, kendati beberapa korban sangat keberatan dan telah melaporkan peristiwa insiden ini.

Seperti akibat ulahnya sendiri, lelaki berinisial RG warga Desa Seberang, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Sepertinya harus berurusan dengan aparat penegak hukum guna mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Pasalnya ia dilaporkan oleh seseorang bernama Mansur, domisili Dusun Cempa, Desa Padae, Kecamatan Lamuru yang keberatan atas tindakan membahayakan jiwa orang lain serta sangat meresahkan warga, berdasarkan bukti laporan polisi dengan nomor polisi B/02/II/2022/Reskrim sejak pada Sabtu malam 12 Februari 2022 lalu.

RG sendiri dilaporkan polisi usai mengamuk dengan memakai senjata tajam yang telah disiapkan terlebih dahulu saat itu sejak dari rumah kediamannya. Akibat aksinya membuat warga Dusun Cempa (Galung Langie) lainnya dibuat sangat panik dan ketakutan hingga tidak bisa berbuat apa-apa juga tidak berani keluar dari rumah mereka.

Bahkan masyarakat sekitar telah mengenalnya sebagai sebagai sosok preman bertato saat insiden tersebut nyaris melukai beberapa orang korbannya. Dimana ketika saat sempat naik ke salah satu rumah warga bernama Basri yang tidak lain menantu dari kepala RT setempat ketika kejadian peristiwa terjadi. Karena tidak ada yang merespon amarah terduga pelaku atau terlapor RG yang belum berhasil mendapatkan korban-korban secara langsung, kemudian tingkahnya semakin menjadi-jadi dengan kembali mendatangi rumah Kepala RT lainnya diketahui bernama Takin.

Saat menantang beberapa warga sekitar dengan suara teriakan sangat keras disertai kata-kata penghinaan kotor serta tidak senonoh lagi jorok yang terus dilontarkan dari mulutnya, terlapor ketika itu juga terlihat oleh semua saksi yang menyaksikan saat sedang beraksi menakut-nakuti mangsanya dengan sambil memegang senjatanya berjenis tombak yang telah terhunus terlebih saat memasuki area pekarangan rumah Kepala RT.

Parahnya dan sangat disesalkan banyak pihak, RG bahkan sempat merusak salah satu pintu kamar mandi hingga berbekas penyok. Kerusakan rumah ini juga tidak luput terdengar para warga melalui suara hasil pukulan benturan keras benda tumpul sampai mengagetkan pendengaran telinga pemiliknya. Diduga padahal RG dalam kondisi sadar namun benar-benar punya niat untuk melakukan pembunuhan terhadap seseorang.

Melihat dan mendengar peristiwa insiden ini tidak hanya datang dari Keluarga Kepala RT melainkan warga masyarakat lainnya satu wilayah lingkungan yang sama. Suasana dalam kampung tersebut telah dibuat menjadi geger seketika. Khususnya Dusun Cempa.

Malam itu menurut cerita keterangan warga masyarakat yang telah sontak dibuat panik terlebih ketakutan bahkan mereka tidak berani bersuara sedikit pun, begitu juga bersama warga lainnya yang berada disekitar, mengaku hanya bisa berdiam diri didalam rumah untuk mendengar kata-kata kotor yang terus dilontarkan dari mulut dan lidah RG.

Tidak cukup sampai disitu, lelaki bertubuh kekar ini bahkan juga mendatangi menantu Bakin lainnya bernama Mansur sebagai pelapor pada aparat kepolisian, untung saja dia ditemanai bersama rekannya bernama Nawa malam itu.

Saya tidak tahu masalah, tiba-tiba saya didatangi dan mempertanyakan mertua saya dengan membawa tombak, (RG) bertanya sama saya, kamu menantunya Bakin? jadi saya jawab iya, kenapa? tiba-tiba dia langsung membuka sarung tombaknya dan mundur ambil posisi (dengan maksud hendak menusuk tubuh saya) tapi ada temanku (Nawa) langsung menghadang (RG)”, tutur Mansur.

Setelah disadari oleh korban bahwa dibalik amarah RG rupanya telah tersirat menyimpan dendam kesumat selama ini kepada ketua RT Dusun Cempa sejak satu tahun yang lalu. Gegara hanya persoalan sepele.

Hal ini juga dipaparkan Takin (54) yang diketahui bahagian dari salah satu korban lalu menceritakan kronologis peristiwa yang diduga turut berkaitan dengan kejadian pada waktu setahun yang lalu tersebut. Menurutnya kala itu dimana keduanya menghadiri pesta hajatan dikediaman salah satu warganya.

Selaku Kepala RT saat itu tengah sibuk menjamu tamu undangan, sebaliknya RG sedang asyik bernyanyi diiringi musik karaoke jenis layar yang disewa oleh pemilik rumah sebagai hiburan namun tidak disangka sebuah kesalah fahaman terjadi antar keduanya dan berujung cekcok mulut hingga nyaris adu jotos dengan RG.

Waktu itu pemilik layar (Musik karaoke) sampaikan kepada saya dia bilang bagaimana ini waktunya sudah habis saya mau pulang (terus) masih ada orang menyanyi (dan) kebetulan (Inisial RG) yang menyanyi saat itu, saya bilang (kepada pemilik karaoke menjawab pertanyaannya) tidak apa, karena keluarga semua yang bernyanyi”, cerita ketua RT Dusun Cempa. Jumat (18/2/2022).

Karena pemilik alat karaoke mendesak minta musik segera dihentikan karena hendak pulang karena waktunya juga telah habis lalu maka kemudian Takin pada saat itu langsung menyampaikan kepada warga ditempat layar musik  yang sedang menyala berbunyi kemudian menyampaikan permintaan tersebut sambil memohon maaf lantaran waktu perjanjian dengan pemilik alat layar karaoke sudah melewati batas yang disepakati.

Dimana berselang beberapa menit setelah pemilik layar membereskan alat musiknya tiba-tiba saja RG kembali mendatangi acara hajatan dan langsung menghampiri Ketua RT yang saat itu tengah melayani tamu undangan lainnya.

Dia bilang sama saya, siapa yang suruh matikan tadi layar karaoke?, pak Kepala Dusun (Jusman S) kah? jadi waktu itu pak Dusun menjawab, kenapa? Tapi saya langsung tegur kepala Dusun dan menyuruh untuk pulang“, pungkasnya.

Suasana saat itupun menjadi gaduh atas adu mulut antara kepala RT dengan RG bahkan emosi RG juga memang saat itu tidak terkontrol sampai berhasil melapaskan tendangan kearah Takin namun berhasil dihindari korban. Namun untungnya perseturuan keduanya tidak berlangsung lama setelah anak kandung Takin dibantu warga lainya menghalangi RG.

Sudah tiga kali (RG) mengamuk, (dan) warga disini takut (apalagi) kalau dia marah pakai senjata tajam makanya tidak ada yang berani nasehati”, cetusnya.

Sebagai orang yang dituakan di kampung Dusun Cempa, Kepala RT tentu sangat menyayangkan perbuatan RG terlebih telah mengancam jiwanya dan juga keluarganya bahkan selama kurang lebih 40 tahun menjabat sebagai bagian dari pemerintah Desa, Takin mengaku baru kali ini diperlakukan seperti itu hingga dilontarkan kata-kata tidak senonoh.

Saya penduduk asli Galung Langinge (Dusun Cempa) tidak pernah diperlakukan seperti ini (bahkan) sebelumnya warga penduduk Dusun Cempa aman saja dan hidup rukun“, imbuhnya.

Kasus pengancaman disertai perbuatan yang tidak menyenangkan itu, Takin meminta kepada aparat penegak hukum agar laporan pengaduan yang dibuat menantunya Mansur agar ditindak lanjuti.

Sangat keberatan, apalagi warga Dusun Cempa (Galung Langie) sudah merasa terganggu bahkan telah resah dibuatnya”, terangnya.

Sementara itu terduga pelaku atau terlapor inisial RG yang sebelumnya juga telah berhasil dikonfirmasi beberapa waktu lalu dikediamannya, saat mengetahui dirinya telah dilaporkan dan terancam hukuman penjara dalam masa waktu yang cukup lama telah mengakui perbuatannya bahkan terlontar ucapan penyesalan.

Senang hati aku kalau ada perdamaian, tapi bagaimana kalau tidak ada orang tua yang mau nasehati kita, kita butuh nasehat ceritanya kan dan itu yang aku tunggu (dan) seandainya awalnya ada begitu mungkin tidak terjadi seperti itu kan“, ucap RG dengan nada penyesalan.

RG juga mengaku dari sejak lama sudah ingin menyapa Kepala RT (Bakin) namun ia merasa malu dan sungkang terlebih saat berpapasan ditengah jalan.

RG juga membeberkan saat malam kejadian itu, ia mengaku dibawah pengaruh emosiaonal yang tidak bisa terkontrol lagi, namun dirinya membantah keras jika melakukan penganiayaan kepada Mansur.

Saya tidak pernah menganiaya Mansur malam itu (waktu kejadian) saya hanya bertanya (Setelah dijawab) saya suruh pulang. Dan memang waktu itu saya bawa (senjata tajam) tombak“, jelas RG.

Dikabarkan sejak kasus yang menimpa keluarga Kepala RT Dusun Cempa (Galung Langie) pada Sabtu malam 12 Februari 2022 terduga pelaku belum diamankan oleh aparat kepolisian dan masih berkeliaran bebas dilingkungan penduduk sekitar dimana pernyataan pelapor juga tetap pada pendiriannya menuntut proses hukum yang berlaku.

Tim batarapos.com/Yusri

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan