Luwu Timur, batarapos.com – PT Cipta Aksara Perkasa diduga lakukan penipuan terhadap rekan kerjanya pada tahun 2018 lalu sebanyak 446 juta.
PT Cipta Aksara Perkasa yang dinahkodai oleh Muhammad Ghifari adalah perusahaan pelaksana kegiatan proyek Preservasi jalan dan rekonstruksi jalan Trans Sulawesi di Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan senilai 37 Milyar.
Anwar adalah korban dugaan penipuan, Anwar bekerja sebagai subkon di perusahaan itu, namun upah dan harga material tak kunjung dibayar oleh Perusahaan terhadap korban sebanyak 446 juta lebih.
Sebelumnya pada tahun 2019 lalu, Anwar sempat menyandra beberapa barang perusahaan dengan niat pihak Perusahaan akan membayar dana tersebut, namun saat itu, proyek tersebut tidak dapat di PHO jika barang yang disandra tidak dipasang.
Sehingga disepakati didepan penyidik Reskrim Polres Luwu Timur bahwa barang tersebut akan dikembalikan dengan catatan setelah pencairan dana proyek, perusahaan akan membayar seluruh tunggakan ke korban yang saat itu sebagai penjamin adalah pihak Perusahaan yakni Yusran.
Namun nahas, bukannya menerima dana, kontak korban justru diblokir oleh pihak Perusahaan setelah dana proyek dinyatakan cair.
Sehingga pada bulan Januari 2020 lalu, korban kembali ke Mapolres Luwu Timur membuat laporan pengaduan dengan harapan pihak Kepolisian Resor Luwu Timur memanggil pihak perusahaan.
“Saya sudah ditipu, karena mulai tahun 2018 lalu dijanji terus, sampai kontak saya semua diblokir, padahal dananya sudah cair, saya sangat berharap atas laporan saya di Polres Luwu Timur 10 bulan yang lalu bisa direspon, kasihan kami ini yang sudah ditipu” Ungkap Anwar yang kondisinya saat ini sedang sakit.
Korban meminta kepada penyidik Polres Luwu Timur agar serius menanggapi laporan korban, dimana korban saat ini dalam kondisi sakit.
Informasi yang dihimpun batarapos.com dari salah satu pihak perusahaan bahwa Muhammad Ghifari selaku pemilik PT Cipta Aksara Perkasa saat ini berada di Ternate dan kabarnya sebagai Ketua garda pemuda Nasdem Maluku Utara. (HS).
