Luwu Timur, batarapos.com – Puluhan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Kesehatan Menggugat melakukan aksi demo di jalan poros Trans Sulawesi, Kecamatan Burau, Luwu Timur, Senin (23/12/19).
Dikawal puluhan personil Polres dan Polsek, massa aksi menuntut Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Kesehatan Luwu Timur untuk mencopot Kepala Puskesmas Burau (Nurhapiah Hafid) dari jabatannya.
Massa aksi menilai Kepala Puskesmas tebang pilih dalam memberikan pelayanan, diantaranya yang tertuang dalam selembaran kertas yang dibagikan oleh massa aksi adalah, adanya pasien yang meninggal dunia tujuh bulan lalu di PKM Burau, saat hendak dipulangkan ke rumah duka keluarga almarhum meminta agar difasilitasi mobil Ambulance namun tidak digubris dengan alasan tidak SOP.
Namun lain halnya terhadap keluarga perawat yang juga meninggal dunia di PKM Burau, saat jenazahnya dipulangkan ke rumah duka pihak PKM Burau menggunakan mobil Ambulance, hal tersebut memancing reaksi masyarakat.
“Sekitar tujuh bulan lalu ada warga meningal dunia di PKM diminta mobil Ambulance untuk mengantar tapi katanya tidak SOP, tapi kenapa saat keluarga perawat yang meninggal di PKM bisa menggunakan mobil ambulance apakah itu sesuai SOP juga,” Kata Jenlap Aksi (Alfian).
Tak hanya itu yang disuarakan massa aksi, mereka juga menyuarakan terkait tersisa satu dokter yang bertahan di Burau melayani 18 Desa, yang mana satu orang dokter umum tenaga upah jasa mengundurkan diri yang diduga akibat sifat arogan Kapus.
“Itu juga persoalan dokter yang sekarang tersisa satu dokter melayani 18 Desa, apa bisa maksimal dengan satu tenaga dokter, mereka mengundurkan diri diduga karena arogan Kapus, dan masih banyak lagi masalah,” Ucap Alfian.
Meski sempat tegang antara massa aksi dan beberapa orang yang memaksa membubarkan barisan aksi, namun aksi ini berkhir tertib dan damai tanpa memghambat lalulintas kendaraan di poros Trans Sulawesi. (***).