20 Juni 2025, 4:41 am

Simulasi Rencana Tindak Darurat DAM Sungai Larona PT Vale

Luwu Timur, batarapos.com – Rabu pagi, 18 Juni 2025, di Ibu Kota Malili yang tenang dan nyaman tiba – tiba berubah jadi mencekam.

Suara sirene meraung didalam kota Malili, Tangisan, teriakan minta tolong terdengar dimana – mana, ambulan terlihat lalu lalang  membawa warga yang sakit.

Tim Fire Rescue  dan Tim Emergency Response Group (ERG ) PT Vale, Aparat TNI, Polri dan Tim Sar tampak kerepotan mengevakuasi warga Malili ketempat yang aman. Suasana Kepanikan tidak bisa dihindari lagi.

Dalam waktu singkat  tenda darurat bencana sudah dipenuhi warga yang terluka, petugas medis berjibaku memberikan penanganan darurat.

Lapangan merdeka Malili seketika sudah dipenuhi pengungsi dari warga Desa Wewangriu, Laskap, Kelurahan Malili, dan warga Balantang. Dapur Umum Tagana Dinsos Lutim juga sudah beroperasi untuk menyuplai makanan pada korban dan pengungsi.

Inilah Simulasi Rencana Tanggap Darurat ( RTD) Bendungan Seri Sungai Larona PT Vale Indonesia yang berkolaborasi dengan  Pemkab Lutim yang melibatkan banyak pihak.

Dalam simulasi ini, dianggap tiga buah Dam PT Vale Pecah akibat bencana gempa yang disertai curah hujan yang sangat tinggi.

” Tidak ada diantara kita yang menginginkan bencana itu datang, namun tidak juga diantara kita bisa memprediksi kapan bencana itu datang, tapi kita tidak ingin menunggu bencana itu datang baru melakukan persiapan mitigasi bencana. ” Ungkap M. Iqbal Alfarobi Head of Mine Operation Sorowako.

Menurut Iqbal, Terakhir Simulasi ini pernah  lakukan ditahun 2019. Secara prosedur simulasi ini harus lima tahun, namun kali ini kita mundur setahun tapi tidak mengurangi semangat kita untuk tetap melaksanakan simulasi penanganan bencana.

Sejatinya simulasi ini untuk mengetahui sekaligus mengevaluasi kesiapan kita semua dalam menghadapi bencana, ketika terjadi situasi darurat seperti apa tindakan yang harus kita lakukan untuk meminimalisir korban.

Kami juga kata Iqbal, akan mengaktifkan operasional crisis management team
yang berpusat di Sorowako, dan dari Sorowako akan terkoneksi dengan crisis managemen team yang ada di Jakarta. Karena untuk skala emergency yang akan kita simulasikan ini sudah masuk level corporate. Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya karena kegiatan ini melibatkan kolaborasi banyak pihak, mudah – mudahan kegiatan ini ada manfaatnya bisa dikoreksi jika masih ada kelemahan. ” Ungkapnya

Dalam dokumen RTD yang sudah dirumuskan PT Vale, secara umum berdasarkan bahaya dibagi dalam Empat  status bahaya yaitu : Waspada Satu, Waspada Dua, Siaga dan Awas.

Status Waspada Satu, status ini adanya indikasi menunjukkan awal permasalahan yang memerlukan pemantauan instensif, karena berpotensi berkembang yang membahayakan bendungan.

Tindakan yang dilakukan, pengelola bendungan adalah meningkatkan frekwensi pemantauan terhadap situasi yang terjadi.

Status Waspada Dua : status ini ditetapkan jika permasalahan yang terdeteksi memerlukan observasi secara terus menerus selama 24 jam atau telah terjadi kerusakan fisik yang memerlukan perbaikan dan pembatasan operasi.

Masalah berkembang perlahan namun berdasarkan evaluasi ahli bendungan, problem di bendungan masih dapat diatasi.

Tindakan yang dilakukan, pengelola bendungan segera melakukan perbaikan dan jika perlu melakukan  buka air waduk. Dalam hal ini PT Vale Indonesia melaporkan situasi ini kepada Bupati Luwu Timur. Tembusan kepada BPBD Lutim, Kapolres Lutim, dan Dandim Palopo. Untuk bersiap siaga. Selain itu lapiran juga ditembuskan kepada Balai Teknik Bendungan,  dirjen SDA, lalu Bupati Luwu Timur secara resmi menetapkan Status Waspada Dua.

Status Siaga : Status ini ditetapkan jika status siaga dua berkembang dan memburuk. Dan berdasarkan evaluasi ahli kemungkinan hasil perbaikan hanya sekitar 50 Persen.

Tindakan yang dilakukan : Pengelola bendungan segera melakukan perbaikan dan menurunkan muka air waduk jika diperlukan serta membunyikan sirene siaga.

Pemimpin pelakasana RTD segera melaporkan kondisi ini  kepada Bupati Luwu Timur, BPBD Lutim, Kapolres Lutim, Dandim Palopo dan pihak lain yang terkait, untuk mulai memberikan peringatan bahaya dan melakukan evakuasi pada warga yang rentan yang tinggal diseberang sungai.

Selanjutnya Bupati Luwu Timur secara resmi mengumumkan status Siaga serta menginstruksikan kepada BPBD untuk melakukan koordinasi penanggulangan bencana. BPBD selaku koordinator penanggulangan bencana mengarahkan kepada masyarakat untuk mengungsi ketitik kumpul yang telah ditetapkan.

Hal yang perlu disiapkan saat mengungsi : Simpan dokumen penting, letakkan barang berharga ditempat yang lebih tinggi, bawa pakaian secukupnya, matikan  sumber listrik dan api, kunci pintu rumah sebelum meninggalkan rumah.

Perioritas Evakuasi : anak – anak dibawah usia 12 Tahun, Lansia diatas 60 tahun, penyandang disabilitas atau orang sakit, ibu hamil, perempuan, dan laki – laki.

Status Awas. : Status awas berlaku jika persoalan berkembang sangat cepat, upaya perbaikan tidak berhasil, dan bendungan diperkirakan akan segera runtuh, sehingga air akan keluar tanpa kendali.

Tindakan yang dilakukan : Pengelola bendungan harus segera menurunkan muka air waduk secepatnya serta membunyikan sirene siaga.

Pemimpin pelaksana RTD melaporkan kejadian ini kepada Bupati Luwu Timur. Dengan tembusan kepada BPBD Lutim, Kapolres Lutim, Dandim Palopo dan pihak terkait untuk mulai melaporkan evakuasi pada seluruh penduduk yang terkena resiko. Bupati Lutin secara resmi mengumumkan status Awas dan menginstruksikan kepada BPBD untuk melakukan koordinasi penanggulangan bencana. BPBD selaku koordinator penanggulangan bencana menginstruksikan kepada masyarakat untuk mengungsi ketitik kumpul dan memindahkan penduduk kelokasi pengungsian.

Setelah kondisi dinyatakan aman, PT Vale membunyikan sirene terkendali. Dan Bupati Luwu Timur secara resmi mengumumkan pengakhiran secara resmi status darurat bencana. Dan meminta kepada BPBD untuk melakukan  koordinasi pengakhiran kondisi darurat bencana.

Belum banyak yang mengetahui ternyata PT Vale sudah punya Pasukan Khusus dalam hal penanganan bencana alam.

Tim Khusus ini bernama Emergency Response Group (ERG). Sebuah tim yang sangat terlatih untuk diterjunkan dalam misi kemanusiaan di lokasi bencana.

Tim ini sangat lengkap, mulai dari scurity sampai dokter ada didalam tim ERG ini. Sudah berpengalaman  diterjunkan dalam misi kemanusiaan di Gempa Palu,  Gempa Aceh, Penanganan Pengungsi Smeru, Banjir Bandang Luwu Utara dan Terakhir Banjir Bandang Kabupaten Luwu.

Dalam simulasi RTD ini Vale kembali menerjunkan Tim ERG untuk memperlihatkan kepiawan mereka dalam melakukan evakuasi warga Desa Wewangriu yang terancam terbawa air bah dari sungai Larona.

Mereka bertindak sangat taktis,  cepat dan terukur, selain itu juga bisa memberikan pertolongan medis jika mendapati korban yang luka atau patah.

Rauf Dewang Eksternal PT Vale menjelaskan, Tim ERG ini adalah Tim Tanggap Darurat PT Vale yang terdiri dari individu – individu yang terlatih dan disiapkan untuk merespons situasi darurat seperti kebakaran, kecelakaan, atau bencana alam.

” Tugas utamanya adalah untuk melindungi orang, meminimalkan kerugian, dan mengembalikan kondisi normal secepat mungkin. ” Ujar Rauf Dewang.

Bupati Lutim Irwan Bachri Syam  dalam sambutannya mengatakan, sebagai pemerintah daerah ia berterimakasih dan mengapresiasi atas kegiatan simulasi RTD untuk tiga bendungan kita yang ada di Sungai Larona.

Menurut Irwan Bachri Syam, memang bicara dampak, bila mana terjadi bencana, yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat  yang ada di ibu kota Malili ini, air yang dari tiga danau ini hilirnya ada di sungai malili.

Disana ada Sekitar 12 Ribu masyarakat yang akan terdampak manakala terjadi troble di Tiga Buah Dam PT Vale. Berdasarkan hitungan jika terjadi bencana itu kerugian yang dialami hampir 300 Miliar.

” Mudah – mudahan itu tidak terjadi dan ini jadi doa kita semua, sehingga saya sangat mengapresiasi, berterimakasih atas kegiatan ini karena ini merupakan mitigasi bencana buat kami. ” Ujar Ibas.

Ia berharap kegiatan ini bisa dilakukan tiga tahun sekali, karena kita ini hidup di daerah bencana perlu meningkatkan kewaspadaan.”Tutupnya.

Simulasi ini melibatkan warga di Empat Desa yakni, Desa Wewangriu, Desa Laskap, Desa Balantang dan Desa Pongkeru.

Ranti, warga Wewangriu, yang melakoni peran ibu hamil dalam simulasi itu mengaku simulasinya berjalan seolah – olah benar terjadi. Ia sempat merinding berperan sebagai ibu hamil yang dievakuasi oleh tim penyelamat dari Vale. Ia melihat situasi kepanikan itu ia sempat membuat dirinya linglung.

” Yang jelas bagus ini simulasi, karena kita sudah paham kemana harus berkumpul untuk dievakuasi. ” Kuncinya.

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan