2 Juli 2025, 9:10 am

Warga Miskin Ujung Lamuru Dipasung Hampir 2 Tahun dan Merasa Tersiksa!

Bone, batarapos.com – Sungguh malang nasib Hj. Nupe, warga miskin asal Desa Ujung Lamuru, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Janda 3 anak ini tinggal disebuah rumah panggung reot bersama ke tiga keluarga lainnya yakni Boddong (81), seorang janda lansia yang merupakan mertuanya, dan cucunya Arsil (7), serta anaknya Hermawan (31).

Kisah hidup warga miskin ini rupanya sangat mengiris hati mendengarnya, terlebih melihat  kondisinya. Sebelum menjadi peserta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), sekitar 7 bulan yang lalu menurut pengakuannya, keluarga ini hanya mendapat belas kasihan dari kerabat dan tetangganya.

Tidak ada perhatian dari pemerintah sebelumnya. Yang lebih menyakitkan hatinya lagi selama ini, anaknya Hermawan yang merupakan tulang punggung keluarga malah dipasung oleh adik kandungnya atas nama H. Antirman dibantu oleh warga lantaran diduga mengalami gangguan kejiwaan.

Namun Hj. Nupe mengaku tidak bisa berbuat banyak lantaran merasa takut kepada pihak keluarganya, terlebih adiknya (H. Antirman) Ia hanya bisa bersedih dalam hati dan menangis ketika darah dagingnya itu menjerit kesakitan dan ingin dilepaskan.

Sering marah (Hermawan), berteriak apa kesakitan. Dia bilang sama saya kenapa mukasih beginika mauki bunuhka“, tutur Hj. Nupe dengan mata berkaca-kaca menirukan bahasa anaknya.

Upanya untuk melepaskan pasungan kedua kaki Hermawan rupanya sudah tempuh Hj. Nupe bahkan ia pernah bermohon kepada kepala Dusun sampai  kepala Desa. Namun niat itu sepertinya tidak mendapat respon terlebih solusi yang diberikan.

Saat disambangi dikediamanya, Kamis (4/2/2021) Hermawan bercerita dan mengaku sudah hampir 2 tahun lamanya dipasung oleh saudara ibunya itu setelah dibantu warga lainnya.

(Sebelum dipasung) Pernah ka dulu mengamuk ((Hingga)) merusak rumah saya (dan) melempar rumah warga tapi saya tidak sadar (waktu itu)“, beber Hermawan.

Bahkan kata Hermawan, pada saat itu ia mengamuk lantaran tidak mau dipasung hingga terjadi aksi kejar-kejaran bersama warga ditengah lapangan sepak bola yang tak jauh dari rumahnya.

Begitu juga halnya Hj. Nupe yang tidak tahu pada saat anaknya itu dipasung. Lantaran ia berada di rumah anaknya di Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros usai kecelakaan. Bahkan waktu itu Hermawan sendiri yang mengantarkan ibunya kesana.

Saya tidak ada waktu anak saya dipasung“, ucap Hj. Nupe.

Selama sekitar 2 tahun Hj. Nupe tinggal di Mallawa dalam pengakuanya pasca kecelakaan. Hermawan hanya tinggal berdua bersama anaknya Arsil setelah bercerai dengan istrinya. Namun disitulah tingkah Hermawan muncul seperti marah tidak terkontrol tanpa dia sadari.

Memang pernah dua kali anak saya dibawah ke rumah Sakit Dadi (Kota Makassar), ((tapi)) disuruh pulang sama dokter (dan) itu sudah lama mi (krjadiannya)  Bahkan sudah bekerja bawa mobil  kembali“, jelas Ibu Hj. Nupe.

Namun menurut keterangan warga setempat yang dirahasiakan identitasnya, sebelum dipasung Hermawan memang pernah menyakiti keluarganya sendiri termasuk ibunya bahkan mantan istrinya pernah dikejarnya.

Kalau tidak datang (penyakitnya) bagus sekali (Bahkan) dia ajak warga disini apa bercerita. Tapi kalau datang (Sakitnya) suka melempar, napukul keluarganya tapi tidak pernah mengganggu warga disini. keluarganya saja“, beber warga setempat. (Yusri).

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan