Luwu Timur, batarapos.com – Petani rumput laut di Desa Lampenai Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur sempat heboh saat memergoki ribuan tikus di area budidaya rumput laut.
Kejadian itu dilaporkan oleh warga kepada pemerintah Desa Lampenai, pasalnya kehadiran ribuan tikus itu merusak dan memakan bibit rumput laut petani.
Menurut Kepala Desa Lampenai (M. Zaenal Bachri) kepada batarapos.com, bahwa awalnya, sehari sebelum banjir bandang Masamba, warga melihat ada beberapa ekor tikus yang bergelantungan di tali rumput laut.
Beberapa hari kemudian, warga kembali menengok rumput lautnya, justru tikus-tikus itu bertambah banyak diperkirakan ribuan bergelantungan di tali rumput laut, bahkan puluhan ekor tikus sempat terjaring pukat nelayan.
“Kami mendapat laporan dari warga kalau di laut banyak tikus yang menyerbu rumput laut, hanya saat itu bersamaan dengan bencana banjir Masamba kami fokus kesana dulu untuk kemanusiaan, hari ini kami baru sempatkan untuk meninjau langsung lokasi rumput laut yang diserbu tikus itu” Kata M. Zarnal Bachri kepada batarapos.com, Kamis (23/7/2020).
Kejadian itu membuat heboh petani rumput laut di Wotu, kejadian itu dianggap aneh oleh sebagian besar warga, pasalnya baru kali ini terjadi di Wotu, massa tikus menyerang budidaya rumput laut.
“Ini kejadian aneh menurut kami, karena baru kali ini ratusan bahkan mungkin ribuan tikus bergelantungan di tali rumput laut, seblumnya belum pernah terjadi seperti ini” Ucap warga.
Dikutip dari Kompas.com, Profesor Nick Graham dari Universitas Lancaster di Inggris mengatakan dalam sebuah lawatannya ke kepulauan Chagos di Samudera Hindia, disana terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara pulau-pulau yang dipenuhi tikus dengan pulau-pulau yang bebas tikus.
“Di mana ada tikus, langit di atasnya kosong, pulau-pulau sangat sepi. Apabila Anda pergi ke pulau-pulau yang bebas tikus, langitnya dipenuhi burung laut, sangat ramai, dan bau. Anda bisa mencium bau guano atau kotoran burung di udara,” ungkap Graham.
Tikus juga kata Profesor Nick Graham menjadi penyebab rusaknya terumbu karang dunia. (**).