Luwu, batarapos.com – Anggota DPRD Sulawesi Selatan, Esra Lamban dan Fadriaty Asmaun, meninjau bendungan Radda, Kamis (24/9/2020).
Bendungan ini sudah dua tahun tidak berfungsi. Akibatnya, 1.000 hektar sawah di kecamatan Suli dan Belopa, tidak dialiri air. Ribuan petani di daerah ini, hanya menggandalkan air hujan untuk mengairi sawah mereka.
Melihat kondisi itu, Fadriaty bersama anggota DPRD Sulsel di komisi D, berharap, tahun 2021, bendungan Radda sudah bisa dikerjakan.
“Kita upayakan tahun depan, anggarannya bisa turun dan petani kita yang bergantung dari pengairan ini, bisa memanfaatkannya,” kata Fadriaty Asmaun, saat mendampingi Esra Lamban melihat langsung kondisi bendungan Radda.
Sementara Esra Lamban, akan memperjuangkan anggaran perbaikan bendungan Radda, dia menargetkan tahun 2021, anggarannya bisa turun.
“Kita harus berfikir bagaimana penyelesaiannya, karena target kita ribuan petani di Suli dan Belopa, bisa mendapatkan pasokan air yang cukup,” kata Esra Lamban.
Esra menambahkan, dia bersama anggota DPRD lainnya, khususnya dari 11, akan terus memperjuangkan supaya anggaran bendungan ini, masuk pembahasan tahun depan.
Hendra, Kepala bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu, mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan bendungan Radda, sebanyak Rp 50 miliar.
“Sudah kita hitung, anggaran yang timbul mencapai Rp 50 miliar, dengan waktu pekerjaan selama dua tahun,” kata Hendra saat mendampingi anggota DPRD Sulsel meninjau bendungan Radda.
Menurutnya ada 1.200 petani yang memanfaatkan air dari bendungan Radda. Bendungan Radda, yang dibangun tahun 2018 lalu, jebol setelah dihantam banjir bandang. Pascabanjir bandang itu, bendungan ini tidak berfungsi lagi.
“Bendungan yang rusak ini dikerjakan tahun 2018, anggarannya Rp 3 Miliar, tapi hanya bertahan satu tahun,” ujarnya. (HD)