Luwu Timur, batarapos.com – Pasca perkelahian yang terjadi di Desa Loeha Selasa lalu, puluhan warga diungsikan di Mapolsek Towuti, Luwu Timur.
Sekitar 21 orang yang diungsikan, 13 orang lainnya telah dijemput oleh keluarga masing-masing sementara delapan orang masih bertahan di Mapolsek.
Delapan orang yakni ibu dan tujuh anaknya masih bertahan pasalnya sampai saat ini ayah dari ketujuh anak tersebut belum diketahui keberadaannya pasca melarikan diri ke hutan saat kejadian.
Dinas Sosial Kabupaten Luwu Timur telah melakukan pendataan, terhadap para pengungsi, ternyata dari semua warga yang didata, tidak ada yang mengantongi identitas sebagai warga Desa Loeha, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, melainkan warga dari Luwu Timur.
Pihak Dinas Sosial (Rano) yang melakukan pendataan membenarkan terkait tidak adanya identitas warga tersebut sebagai warga Luwu Timur, namun tetap akan memberi bantuan yang sifatnya emergenci.
“Kita sudah data, dan ternyata warga tersebut tidak ada yang memiliki identitas sebagai warga Luwu Timur, mereka warga dari luar Luwu Timur yang datang berkebun disini, namun demikian, Dinsos tetap akan memberikan bantuan yang sifatnya emergenci” Katanya.
Hal tersebut juga dibenarkan Kepala Desa Loeha, (Hamka Tandioga) saat ditemui batarapos.com, menurutnya, warga yang bersangkutan tidak terdaftar sebagai warga Desa Loeha, pemerintah Desa Loeha sejak dulu memberi peringatan kepada warga agar mengurus data kependudukan sebagai warga Loeha namun tidak diindahkan.
“Warga terkait bukan warga Desa Loeha, mereka tidak terdaftar sebagai warga kami, sejak dulu kita sampaikan agar mengurus berkas kependudukannya tapi sampai sekarang tidak diurus, jadi kembali saya jelaskan bahwa, masalah yang terjadi di Loeha itu, bukan warga Loeha” Jelasnya. (Ali).