Luwu Timur, BataraPos.com –
Diera perkembangan teknologi saat ini, ternyata jasa perdukunan masih saja mendapat tempat dihati sebahagian orang, betapa tidak seorang warga yang berinisial TJ di salah satu desa di kabupaten luwu timur mengalamatkan tuduhan menggelapkan amplop pesta, kejadian ini bermula dari TJ yang baru selesai melaksanakan pesta pernikahan anaknya mendapati jumlah amplop pesta yang ia perkirakan tidak sesuai dengan jumlah dari kenyataan nilai amplop pesta yang dibukanya.
Kecewa dengan nilai perkiraan amplop pesta yang tidak sesuai dengan kenyataan, ia pun mendatangi orang pintar alias dukun terkait melesetnya perkiraan nilai amplop dengan kenyataan saat isi amplop dibuka, dan sang dukun pun beraksi menyebut nama ciri – ciri WR dan alamat rumahnya.
Mendengar penyataan dukun tersebut TJ pun langsung mendatangi rumah WR dan meminta mengembalikan amplop pesta yang ia ambil senilai 30 Juta Rupiah, Sontak tuduhan ini pun sempat memicu keributan di rumah WR, dan warga di sekitarnya pun berdatangan sehingga WR merasa dipermalukan.”Bagaimana mungkin saya bisa mengeluarkan amplop pesta yang bernilai 30 Juta rupiah dan tuduhan atas terawangan dukun itu sama sekali tidak berdasar,” tuturnya Wr.
Sementara kerabat WR sendiri berpendapat bagaimana mungkin seorang bisa berkesimpulan menjumlahkan uang yang ada didalam amplop yang belum terbuka sama sekali dan berapa banyak amplop yang dibawa kabur oleh WR dengan nilai masing – masing amplop itu bervariasi. Sehingga WR menyerang balik TJ dengan bahasa akan melakukan upaya hukum dengan melaporkan kasus ini sebagai pencemaran nama baik.
Setelah gagal dengan upayanya, TJ pun balik dan keesokan malamnya datang lagi kerumah WR dengan niat meminta maaf atas tuduhan yang dilontarkannya kepada WR, beruntung pemerintah setempat, dalam hal ini dua kepala desa langsung turun tangan menengahi permasalahan dengan jalan memediasi keduanya, untuk kemudian meminta WR untuk tulus menerima permohonan maaf dari TJ yang notabenenya masih kerabatnya sendiri, dan patut disyukuri kepekaan pemerintah setempat dalam menangani permasalahan warganya berbuah manis, WR pun bersedia untuk memaafkan.
Pesan moral dari kejadian ini agar kiranya jangan terulang lagi menyandarkan urusan kepada dukun terkait persoalan hidup bermasyarakat, kiranya tetap mengedepankan akal sehat, tutur salah seorang warga yang juga kerabat dari WR yang meminta agar tempat dan alamat dirahasiakan. (Sbn).