Liputan : Tim
Luwu Timur, batarapos.com – Rapat Dengar Pendapat (RDP) pasca Tanggap Darurat insiden kebocoran pipa minyak PT Vale yang berlangsung di Ruang Banggar DPRD Luwu Timur, Jumat 26 September 2025 diskorsing akan dilanjutkan pekan depan.
Hal ini disebabkan waktu yang tidak cukupyang berlangsung haingga malam hari termasuk adanya misskomunikasi antara tim satgas bentukan pemerintah Luwu Timur, PT Vale dengan masyarakat terdampak.
Dalam RDP tersebut sempat terjadi ketegangan lantaran pihak-pihak yang mewakili masyarakt terdampak merasa belum puas dengan upaya penanganan yang dilakukan oleh PT Vale.
Meski dalam RDP ini membahas soal hasil penanganan namun PT Vale menganggap pemulihan masih berposes dan berjalan sesuai tahapan yang disinergikan dengan pemerintah daerah, hingga ke pemerintah desa.
Salah satu LSM dalam RDP tersebut mengungkapkan masih ada hal yang seolah – olah disembunyikan dari dampak pipa minyak yang bocor ini, dia meminta agar dijelaskan ke public dampak kesehatan atas insiden ini serta hasil uji air yang masih terdapat endapan minyak di sungai.
” Mestinya dijelaskan kepublik, dampaknya ini berapa tahun, dan hasil uji lab itu kami pertanyakan, karena sampai saat ini masih ada sisa tumpahan minyaknya di sungai,” Ujar salah satu LSM.
Senada dengan penyampaian Faisal yang mengaku sebagai warga yang terdampak, ia tidak mendapat akses informasi dan komunikasi yang cukup dari tim satgas penanggulangan darurat bencana.
” Saya ini pak warga yang terdampak, sawah kami tidak bisa digunakan lagi karena sudah terkontaminasi dengan tumpahan minyak, saya mau bertanya bagaimana nasib kami kedepan ini, saya masih kuliah, ada adik juga yang masih sekolah, sumber mata pencaharian kami sudah punah, kenapa tidak ada perhatian sama sekali, pemerintah juga melakukan pembiaran,” Katanya.
Director of External Relations & Corporate Affairs at PT Vale Endra Endra Kusuma, mengungkapkan pasca tanggap darurat pemulihan sosial, ekologi dan ekonomi masih berproses, Adanya kritik masyarakat dalam forum RDP ini membuktikan ada yang perlu dibenahi oleh tim satgas.
“ Buat kami ini sesuatu yang postif, karena hari ini kami bisa mendengar langsung permasalahan yang harus kita selesaikan pasca tanggap darurat ini, Yang bentuk tim ini Pemerintah daerah, kami bahagian dari tim itu, saya pikir mereka semua ini sudah masuk dalam tim, sehingga tidak ada informasi yang tersumbat, karena tim ini melibatkan semua unsur mulai dari kabupaten,sampai RT. Olehnya itu kepala desa juga bisa memberikan informasi kepada warga terdampak karena mereka juga bahagian dari tim.” Ungkap Endra Kusuma.
Saat ini menurut Endra, sudah masuk dalam tahap transisi pemulihan, di RDP ini membahas dampak, seperti dampak sosial, pembayaran kompensasi, tapi ini tidak semata–mata uang kata dia, Terutama pada lahan yang rerdampak cukup berat, PT Vale akan berunding lagi untuk mencari solusi yang harus ditempuh.
” Kita akan terus meneliti tanah dan air di lahan sawah dan empang mereka yang terdampak parah, dan itu selama dua tahun kita teliti,” Tuturnya.
Soal penelitian, Endra menjelaskan bahwa PT Vale juga juga tetap menggandeng ilmuan dalam melakukan penelitian pasca tanggap darurat, seperti dari UI, mereka khusus meneliti dampak lingkungannya, sementara UNHAS dampak Geologi, dan Plora. Kemudian IPB meneliti dampak sektor pertanian.
“ Masalah pengawasan dilapangan mulai saat insiden sampai pasca bencana itu sudah dilakukan bahkan sampai saat ini masih berjalan, tim Gakum, Kementerian Lingkungan Hidup sampai KSDA juga sudah turun melakukan pengawasan dan sampai sekarang masih dilapangan, kami juga masih menunggu release dari mereka,” Bebebrnya.
Kesempatan yang sama, Prof Fatma Lestari, Ketua Disaster Risk Reduction Centre (DRRC) Universitas Indonesia (UI) dalam pertemuan itu menyampaikan, sudah melakukan pengambilan sampel air dan tanah di lokasi terdampak, Pengambilan sampel dilakukan berkali-kali sejak bulan Agustus dan terakhir pada 24 September 2025, dan hasil analisis kualitas air berada dibawah baku mutu lingkungan, sesuai PP 22 Tahun 2021 lampiran 6.
“ Kami mengambil semua para meter termasuk logam berat, Alhamdulillah hasil untuk logam berat semuanya berada dibawah baku mutu lingkungan, demikian juga dengan hasil pengambilan sampel pada 22 September juga berada dibawah baku mutu lingkungan,” Jelasnya.
Untuk hasil analisis tanah juga masih dibawah baku mutu, termasuk logam berat yang ada dibawah tanah juga berada dibawah baku mutu.