Luwu, batarapos.com – Kementrian Sosial RI menyampaikan bahwa Kunci sukses dari bantuan BPNT harus berpegang pada 6T (tepat sasaran, Tepat waktu, Tepat harga, Tepat jumlah, Tepat kualitas dan Tepat administrasi). Namun, dipenghujung akhir tahun 2019, Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di kecamatan Walmas, Kabupaten Luwu belum tersalurkan dengan maksimal, Senin (23/12/19).
Menurut koordinator TKS Luwu, Hasmi Lastari, mengatakan diduga keterlambatan penyaluran BPNT untuk tahun 2019, disebabkan banyak mesin Electronic Data Capture (EDC) Mandiri yang tidak berfungsi, mesin EDC offline untuk daerah blank spot cuma satu untuk semua daerah blank spot.
Untuk keterlambatan penyaluran BPNT tahun 2019 menurut, Koordinator TKS Luwu, Hasmi Lastari, lantaran, banyak mesin EDC Mandiri yang tidak berfungsi, mesin EDC offline untuk daerah blank spot cuma satu untuk semua daerah blank spot.
Penyaluran langsung 4 bulan ke semua kecamatan sementara geografis dan cuaca tidak mendukung, dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) terlambat datang membelanjakan kartunya.
“Banyak mesin EDC Mandiri yang tidak berfungsi, mesin EDC offline untuk daerah blank spot, dan mesin tersebut satu untuk semua daerah yang blank spot. Penyaluran langsung 4 bulan ke semua kecamatan sementara geografis dan cuaca tidak mendukung, serta KPM terlambat datang membelanjakan kartunya,” jelasnya.
Sementara ini, kata Hasmi, agar para KPM untuk membelanjakan semua dana BPNT paling lambat 31 Desember 2019. Sementara bantuan berupa beras dan telur belum maksimal terbagi ke penerima.
“Memang diwajibkan KPM untuk menghabiskan semua saldonya, makanya saya serahkan agen untuk gesek semua 4 bulan soal barangnya nanti diantarkan, dananya di agen saja dulu nanti barangnya datang baru ke supplier,” ujar, Hasmi Lastari.
Disamping itu, untuk masyarakat penerima BPNT belum semua menerima, yang terbagi baru 11 Kecamatan secara bervariasi ada yang menerima 4 bulan dan 3 bukan serta 1 bulan.
“Sudah ada 11 kecamatan dan ada yang langsung menerima 4, 3, dan ada yang baru 1 bulan, PKM yang baru menerima 1 bulan yaitu, Kecamatan Bajo, Walenrang dan Walenrang Timur sebagian, untuk 3 bulan Suli, Suli Barat, Larompong, Larompong Selatan, Ponrang, Bajo Barat, serta untuk 4 bulan Belopa Utara, Ponrang Selatan, menyusul Bupon, sementara masih ada 11 Kecamatan,” terangnya.
Lanjut, “Sementara ini, bantuan pangan yang sudah tersalurkan 200 ton dan ribuan rak telur. Dari informasi yang di himpun perbulannya untuk bantuan BPNT itu 160 Ton, sementara untuk bantuan ini harus tersalurkan untuk 4 bulan yakni bulan 9, 10, 11, 12 untuk tahun 2019,” katanya.
Menurut Hasmi, pencapaian supplier di kecamatan Walenrang, diatas rata-rata dari kecamatan lainnya dimana sudah mampu menyalurkan pangan hampir 200 ton dan ribuan rak telur dalam jangka waktu 1 bulan penyaluran, di rastra yang cuma beras saja yang diantarkan tapi selalu terlambat.
Hasmi juga mengakui bahwa Bantuan BPNT ini tidak tepat waktu, dengan alasan di kejar waktu untuk penyaluran BPNT 4 bulan ini.
“Tidak tepat waktu penyebabnya, karena kita dikejar penyaluran untuk 4 bulan, jadi tapi kalau belanja semua, KPM 4 bulan per 31 Desember saya rasa aman,” pungkasnya. (KAM)