Bone, batarapos.com – Tentu kita belum melupakan sorotan sebelumnya, seperti ketika para pekerja proyek Pembangunan Jaringan Irigasi Permukaan Desa Turucinnae tiba-tiba saja pada kabur. Bahkan hasil pekerjaannya terlihat memiliki jejak-jejak sangat buruk rupa.
Diantaranya pemasangan batu pada bangunan Mercu dimana didalamnya masih sempat terlihat terpasang asal jadi, parahnya seperti tidak ada campuran semen yang melekat antara satu batu dengan batu lainnya, selain itu penggunaan batu untuk membangun saluran air berasal dari bukit yang dikikisnya.
Tidak hanya itu plan proyek dan gambar proyek juga tidak terpasang pada tempatnya, bahkan menurut perkerja yang baru juga turut melakukan protes. Seperti itulah sekilas pemberitaan sebelumnya yang dirilis, (26/11/2021), kemarin.
Hal inipun juga diklarifikasi PT. Atta Pratama sebagai pihak kontraktor pelaksana dimana dengan nama sapaan Ichal, yang menemui batarapos.com, menurutnya setelah berita tersebut terbit, pihak Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Konstruksi Kabupaten Bone langsung turun kelapangan. Hasil pantauan mereka yang kembali dikutip Ichal mengatakan bahwa mengapa berita media kemarin seperti itu. Makna kalimat tersebut terkesan bahwa berita tersebut meragukan tidak sesuai fakta.
“Semua kekurangan akan segera kami benahi, dan papan proyek sudah kami pasang dilokasi, selain itu memang benar bahwa saluran air yang dibangun pada dataran tinggi memang diluar dari perencanaan”, tutur Ichal (28/12/2021). Juga pada waktu sebelumnya.
Saat itu Ichal juga menjelaskan bahwa, PT. Atta Pratama sebagai penanggung jawab sangat kesulitan untuk membuka jalan dengan membelah hutan belukar, guna melangsir semua bahan material masuk hingga tujuan ketitik lokasi bendungan.
“Penggunaan batu yang berasal dari bukit (Yang dimaksud dalam sorotan) sudah disortir (Untuk memakai batu yang layak), hal ini sudah mendapat persetujuan dan dibenarkan oleh Dinas, sehingga tidak ada masalah. Bahan material sangat sulit kami dapatkan, kalaupun sudah ada harus dilangsir masuk kedalam, tentu banyak menelan biaya”, pungkasnya.
Selain informasi terakhir kala itu bahwa semua kekurangan kemarin telah ditutupi terutama banyak pemasangan batu terlihat berongga yang ada dalam Mercu bendungan juga telah ditutupi. Padahal pantauan dan catatan batarapos.com pihak pengawas dari instansi terkait yang memiliki tanggung jawab dalam hal ini tidak kelihatan dilapangan, mereka berada dilokasi hanya pada waktu-waktu tertentu.
“Beberapa pihak juga telah meminta konfirmasi terkait hal ini diantaranya selain dari Dinas, juga dari APH Tipikor, Ketua DPRD Kabupaten Bone, mereka juga mempertanyakan hal ini“, terang Ichal.
Mengetahui informasi yang diberikan PT. Atta Pratama tentang plan proyek telah terpasang dilokasi tim investigasi batarapos.com mencoba kembali melakukan pantauan langsung dilokasi.
Hasilnya didapati kebenaran plan proyek yang sudah terpasang dan didalam berisi tulisan sebagai informasinya sebagai berikut :
“Pemerintah Kabupaten Bone, Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Konstruksi. Kegiatan : PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI PERMUKAAN, Pekerjaan : PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI PERMUKAAN D.I TURUCINNAE, Lokasi : DESA TURUCINNAE KEC.LAMURU, No.Kontrak : 602.22 / 1 – Kontrak / Pembangunan – DSDBK / VI / 2021, Tgl Kontrak : 28 Juni 2021 – 24 November 2021, Nilai Kontrak : Rp. 2.009.857.869,72, Terbilang : DUA MILYAR SEMBILAN DELAPAN RATUS LIMA PULUH TUJUH RIBU DELAPAN RATUS ENAM PULUH SEMBILAN RUPIAH TUJUH PULUH DUA SEN, Dumbrr Dana : DAU, Waktu Pelaksanaan : 150 HARI KELENDER, Tahun Anggaran : 2021, Pelaksana : PT. ATTA PRATAMA, Konsultan Pengawas : PT. GEMA TEKNIK KONDULTAN, Pekerjaan Ini Terlaksana Berkat Pajak Yang Anda Bayar”.
Menurut kontraktor pelaksana PT. Atta Pratama Ichal terkait isi plan proyek kontrak yang telah lewat jatuh tempo sejak 24 November 2021 kemarin, bahwa sebagai kontraktor pelaksana tidak mungkin berani melaksanakan pekerjaan jika tidak ada izin dari Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Konstruksi,
“Kami tidak dikenakan denda“, ucap Ichal. Senin, (13/12/2021).
Untuk informasi ini kata Ichal sebaiknya segera menghubungi terlebih dahulu pihak Dinas agar semua bisa lebih jelas. Pihak Dinas terkait sudah coba dikonfirmasi batarapos.com namun belum tersambung.
Sementara hasil investigasi terkini juga melihat dan menemukan dugaan pengrusakan cagar alam atau lingkungan hidup akibat dampak pembangunan proyek ini diantaranya, Hutan belukar yang dijadikan jalan menuju titik proyek, bukit-bukit yang dibelah dijadikan akses sebagai jalan saluran air, aliran sungai yang menjadi kecil akibat timbunan bekas galian bukit ditumpahkan masuk kedalam pinggiran sungai.
Serta masih banyak volume pekerjaan yang masih belum rampung dengan juga masih terdapat pekerjaan asal jadi. Gambar yang dipergunakan pekerja bendungan tidak memiliki tanda tangan pejabat terkait dan stempel sah instansi terkait. Sehingga sulit memastikan apakah pembuatan Mercu saat ini sudah benar dimana tanpa lapisan cor beton diatasnya ?.
Tim batarapos.com/Zul/Yusri