Luwu Timur, batarapos.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Luwu Timur (Lutim) melalui Bidang Kebudayaan menggelar sosialisasi objek cagar budaya Tahun 2023, bertempat di Aula Disdikbud Lutim, Senin (11/09/2023).
Sosialisasi dibuka oleh Staf Ahli Pembangunan, Rapiuddin Tahir didampingi Kepala Bidang Kebudayaan, Zulhidayah, dengan tema “Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Data dan Informasi Sejarah”.
Dalam sambutannya, Staf Ahli Pembangunan, Rapiuddin Tahir mengatakan, sejarah dan peradaban Tana Luwu yang berawal di Lutim menyisakan banyak peninggalan sejarah dan kebudayaan, yang ditandai dengan adanya berbagai benda yang diduga cagar budaya, struktur cagar budaya, bangunan yang diduga cagar budaya, maupun kawasan yang diduga cagar budaya di darat dan di air.
” Budaya adalah kekayaan kita, kapan kita punah maka kita akan kehilangan identitas. Oleh karena itu, dengan visi dan misi Kabupaten Luwu Timur yaitu pembangunan yang maju dan berkelanjutan berlandaskan pada nilai agama dan budaya,” kata Rapiuddin.
Rapiuddin mengatakan, Kabupaten Lutim terkenal dengan julukan Bumi Batara Guru dan merupakan tempat pertama kalinya dewa langit diturunkan, sehingga daerah ini kaya akan sumber daya alam yang kisahnya tertulis dalam lontara kitab I Lagaligo.
” Alhamdulillah, dalam waktu dekat akan di rilis film I Lagaligo, dan mudah-mudahan suatu saat semua yang hadir di kegiatan sosialisasi bisa ikut menyaksikan sehingga bisa mendapatkan ilmu pengetahuan didalam film ini,” jelas Staf Ahli Pembangunan.
Terakhir, Staf Ahli Pembangunan menyampaikan, selaku Pemerintah Kabupaten Luwu Timur memberikan perhatian besar terhadap pengembangan kebudayaan di Lutim.
” Oleh karena itu, saya mengajak kepada kita semua untuk bersinergi memajukan dan melestarikan kebudayaan dan saya juga berharap kegiatan hari ini dapat meningkatkan pengetahuan,” harap Rapiuddin.
Sementara Kepala Bidang Kebudayaan, Zulhidayah mengungkapkan, terdapat 8 objek cagar budaya yang saat ini dalam proses penetapan dengan surat keputusan Bupati Lutim diantaranya ; 1. Peti kubur To’liang Batu, 2. To’liang Batu, 3. Benteng Wotu, 4. Sumur Tua Benteng, 5. Makam Syekh Al-Joefry, 6. Kompleks Makam Syekh Al-Joefry, 7. Makam Temmallipa.
Dalam upaya pemeliharaan cagar budaya yang sudah ditetapkan pada Tahun 2022 dan pemberian papan nama maupun papan peringatan di 4 lokasi cagar budaya diantaranya adalah : Makam Mokole Rahampu’u di Matano Nuha, Lokasi Pulau Empat di Matano Nuha, Bangkai Kapal Jepang di Sungai Malili, Lokasi Gua Andomo di Molindoe.
” Jadi sudah 12 objek cagar budaya yang terdapat di Kabupaten Luwu Timur, sehingga kita berharap bisa dipelihara, dikelola dan dikembangkan menjadi kawasan wisata budaya,” jelasnya.
Turut hadir, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar sebagai narasumber sekaligus Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Lutim, Iwan Sumantri, Camat Malili, Nasir, Macoa Bawalipu, Bau Muhammad Aras Abdi To Baji Pua Sinri, Kepala Desa, Tokoh Adat dan Tokoh Sejarah, para guru sejarah tingkat SMA dan SMP se-Lutim serta para Tim Kebudayaan Disdikbud.
Sumber : Kominfo-SP