22 Oktober 2024, 4:34 pm

Mampu Produksi Hingga 1,5 Ton Gula Semut Sebulan,  Kelompok Tani Terkendala di Pasaran


Bone, batarapos.com – Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Mappesangka Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Sulsel terbilang cukup sukses dalam memanfaatkan sumber daya alam diwilayahnya.

Kelompok binaan Kesatuan Pengelola Hutan Cenrana Kabupaten Bone ini dibawah kordinir Kepala UPT KPH Cenrana  A. Tonra Solie  juga tidak terlepas kerja keras Penyuluh Pendamping Kesatuan Pengelola Hutan (KPH Cenrana) Muh. Yusuf

Kedatangan batarapos.com dikediaman ketua kelompok tani hutan bernama Sabaruddin selasa 7 maret 2023 kemarin tidak lain mengintip usaha gula aren semut yang mulai dirintisnya bersama anggota kelompok tani lainya pasca mendapat suntikan dana segar ratusan juta dari Pemprov Sulsel tahun lalu 2022 tersebut dan terbilang cukup sukses di Kabupaten Bone namun tidak pernah terekspos ke publik.

Mewakili Kepala UPT KPH Cenrana  A. Tonra Solie, S. Hut, Penyuluh KPH Cenrana (Muh. Yusuf)  menuturkan jika produksi gula aren semut diwilayah ini mampu menghasilkan 1,5 ton per bulan dengan estimasi petani diwilayah ini yang berjumlah hampir  30 orang itu bisa memproduksi  5 kilo gram air nira perhari bahkan lebih.

Secara garis besar, Petani binaan KTH Cenrana ini bisa dikategorikan penghasil air nira (tuak) terbasar diKabupaten Bone dengan luas lokasi kurang lebih 1000 hektar di tengah kawasan  hutang lindung.

Hasil yang melimpah rupanya masih menjadi kendala bagi petani hutani dari segi pemasaran produk mereka, gula semut atau dalam bentuk bubuk ini belum sepenuhnya dikenal masyarakat. Olehnya itu kedepan dibutuhkan kemitraan ataupun wadah pemasaran baik itu melibatkan  Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) hingga koperasi.

Selain itu lanjut Pendamping Penyuluh KPM Cenrana Muh. Yusuf juga diperlukan fasilitasi ataupun pendampingan untuk lengelolaan, agar produksi petani hutan mampu bersaing dipasaran utamanya dalam hal fasilitasi perizinan, kemasan juga lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dinas terkait.

“Bagaimana masyarakat  dibina secara  teknis  pengelolaan yang sesuai dengam standar lebel makanan yang dapat diedarkan dipasaran, Untuk itu kami belum bisa berproduksi  secara kontinyu”,bebernya.

Jauh sebelum mendapat binaan oleh KPH Cenrana Kabupaten Bone masyarakat Desa Mappesang rupanya sudah mengolah air nira atau tuak ini dalam bentuk gula merah batok dengan harga twrbilang cukup terjangkau sejak turun temurun.

“Pihak kehutanan hadir ditengah mereka untuk diberdayakan, bagaimana mutu produksi  petani bisa meningkat sehingga memdapatkan nilai jual lebih tingga dan pasgieningkatkan pendapatan bagi keluarga mereka”,cetus Muh  Yusuf.

Sabarauddin sangat berterima kasih kepada pemerintah khususnya Gunernur Sulawesi Selatan dengan bentuk perhatinya kepada anggota kelompoknya. Namun ia juga berharap kepada instansi terkait agar produk kelompok Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Mappesangka bisa difasilitasi baik hingga bisa menyentuh tangan konsumen.

“Itu kendala kami sehingga tidak bisa berproduksi  secara kontinyu dikarenakan kita belum bisa bersaing dengan pasar”,tutup Sabaruddin Ketua LPHD Mappesangka.

Tim batarapos.com/Yusri

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan