26 Desember 2025, 3:43 pm

Pedagang Pasar Koppe Keluhkan Fasilitas

Bone, batarapos.com – Kondisi pasar rakyat Koppe, Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, sangat memprihatinkan dimana sejumlah bangunan dilokasi ini terkesan terbengkalai.

Seperti atap bangunan terbuat dari seng yang terpasang dirangka besi karatan tersebut sebahagian sudah terlepas, tidak hanya itu dilokasi ini juga terlihat sejumlah lapak pedagang diperkirakan ukurannya sekitar 2×2 meter terbuat dari kayu juga sudah lapuk dimakan usia.

Minimnya tempat lapak dilokasi ini membuat pedagang amburadul, bahkan sebahagian pedagang memilih berjualan dipinggir jalan poros hingga kerap mengakibatkan kemacetan panjang.

Sungguh pemandangan yang tidak elok dipandang mata terlebih juga sangat membahayakan para pedagang, terlebih masyarakat luas yang berkunjung di pasar rakyat Koppe ini untuk keperluan sehari-hari.

Padahal pasar rakyat Koppe ini beroperasi selama 5 hari sekali, pengunjungnya pun bahkan berasal dari diluar wilayah, namun pemerintah Kabupaten Bone khususnya Dinas terkait hingga saat ini belum juga terketuk hatinya terlebih mengalokasi anggaran untuk kenyamanan serta keamanan para pedagang begitu juga pengunjung di pasar ini.

Meskipun pemerintah Kabupaten Bone dalam hal ini Dinas perdagangan (Disperindag), telah menggelontorkan anggaran dana segar untuk pembangunan/revitalisasi melalui APBD tahun 2018 lalu sebesar Rp. 520.000.0000 yang dikerjakan oleh CV. Anifa Ramadhani namun sepertinya belum mampu memberikan kepuasan pengunjung terlebih para pedagang.

Seperti yang diutarakan oleh salah satu pedagang saat dikonfirmasi oleh batarapos.com Minggu (9/8/2020) mengatakan saat musim hujan tiba barang dagangannya kerap basah lantaran atap los miliknya bolong.

Saya belikan terpal ini pak, karena kalau hujan air masuk semua. Tidak naliat pemerintah ini (Kondisi pasar), tinggal dilos ki baru kehujanan ji lagi“, beber Bahar.

Kalau hujan misalnya kita kumpul semua lagi barang-barang”, tambah Hj. Semmi.

Namun lain hal yang dilakukan oleh Novi, untuk mengakali hujan yang masuk di stang miliknya saat musim hujan tiba ia memperbaiki tempat jualannya sendiri menggunakan dana pribadi lantaran tidak perhatian serius oleh pemerintah.

Saya sendiri yang perbaiki ini (Lapak), satu juta dua ratus ribu rupiah (biaya perbaikanya), dari pada kehujanan. Makanya saya dulu bertanya toh (Penagih Retribusi pasar), kan saya perbaiki sendiri kalau bisa tidak usah mi bayar retribusi tapi tidak bisa katanya“, ujar Novi. (Yusri)

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

38,000FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan
error: Content is protected !!