Liputan : Tim batarapos.com
Bone, batarapos.com – Proyek rehabilitasi jaringan irigasi D.I Lawara di Desa Barugae, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan diduga asal jadi.
Pasalnya, campuran semen dan pasir pada pasangan batu yang mulai dikerjakan pada bulan April 2024 lalu nampak kropos, saat diremas, campuran semen pasir hancur.
Sejumlah titik pasangan batu juga tampak mengalami keretakan, tidak hanya itu, proyek ini juga sebagian masih menggunakan batu mengandung kapur.
Amir selaku UPT PSDA wilayah Bengo berdalih, bahwa hanya sebagian kecil yang rusak lantaran menggunakan sistem manual.
” Itu hanya sebagian saja yang rusak, campuranya manual jadi biasa tidak merata adonanya, tidak digali juga pasangan batunya, hanya mengikuti bekas pasangan batu lama,” dalihnya.
Soal batu yang diduga mengandung kapur atau batu kropos yang digunakan, Amir menampik, menurutnya, pihak subkon telah diberitahu untuk tidak menggunakan batu tersebut, namun faktanya, masih terdapat pasangan batu yang masih menggunakan batu tersebut.
” Itu baru selesai diplaster tiba-tiba hujan tadi makanya rusak, saya sudah sampaikan pekerja untuk membeli terpal supaya ditutup, kalau batu, Sudah memang disampaikan pemborongnya sama Dinas, batu yang tidak bagus jangan dipasang,” Kata Amir.
Diketahui, Proyek rehabilitasi irigasi ini dikelola oleh CV Fatimah, yang bersumber dari DAK tahun anggaran 2024, nomor kontrak 611/02-Kontrak/DAK-DSDABK/III/2024 dengan nilai kontrak Rp. 805.104.950
Pekerjaan proyek ini juga dikeluhkan masyarakat lantaran aktivitas antar muat material membuat jalan tani rusak parah.
Jalan tani yang sebelumnya bisa dilalui motor, saat ini masyarakat hanya bisa jalan kaki menuju sawah dan kebun mereka, akibat jalan yang sudah seperti kubangan.
Warga mengaku siap bergotong royong memperbaiki jalan rusak tersebut jika materialnya disediakan pihak kontraktor.
” Kalau sudah ada materialnya kita siap perbaiki sendiri,” Tuturnya.
Terpisah, Kepala Desa Barugae, Subarding mengaku tak bisa berbuat apa-apa terkait rusaknya jalan tani tersebut.
” Itu belum pengerasan, seandainya sudah pengerasan pasti kami sudah larang melintas,” tegas Subarding, saat dikonfirmasi di kantornya, Selasa 2 juli 2024.
Sabarding juga mengaku sangat prihatin melihat kondisi jalan tani diwilayahnya rusak seperti itu, namun disisi lain kata Kades Barugae, tanpa pembangunan irigasi tersebut warganya yang mayoritas petani akan terancam gagal panen.
” Itulah dilemanya kita sebagai pemerintah Desa, karena bukan kewenangan kita, namun lebih bagusnya dua-duanya jalan, artinya kebutuhan air petani terpenuhi, jalan tani masyarakat juga layak diakses,” Harapnya.
Kades Barugae mengaku, proyek rehabilitasi jaringan irigasi tersebut merupakan usulan pemerintah Desa dua tahun yang lalu, namun baru terealisasikan di tahun 2024 ini.
” Ini usulan dua tahun yang lalu, pak ketua DPRD itu kemarin,” Katanya.