Liputan : Yusri/Andi Guntur Hasbi
Bone, batarapos.com – Desa Mattirowalie, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, kembali keciprat anggaran segar Pemerintah, untuk pembangunan saluran irigasi yang bakal mengairi lahan persawahan masyarakat Dusun Kubba.
Namun pekerjaan proyek yang dikucuran Pemerintah hingga anggaran miliaran rupiah itu diduga kuat tidak mengacu spesifikasi tekhnis. Hasil dokumentasi batarapos.com dilapangan, mendapati beberapa titik pekerjaan para pekerja terkesan asal jadi. Selain itu, proyek yang baru dikerjakan di akhir tahun 2025 oleh pihak rekanan kontraktor juga tidak transparan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang (UU) nomor 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Selain itu warga Kecamatan Bengo berinisial AK juga melihat pekerjaan irigasi di Dusun Kubba, Desa Mattirowalie, Kecamatan Bengo tersebut bisa berpotensi rugikan keuangan Negara, hingga berdampak kepada petani setempat.
” Kalau pekerjaan seperti ini sangat besar kemungkinan usianya tidak bertahan lama, itu jelas sekali kekurangan volumenya tidak lari sepuluh centimeter,” Kata AK
Warga Desa Mattirowalie berinisial AG juga membeberkan, pekerja proyek irigasi di Dusun Kubba. Kabarnya didatangkan dari kota Makassar oleh pihak kontraktor, sehingga pemberdayaan bagi masyarakat lokal tidak tersentuh.
” Baru kemarin mulai dikerja, semuanya orang makassar pekerjanya. Ada dua puluh orang pekerja dari luar katanya orang makassar semua,” Kata warga setempat berinisial AG kepada wartawan rabu 5 November 2025.
Sementara itu Daeng Tinggi selaku Kepala Tukang di proyek tersebut mengaku, pekerjaan yang dikerjakan bersama rekanya sudah sesuai dan maksimal, terlebih pekerjanya diawasi ketat pihak konsultan.
” Ini kan top dua puluh, yang kita kasih top dua lima kemungkinan besar tidak kekurangan volume, itu kemungkinan kalau baru mendasar anak-anak biasanya begitu, Kalau saya sesuai ji, Tidak taumi kalau digambar iya,” Kata Daeng Tinggi menerangkan sabtu 8 November 2025.
Saat disinggung soal gambar perencanaan sebagai acuan para pekerja untuk memaksimalkan pekerjaan, Daeng Tinggi mengaku dikuasai konsultan pengawas, begitu juga papan proyek sejauh ini tidak dipasang pihak rekanan kontraktor CV. Albar.
” Kami tidak pegang gambar pak tapi konsultan sudah tunjukan dan dikasih tau begini toh ukuranya,” Tambah Daeng Tinggi.
Selain tidak transparan, proyek irigasi yang dikelola CV. Albar rupanya juga menggunakan semen merk Merdeka Indonesia ukuran 40 Kg.
Terpisah keterangan konsultan pengawas bernama Faudzan melihat pekerjaan proyek irigasi di Dusun Kubba, Desa Mattirowalie, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone. Sudah sesuai dengan perencanaan.
” Jelas dilinggis lagi turun ini, karena baru dasar boplangnya ini, karena yang dibikin itu tiga puluh centimeter kaki, atas dua puluh centimeter,” Terang Konsultan Pengawas Faudzan.
Terkait keberadaan papan informasi pekerjaan proyek, Faudzan juga mengaku tidak terpasang dititik lokasi, mengingat sumber dana proyek diawasinya sebagai konsultan, bersumber dari bantuan pemerintah yang dialokasikan untuk program Optimalisasi Lahan Pertanian (OPLAH) Kementerian Pertanian yang diambil alih pihak Balai Makassar.
” Ada direksi keet Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, sebenarnya dari kementerian Pertanian sebenarnya tapi karena tidak sanggup pak Menteri Pertanian jadi dioper ke Balai,” Kata Faudzan.
Adapun bahan material semen merk Merdeka yang digunakan pihak rekanan kontraktor lanjut Konsultan Pengawas, tidak dipersoalkan pihak Balai Makassar.
” Sudah uji laboratorium kemarin, dan sampelnya sudah dikirim. Nanti plasteranya baru diganti semen merek lain,” Pungkas Faudzan senin 10 November 2025.












