26 Agustus 2025, 2:12 pm

Tidak Terakomodir PPPK Paruh Waktu, Petugas Irigasi Lutim Serahkan Kunci ke UPTD

Liputan : Tim

Luwu Timur, batarapos.com – Harapan petugas irigasi (TP-OP) kabupaten Luwu Timur untuk menjadi PPPK paruh waktu telah pupus, meski berbagai upaya telah dilakukan.

Setelah pembahasan lintas sektoral melibatkan Pemprov Sulsel dan pemerintah pusat serta RDP Komisi II DPR RI pada Senin 25 Agustus 2025 kemarin, formasi petugas irigasi untuk PPPK paruh waktu dinyatakan tidak terakomodir.

Meski telah melalui proses pendataan dalam database, para petugas irigasi tetap dinyatakan tidak terakomodir dalam formasi PPPK paruh waktu tahun 2025, hal tersebut membuat para petugas irigasi harus menyatakan sikap untuk mogok kerja tanpa batas waktu dan menyerahkan kunci pengelolaan kepada UPTD masing-masing.

” Kemarin sudah dipastikan TP-OP tidak terakomodir PPPK paruh waktu setelah rapat pihak-pihak terkait, dan kemarin juga kami sudah nyatakan sikap melalukan mogok kerja dan sudah menyerahkan kewenangan TP-OP ke kepala UPTD masing-masing, jadi kalau masyarakat petani ada kendala air, bisa langsung koordinasi ke UPTD bukan ke kami lagi,” Ujar Widodo selaku koordinator aksi.

Widodo menjelaskan bahwa petugas irigasi yang aktif bertugas sebelumnya sebanyak 101 orang dari tiga UPTD yakni UPTD Kalaena, UPTD Kalaena Kiri dan UPTD Kalaena Kanan, namun 4 orang sudah nyatakan mengundurkan diri beberapa waktu lalu lantaran memikirkan tidak ada perbaikan nasib jadi hanya tersisa 97 TP-OP.

” Awalnya kami ada 101 orang tapi sudah mundur empat orang jadi sisa 97, nah sekarang 97 orang ini juga nyatakan sikap mogok kerja mulai Senin kemarin, jadi semua pengoperasian terkait irigasi dikendalikan langsung oleh pimpinan kami di UPTD, kami sudah lakukan berbagai upaya agar teman-teman bisa ada perbaikan nasib, mulai dari aksi damai di Makassar, mogok kerja sehari, sampai tutup bendungan tapi tetap tidak menjadi perhatian pemerintah, jadi mau apa lagi, salah satu yang bisa dilakukan sekarang adalah menyerahkan semua ke UPTD, supaya masyarakat petani juga bisa datang langsung ke kantor UPTD kalau ada kendala air, tidak lagi menelpon ke kami,” Ungkap Widodo.

Melalui ini, Widodo mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh petani di kabupaten Luwu Timur atas aksi-aksi yang dilakukan selama ini, hal tersebut semata sebagai bentuk perjuangan perbaikan nasib mereka, disisi lain, aksi mereka juga tidak akan merugikan petani, pasalnya setiap akan melakukan aksi mereka selalu melakukan koordinasi dan pemantauan kebutuhan air petani.

Termasuk aksi penutupan bendung Minggu kemarin, para petugas irigasi sebelum aksi, mereka malakukan koordinasi kepada dinas terkait dan sebagian kelompok tani, sehingga aksi tutup bendung bukan tutup total berani dilakukan, hanya saja sebagian besar bukan petani langsung yang melontarkan kritik negatif terhadap aksi mereka, Kendati demikian, bendung Kalaena juga telah dibuka kembali hanya dalam sehari.

” Kami semua juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat petani di Luwu Timur jika ada aksi-aksi kami selama ini yang sudah merugikan petani secara langsung, karena kami semua ini juga adalah petani, aksi kami ini semata untuk perbaikan nasib kami yang bertugas tidak kenal waktu dan tempat untuk melayani masyarakat siang dan malam, sekali lagi kami mohon maaf, sejak kemarin bendung sudah terbuka lebar,” Ucap Widodo mewakili 97 TP-OP kabupaten Luwu Timur.

Widodo pun pasrah dalam memperjuangkan nasib para petugas irigasi di kabupaten Luwu Timur untuk menjadi bagian dari PPPK meski telah mengabdi hingga 20 tahun, mereka menyerahkan harapan sepenuhnya kepada pemerintah daerah kabupaten Luwu Timur yang sebelumnya pernah berjanji akan memperjuangkan nasib mereka.

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan