22 November 2024, 4:09 am

Guru Gigit Telapak Tangan Kepsek di Makassar, Keduanya Melapor Polisi


Makassar, batarapos.com – Dipicu masalah  keluarga, seorang guru pendidikan di Maros diketahui mendatangi rumah kediaman familinya sendiri yang juga menjabat Kepala Sekolah (Kepsek) di Makassar. Tidak disangka saat bertemu terjadi perseteruan hingga mengakibatkan adu jotos dan membuat keduanya terluka lalu saling lapor polisi.

Atas peristiwa ini warga sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) dibuatnya menjadi heboh. Dan mereka yang mengetahui adanya keributan tersebut juga telah menyarankan agar sebaiknya kasus ini segera dilaporkan kepolisi setempat.

Insiden tersebut diketahui terjadi dirumah kediaman Kepsek UPT SPF SD Inpres Bertingkat Kaluku Bodoa bernama Hasmawati, Jalan Berua Raya No.6A, Kelurahan Berua, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulsel. Sabtu, 25/12/2021 lalu. Sekitar pukul 09.00 wita.

Kasus inipun masih sementara berproses hukum pada Kepolisian Sektor Biringkanaya Makassar, keduanya berharap kasus tersebut tidak sampai pada  proses meja hijau pengadilan. Masing-masing pihak berharap segera mencabut laporan, serta harapan lainnya polisi yang menangani bisa profesional sesuai dengan tupoksinya dalam menangani perkara tersebut secara berimbang dan berkeadilan.

Seperti penuturan Hj.Suriani yang juga diketahui merupakan guru pengajar SMP Negeri 6 Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulsel, membenarkan adanya insiden tersebut dan telah membuat laporan pada pihak aparat Kepolisian. Sayangnya yang bersangkutan menutup informasi secara detail kasus ini dengan alasan jaringan terputus-putus. Padahal panggilan telah dilakukan berulang kali.

“Silahkan bertanya sama ibu Hasmawati, saya saling lapor dan sudah visum”, ucapnya singkat melalui via telepon. Selasa, 28/12/2021.

Seperti diketahui sebelumnya Hj.Suriani sempat memberikan pernyataan pers kepada salah satu media online, dalam keterangannya dirinya dalam kondisi babak belur usai bermain cakar-cakaran atau tinju bebas pada kediaman Hasmawati.

“Kasus ini terkait dengan emas yang telah lebur di pegadaian”, tandasnya.

Sementara diwaktu yang sama Hasmawati yang lebih rileks melakukan wawancara dengan batarapos.com terlihat transparan saat menceritakan kronologis kejadian sebenarnya kepada batarapos.com juga melalui via telepon, bahwa pokok perkara dipicu pengambilan uang di pegadaian dengan jaminan emas beberapa tahun sebelumnya, milik salah satu keluarganya yakni Hj.Suriani yang juga merupakan guru pengajar pendidikan.

“Saya juga mengalami luka pada beberapa bahagian tubuh, terutama telapak tangan yang telah digigit olehnya (Hj.Suriani). Dan melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak Polsek Biringkanaya serta telah divisum”, ungkapnya.

Hubungan kekerabatan kami cukup dekat dengan Hj.Suriani ungkap Hasnawati, dia adalah sepupu satu kali denganku, namun karena sikapnya sudah sangat berlebihan menyelesaikan masalah sepertinya semua tidak berarti lagi.

“Bisa dibayangkan jika dia (Hj.Suriani) terkesan sudah merencanakan keributan (adu jotos) beberapa hari sebelumnya, “kalau tidak dikembalikan emasku besok maka saya akan pukul dia (Hasmawati)” itu yang dia pesankan kepada saudaraku”, terangnya.

Bahkan kedatangan Hj.Suriani bersama kedua anaknya dengan menumpangi kendaraan mobil miliknya kerumahku, dalam kondisi tidak seperti biasanya, tidak memakai jilbab dan memakai baju lengan pendek, serta bercelana puntung. Sepertinya sudah siap bertarung  menghajarku habis-habisan. Seperti perkataanya. Tidak hanya itu dia juga mengancam akan mempermalukanku kelak dengan mendatangi sekolah tempatku mengajar.

“Saya sedang mencuci piring didapur dirumah dia (Hj.Suriani) tiba-tiba sudah berdiri dibelakangku dengan nada marah-marah berteriak mencaci maki “kembalikan semua uangku”, sembari meludah dilantai”, jelas Hasmawati memulai cerita yang dialaminya.

Beberapa saat Hj.Suriani kemudian bereaksi lagi melakukan gerakan fisik dengan mendorong Hasmawati hingga hampir terjatuh, menyikapi hal itu terjadi pembelaan diri dengan membalas aksi serangan tersebut.

Kedua anaknya yang tadinya menunggu diruang tamu sontak masuk melerai keduanya diruang dapur, ketika itu didalam rumah juga terdapat tiga anak-anak Hasmawati yang mendengar dan menyaksikan keributan. Lalu juga turut melakukan hal yang sama.

Mereka masing-masing mengamankan kedua orang tuanya. Seperti layaknya kejadian perkelahian fisik lainnya, walau sudah diamankan kedua belah pihak tetap berontak mencoba menyerang satu dengan lainnya dengan menggunakan kaki maupun tangan.

Namun Hasmawati berhasil diamankan masuk kedalam kamar miliknya, namun Hj.Suriani tetap bereaksi agresif mencoba menggapainya dengan cara mendobrak pintu hingga akhirnya terbuka, didalam kamar tersebut seluruh anak mereka turut berada didalamnya bahkan setelah itu, Hj.Suriani berhasil meninju muka Hasmawati memakai tangan kanan dan meludahi wajahnya.

Sehingga kembali terjadi dorong mendorong diantara mereka, posisinya Hj.Suriani kemudian terjatuh diatas tempat tidur, Hasmawati ikut terseret karena baju yang dipakainya ditarik hingga sobek dan berada diposisi atas, namun tangan sebelah kirinya berhasil dipegang Hj.Suriani, lalu tangan itu digigit memakai  tenaga.

“Tangan saya terasa sakit dan sulit dilepaskan, tenyata Hj.Suriani menggigitnya, saya berusaha melepaskanya dengan memutar-mutar  tanganku sehingga kuku saya mengenai wajahnya (pinggiran mata)”, tutur Hasmawati.

Setelah pertarungan pada dua sesi tersebut, lanjut Kepsek Kepsek UPT SPF SD Inpres Bertingkat Kaluku Bodoa. Hj.Suriani kemudian diusir keluar dari rumah tersebut bahkan setelah keluar, dia berulah lagi dengan mencoba mengambil motor dengan tanpa izin diarea rumahnya dengan maksud hendak membawanya pergi.

“Jika saja tidak ditegur oleh anakku “tante aji jangan bawa motorku, bukan mamaku yang beli itu” mungkin saja kendaraan motor tersebut sudah dibawa kabur Hj.Suriani bahkan posisi motor sudah bergeser dari tempatnya”, pungkasnya.

Selang sore harinya sekitar pukul 17.30 wita, ada pangilan telepon aparat Kepolisian Polsek Biringkanaya agar memintanya untuk segera hadir saat itu juga kekantor polisi, disana sudah menunggu Hj.Suriani yang telah membuat laporan polisi, dan pada kesempatan itu Hasmawati terpaksa membuat juga laporan polisi dengan Nomor : TPL/351/XII/2021/Restabes Makassar/Sek.B.Kanaya, tanggal 25 Desember 2021, Pelapor Hasmawati.

Hasmawati dengan kerendahan hati sebagai Kepsek UPT SPF SD Inpres Bertingkat Kaluku Bodoa Makassar, tidak keberatan menjawab pertanyaan media ini, benarkah telah melakukan penipuan penggelapan emas dan atau memiliki hutang seperti yang dialamatkan kepadanya dari Hj.Suriani yang juga guru pengajar pendidikan di SMP Negeri 6 Moncongloe ?.

Kami besar dan berkembang hingga dewasa secara bersama-sama dalam satu atap, sehingga kami terus saling berbagi dan menutupi kekurangan serta bantu membantu pada setiap kesusahan satu dengan lainnya. Inilah yang sebenarnya terjadi sebagai saudara sepupu.

Awalnya pada sekitar tahun 2017 saat itu giliran Hasmawati, membutuhkan bantuan Hj.Suriani agar sekiranya bermurah hati meminjamkan uang untuk suatu kepentingan yang mendesak, kata Hasmawati. Hj.Suriani kemudian memberikan arahan solusi agar sebaiknya memasukkan sebuah gelang emas miliknya kepegadaian seberat 10 gram guna bisa mendapatkan uang yang dibutuhkan, sebab uang tunai tidak dimiliki Hj.Suriani.

Karena saran yang diberikan tidak terlalu memberatkan Hj.Suriani dan mampu membuat semua kesulitan Hasmawati teratasi diajukanlah sekaligus permintaan dua buah gelang untuk dipakai masuk kepegadaian, karena terdapat juga pembayaran cicilan mobil yang akan jatuh tempo, sehingga Hj.Suriani menambahnya dengan berat total kseluruhan 20 gram untuk dipergunakan.

“Waktu itu uang hanya bisa dicairkan sebesar delapan juta rupiah”, papar Hasmawati.

Selang beberapa waktu kemudian tibalah Hasmawati menyampaikan kepada yang bersangkutan bahwa gelang emas sudah dapat diambil pada tempat pegadaian kemarin, namun Hj.Suriani memberi intruksi agar sebaiknya jangan dulu, karena kebetulan dirinya juga membutuhkan uang.

“Kala itu, saya hanya mampu mengeluarkan satu buah gelang seberat sepuluh gram dipegadaian, dengan uang yang ada sebesar empat juta rupiah, tetapi uang pembayaran tersebut lalu diambil langsung Hj.Suriani”, tegas Hasmawati.

Kata Hj.Suriani sebut Hasmawati, jika satu gelang emas tersebut dikeluarkan maka akan tetap dimasukkan kembali juga. Selang beberapa lama beliau menagih lagi melalui pesan WA, kepada salah satu anak Hasmawati yang tua kebetulan adalah juga seorang guru pendidikan.

“Hj.Suriani mengetahui bahwa uang untuk pembayaran gelang yang satunya telah dipakai olehnya (Anak Hasmawati), beliau setuju dan mengizinkan bahkankan saat itu memang sudah dijanji akan dikembalikan seluruhnya, Hj.Suriani sempat minta maaf karena telah menagih ibunya Hasmawati, intinya mereka berdua sepakat”, lanjutnya.

Sebelumnya, sebenarnya ungkap Hasmawati terdapat masalah lain yang menyangkut terhambatnya pembayaran emas di pegadaian bahkan hingga harus lebur, yakni ceritanya, ada harta milik orang tua mereka berupa sawah yang harus dibagi kepada orang tua Hasmawati karena orang tua Hj.Suriani adalah bersaudara, pada saat diperkarakan harta tersebut emas dan hartanya orang tua Hasmawati habis dipakai turun naik, dari Makassar ke Bone, guna mengurus perkara tersebut.

Hingga orang tua Hasmawati sakit, Hj.Suriani bahkan jika ditagih uang selalu menjawab tidak ada. padahal harta yang diperkarakan tersebut berhasil didapatkan.

“Kepada orang tua saya, saya sampaikan untuk bersabar saja, dia bilang akan melakukan tuntutan namanya orang tua sikapnya cukup keras, tetapi saya katakan kepadanya agar bersabar saja, sekarang orang tua saya sudah meninggal”, paparnya lagi.

Hasmawati berfikir kala itu mengapa bukan utang pribadinya kepada Hj.Suriani saja yang dibayarkan untuk membiayai hidup orang tuanya, tetapi fikiran itu ditepisnya, sebab utang kemarin atau sisa gelang emas 10 gram kini adalah urusan Hj.Suriani dengan anaknya.

“Hj.Suriani pernah menagih kembali, dan saya sampaikan urasan saya dengan dia telah selesai “itu tinggal urusanta dengan ponakanta”, itu kata saya kedia Hj.Suriani”, jelasnya lagi saat memberi penjelasan secara terang kepada Hj.Suryani.

Hj.Suriani seperti tidak menerima, kemudian mendatangi lagi Hasmawati Sehari sebelum kejadian adu jotos.dengan membawakan uang yang telah diambilnya saat itu senilai 4 juta rupiah.  Lalu menyimpannya diatas tempat tidur sembari berkata “ambil ini uang, pokoknya saya mau dua buah gelang emas saya kembali”.

“Demi Allah pak, saya tidak pernah mengambil uang empat juta tersebut yang dia (Hj.Suriani) simpan diatas tempat tidur, uang tersebut diambil oleh kakak saya karena Hj.Suriani sudah pulang, kejadian itu pada hari jumat”, jelasnya lagi

Ancaman yang ditebar Hj.Suriani dengan niat memukul termasuk niat lainnya seperti mempermalukan Hasmawati dengan cara berkoar-koar disekolah tempatnya mengajar disampaikan kepada kakak Hasmawati.

“Padahal saya sudah memberikan kartu  ATM sertifikasi saya, untuk dipergunakan Hj.Suriani untuk membeli apa saja termasuk emas yang dia inginkan, tetapi ATM tersebut tidak sempat dia ambil”, cerita lebih lanjut Hasmawati.

Karena telah berlarut-larut, Hasmawati juga tidak menyangka bahkan bagikan petir disiang bolong Hj.Suriani lalu naik pitam, pada hari kejadian dan terjadilah peristiwa tersebut.

Tim batarapos.com/Zul/Yusri

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan