Luwu Timur, batarapos.com – Beberapa hari yang lalu, proyek Pelebaran jalan poros Wotu-Malili ini diprotes oleh sejumlah masyarakat di Desa Manurung, Kecamatan Malili.
Warga memprotes lantaran batu yang digunakan tidak sesuai dengan Spesifikasi yang menggunakan batu pecah (batu gunung) yang rapuh.
Hal itu dibenarkan oleh Ratlan Abas selaku pengawas lapangan PT. Bangun Bumi Indah (BBI) saat dikonfirmasi siang tadi, Kamis (19/3/2020).
“Iya sudah diprotes masyarakat, tapi kita sudah bongkar sekitar tujuh meter” Ucap Ratlan Abas.
Ditanya soal spesifikasi penggunaan material batu, Ratlan Abas juga mengakui jika mengacu pada RAB penggunaan material batu kali bukan batu gunung.
Namun menurutnya, batu gunung yang digunakan sekarang sudah melalui uji lab yang disuplainya dari salah satu Tambang di area Tole-Tole, Kecamatan Malili.
“Ya.. kalau RABnya itu batu kali, tapi susah batu kali sekarang, ini batu gunung yang kita gunakan sudah uji lab dan layak, batu ini kita ambil di Tole-tole, kalau ditongkang itu bunyi kayak besi ini batu” tuturnya.
Proyek ini juga kerap mencampur pasir dan semen secara manual (tidak pakai molen), dimana semen ditumpah diatas tumpukan pasir lalu diaduk tanpa takaran pas.
Menangkal soal itu, Ratlan Abas berdalih jika campuran yang tidak menggunakan molen untuk sisa pasangan batu.
“Itu yang campurannya tidak pakai molen untuk sisa-sisa pasangan batu saja” Dalihnya.
Pasir yang digunakan juga sangat halus, sehingga tidak menjamin kualitas pasangan batu untuk jangka waktu lama.
“Pasirnya juga pasir halus sekali, pasir yang cocoknya untuk plasteran saja bukan untuk pasangan batu, diduga tidak ada ketahanan untuk jangka waktu lama, kami berharap penegak hukum bisa turun lapangan untuk meninjau proyek ini” Kata warga yang identitasnya tidak ingin disebutkan.
Proyek Preservasi jalan dan jembatan Wotu-Tarengge-Malili-Batas Sultra ini dikelolah oleh PT. Bangun Bumi Indah dengan total Anggaran Rp. 42.180.981.791.00 (empat puluh dua milyar seratus delapan puluh juta sembilan ratus delapan puluh satu ribu tujuh ratus sembilan puluh satu rupiah) Tahun Anggaran 2020. (HS).
