Luwu Timur, batarapos.com – Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung, Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan.
Eceng gondok ini justru dimanfaatkan dan diolah oleh masyarakat Desa Kalaena Kiri, Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan, sebagai barang-barang kerajinan.
Pasangan Ahmad Nur Cahyono dan Wiwik warga Desa Kalaena Kiri Luwu Timur salah satunya yang memanfaatkan tanaman eceng gondok sebagai bahan baku pembuatan tas wanita yang cantik, tempat tisu, kursi, sendal, pot bunga dan lain lain.
Meski belum diekspor, hasil kerajinan eceng gondok ini banyak diminati masyarakat lokal Luwu Timur, bahkan hasil kerajinan eceng gondok ini sempat ditampilkan pada pameran Dekranasda tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang saat itu habis terjual.
“Kami fokus pasaran lokal dulu itupun kewalahan melayani pesanan karena paling banyak kami bikin itu 3 sampai 4 dalam sehari, seperti jenis tas, sandal dan tempat tisu sementara untuk kursi itu butuh waktu yang lumayan lama karena harus dibentuk dulu” Kata Ahmad Nur Cahyono.
Kerajinan eceng gondok dari Kalaena Kiri ini juga diperkenalkan oleh pemerintah daerah Luwu Timur ditingkat nasional di Bengkulu.
Harga jual hasil anyaman eceng gondok ini juga relatif murah, mulai kisaran 40 ribu sampai 200 ribu tergantung barang dan tingkat kesulitan saat menganyam.
Proses pembuatannya pun membutuhkan waktu yang lumayan lama mulai dari pengambilan bahan baku selanjutnya dikeringkan selama 5 sampai dengan 7 hari tergantung cuaca, setelah dikeringkan batang eceng gondok yang sudah kering kembali didinginkan dan siap dianyam.
Pasangan Ahmad Nur Cahyono dan Wiwik mampu membuat kerajinan eceng gondok sebanyak 4 buah, jenis tas dan tempat tisu perharinya, sementara untuk pembuatan kursi membutuhkan waktu sekitar 3 hari. (HS).