Bone, batarapos.com – Setelah diberitakan sebelumnya terkait dugaan pungutan liar (Pungli) dilingkup SMA.N 5 Bone tepatnya di jalan poros Bone-Makassar, Desa Patangkai, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi – Selatan akhirnya Kepala Sekolah angkat bicara.
Kepala SMA.N 5 Bone (Drs. Mastang, M.Pd) mengatakan dana Partisipasi yang diberikan oleh siswa hanya berupa sumbangan, hal itu dikatakannya saat dikonfirmasi langsung dikediamannya, Minggu (10/11/19).
Sumbangan tiap Jumat itu merupakan program Osis yang dikelola oleh bendahara Osis dari panitia, dan itu telah dilakukan pertemuan tahun lalu dalam pembahasan sumbangan itu pihak sekolah menghadirkan kepolisian dan kejaksaan.
“Itu hanya bersifat sumbangan, saat akan dilakukan kita adakan rapat yang dihadiri Kepolisian dan Kejaksaan, karena kita tidak ingin dikatakan Pungli dan untuk tahun lalu ada, tapi tahun ini belum ada, karena belum dirapatkan ulang, baru rencana dirapatkan,” katanya.
Program itu menurut Drs. Mastang, M.Pd adalah program Osis, dimana pihak sekolah juga turut menyumbang.
“Inikan programnya osis, kita juga ini guru menyumbang terus, karena belumpi selesai pembangunan Masjid, dan ini dikelola bendahara osis dari panitia, bahkan Menteri pertanian (Mentan) kemarin baru-baru menyumbang 10 juta lebih,” tuturnya.
Lanjut dijelaskan bahwa sumbangan itu selain untuk perbaikan masjid juga dipakai untuk membayar guru honorer (non PNS) security dan petugas kebersihan.
“Kan kita pihak sekolah hanya mengusulkan toh, sekolah mengusulkan misalnya sekian tenaga honorer, sekian pegawai honor. Seribu rupiah per siswa jadi kita butuh dana sekian per tahun, kita keluarkan mi itu, karena dana BOS yang dibayar pemerintah cuma 24 jam, coba yang non PNS ada yang sampai 36 jam, yang dibayar cuma 24 jam. Jadi kalau tidak ada partisipasi orang tua siswa sesuai keihklasannya apa mau dibayarkan, yang penting tidak dipaksakan,” jelasnya.
Saat disinggung soal adanya pembayaran komite yang dibebankan kepada siswa setiap bulannya, Kepala sekolah SMA 5 membahtah keras isu tersebut, “Tidak ada, tidak ada uang komite,” bantahnya.
Sementara dari keterangan Kepala Sekolah sangat bertolak dengan keterangan sejumlah siswa-siswi.
Dimana sejumlah siswa inisial (IU), (EL) (A) yang mengaku setiap bulan membayar Rp. 20.000,- uang komite, Lain dengan pembayaran setiap hari Jumat (sedeqah).
“Sebulan Rp. 20.000,- tapi kadang kami langsung bayar 1 semester sekitar Rp.120.000,- kalau itu sedekah, seikhlasnya dan bahkan tidak bayar tapi ini ditarget,” ungkap Siswa. (Yusri)