1 Juni 2025, 1:16 pm

Dugaan Pungli Sekolah Paud Amanrang, Kepsek Sebut Program Kerja

Bone, batarapos.com – Berbagai modus dugaan pungutan liar (Pungli), yang dilakukan pihak Kepala sekolah Pendidikan Anak Usia Disini (Paud), Bina Ilmu (Amanrang), Desa Samaenre, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa yang dirahasiakan identitasnya mengaku dimintai oleh Kepala Sekolah uang pembayaran ijazah dan uang fhoto sebesar Rp. 450.000., untuk penamatan anaknya.

Empat setengah semua (Pembayarannya), photo sama ijazah, tapi saya baru uang fhoto saya bayar seratus ribu rupiah. Kepala sekolahnya yang sampaikan (atas nama), Ibu Ani“, ucapnya orang tua siswa.

Saya juga baru uang fhoto saya bayar seratus ribu, ijazahnya belumpi”, Tambah orang tua siswa lainnya saat dikonfirmasi batarapos.com tepatnya tanggal 1 Juli 2020.

Selain biaya pembayaran ijazah yang disampaikan kepada orang tua siswa, rupanya pihak sekolah juga membebankan untuk biaya pendaftaran masuk sebagai siswa baru yang diperkirakan mencapai kurang lebih Rp. 195.000., per siswa.

Pendaftaran masuk seratus ribu rupiah, seragam polisi sama seragam olahraga lain ki itu. Baju seragamnya tidak dipaksakan, yang mau ambil saja orang tuanya toh. Beliki juga buku dua puluh ribu rupiah disimpan ji juga di sekolah, di sekolah ji napelajari. Totalnya kemarin waktu penerimaan siswa baru seratus sembilan puluh lima ribu rupiah (Dibayar), ada juga itu uang bulannya dua puluh ribu rupiah setiap bulan tapi tidak berjalan ki waktunya (Covid19), tidak sekolah anak-anak”, bebernya.

Sementara itu Kepala Sekolah Bina Ilmu Afriani, S.Pd saat dikonfirmasi langsung media batarapos.com dikediamannya Selasa, (18/8/2020) sedikit berbeda dari jumlah nominal yang dibeberkan orang tua siswa sebelumnya. Dimana pihak Kepala Sekolah hanya meminta sumbangan sebesar Rp. 300.000.

Tiga ratus ribu ji per siswa, uang fhoto lima puluh ribu lengkap mi dengan bingkainya. Tapi saya tidak paksa ji maksudnya yang mau membayar saja. Ini masih ada lima orang belum membayar, ada juga dia cicil seratus ribu rupiah, lima puluh ribu rupiah, dua puluh ribu. Masih ada lima orang belum membayar“, tuturnya.

Bahkan Afriani mengaku selama lima tahun menahkodahi TK Bina Ilmu Amanrang tidak pernah absen meminta sumbangan kepada orang tua siswa saat penamatan. Untuk tahun ini misalnya ia hanya mengumpulkan sekitar 7 juta rupiah dari 20 siswanya yang tamat yang kemudian disebutnya sebagai progran kerja tahunan.

Kemudian ia kelola sendiri untuk keperluan sekolah seperti pembangunan pagar, pemasangan meteran listrik sampai pengadaan air ledeng di sekolahnya tersebut.

Bukan biaya ijazah, itu sumbangan. Itu pagar saya perbaiki kiri kanan. Kalau kita tiga ratusan ji kalau di (Kecamatan), Lappariaja (Sekolah Paud disana Misalnya), itu lima ratusan. Ada anggaran dari Kabupaten (Bantuan Operasional Penyelenggaraan), ((BOP Paud)), tapi saya tidak ambil karena tidak bisa saya pertanggung jawabkan karena setiap anu mau dilaporkan lagi, mana mi guruku tidak ada yang bisa jadi bendahara. Karena sekolah lain juga begitu sumbangan semua”, Imbuhnya.

Yang jelas itu pembayaran tergantung dari yayasan. Apa kekuranganya yayasanya kalau parah yah banyak juga (Pungutan), setiap Kecamatan beda-beda pembayaranya, ada yang tiga ratus ribu rupiah, ada yang empat ratu ribu rupiah.

Terus terang Dek kalau tidak ada sumbangan dari orang tua betul-betul saya sekolah ku (Memprihatinkan), tapi alhamdulillah semenjak (Melakukan Pungutan), Sekolah bagus ada pagarnya, lampunya apa.

Tapi nanti menyumbang kalau mau tamat, kalau masuk tidak. Itu ji uang pendaftaran seratus ribu rupiah, tapi kalau saya tidak kasih begitu apa mau saya belikan buku, gunting, pensil, lem, krayon, mainan, mana lagi kalau ikut perlombaan. Kan tidak ada anggaranya“, tutup Kepala Sekola TK Bina Ilmu Amanrang Afriani, S.Pd. (Yusri).

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan