Luwu Timur,Ā batarapos.comĀ – Kisruh dua kelompok tani di wasuponda menuntut agar pengelola PDAM menghentikan pembangunan pipa yang berbuntut panjang, akhirnya mendapatkan solusi.
Pemerintah kecamatan beserta pemerintah desa Ledu-Ledu dan pimpinan kepolisian sektor Wasuponda mengadakan pertemuan yang menghadirkan masyarakat kelompok tani dan pihak PDAM, diaula kantor desa Ledu-Ledu, Kamis (9/01/2020).
Dua kelompok tani yang ada dikecamatan Wasuponda, yakni kelompok tani kompoboe dan kelompok tani sinongko menuntut agar pihak PDAM menutup saluran air yang mengalir kepipa PDAM karena kondisi lahan persawahan yang kering akibat tidak adanya suplai air yang masuk kepengairan.
Salah satu dari dari puluhan masyarakat kelompok tani, Charles Siders kepada media ini mengatakan kalau mereka dirugikan dengan pembangunan penampungan pipa PDAM yang berimbas pada keringnya air yang mengaliri sawah mereka, sehingga dirinya dan masyarakat kelompok tani meminta kepada pihak PDAM agar menghentikan kegiatan pembangunan penampungan pipa.
“Kami masyarakat tani menuntut agar pihak PDAM menutup saluran yang masuk kepipa karena kondisi sawah kami kering akibat tidak adanya aliran air yang masuk kepengairan,”ucap Charles.
Setelah pertemuan dengan berbagai pihak, akhirnya camat Wasuponda Joni Patabi S.Sos, kapolsek Wasuponda Iptu. Simon Siltu SH, kades Ledu-Ledu Andi Ahmad, bersama pihak dari dinas pertanian serta masyarakat kelompok tani dan pihak PDAM langsung menuju kelokasi pembangunan pipa PDAM didusun rendehaka desa Ledu-Ledu.
Dari hasil pertemuan dan peninjauan lokasi, disepakati pembagian air dimana pihak PDAM mendapatkan 40 persen debet air untuk aliran kepipa dan 60 persen jatah air untuk pengairan yang mengalir ke 100 hektar sawah milik 2 kelompok tani, selain itu kepala desa Ledu-Ledu Andi Ahmad akan berkoordinasi dengan kepala desa Wasuponda Ananias Ganna dan kepala desa Tabarano Rimal Manuk Allo, untuk membuat parit sebagai pengairan kepersawahan milik kelompok tani dengan menggunakan dana desa, dimana air dari PDAM itu digunakanĀ 3 desa tersebut.
Demi menjaga kondisi para petani yang akan turun sawah karena anjuran dari pertanian, Iptu. Simon Siltu mengintruksikan agar pihak PDAM tetap memantau debit air yang ada di penampungan, sehingga memastikan masyarakat kelompok tani tidak kekurangan air, dan juga meminta kepada para petani agar berkoordinasi dengan pihak PDAM apabila membutuhkan air untuk mengelola persawahan agar penanaman padi sesuai jadwal.
“Dari pantauan kami dan pemerintah setempat, pembangunan penampungan air PDAM itu memang mengurangi debet air yang masuk kepengairan petani, namun koordinasi antara pihak PDAM dan masyarakat kelompok tani perlu ditingkatkan agar pembagian untuk suplai air kepersawahan dan kepipa bisa merata,”jelas Iptu. Simon Siltu saat dikonfimasi.(AR)