Bone, batarapos.com – Terkait dengan kasus hamil diluar nikah oleh pasangan sejoli inisial WI yang merupakan warga Kota Makassar dan kekasihnya inisial ZR merupakan warga Kabupaten Bone sepertinya belum menemukan titik terang.
Meskipun keduanya sempat dipertemukan di rumah Kepala Dusun di Kecamatan Palakka dan dihadirkan langsung pihak laki-laki inisial (ZR), serta disaksikan oleh Kepala Desa, Kepala Dusun, Babinsa juga Bhabinkamtibmas.
Namun sepertinya buntut permasalahan dari pasangan kekasih yang sebelumnya menjalin hubungan pacaran dan melahirkan seorang bayi laki-laki hingga saat ini belum membuahkan hasil, lantaran keberadaan bayinya itu masi menjadi misterius.
Dalam keterangan ZR saat dipertemukan di Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone dikediaman kepala Dusun Jumat, (23/10/2020) kemarin, mengakui sempat bertemu dengan WI di Kota Makassar usai berlayar dan check in disebuah hotel namun ia membantah keras tudingan pacarnya itu dugaan keterlibatan dirinya atas hilangnya bayi tersebut.
“Iyye bulan September (2020), ((Tepatnya)), Minggu kemarin saya berdua di hotel bermalam, tapi itu bayi tidak pernah saya liat. Iyye nda kutaui (Kalau itu bayi), itu mi masalahnya kenapa na tuduhkan begitu (Saya yang ambil), bilang ada bukti mu kah saya bilang. Fikir coba, masuk akal kah itu saya sembunyi. Saya tiba disini ada tiket pesawatku bulan sembilan saya tiba di Makassar pak, tanya buktinya (apa), kalau kata-kata kan gampang ji direkayasa”, tegas ZR.
Lanjut inisial ZR, mengakui bahwa saat itu ia pernah mencari bayi tersebut dan menghubungi nomor yang diberikan oleh WI hanya saja waktu itu tidak ada informasi yang didapatnya.
“Jadi kemarin napaksaka (WI), cari itu (Bayi), nabilang kalau tidak mucari kukasih maluko itu. Kita sebagai laki-laki bagaimana kita toh, otomatis ku ikuti mi kasian”, terangnya.
Memang sebelumku berangkat (Berlayar), sempat kutiduri. Tapi saya berlayar empat belas bulan, Saya tiduri sekitar bulan lima (Mei 2020), dan itupun saya matikan telefon ta kemarin karena saya kaget kita bilang dari (Media), wartawan.
Sementara itu keterangan WI dihadapan ZR dan aparat dari pemerintah Desa begitupun aparat dari kepolisian dalam hal ini Bhabinkamtibmas dan Babinsa, menjelaskan bahwa sebelumnya dirinya sering berkomunikasi dengan pasangan inisial (IN), dan (IP), yang mejaga bayinya itu. Hingga hilang kontak setelah ZR tiba di kabupaten Bone setelah diberikan alamat bayi tersebut.
“Selaluja komunikasi itu (IP), (Sebelumnya), Jadi pas mi datang (ZR), ((Dari berlayar)), ketemuja sama dia (ZR), bersamaan ji. Bertanyaki bilang dimana itu alamatnya anak?. (Saya), Bilang disini, jadi ku tunjukkan mi alamatnya. Bahkan kukasi ji nomor telefonya (Yang asuh itu bayi), dan semenjak pulang mi ke (Kota), Bone tidak bisa mi kuhubungi itu orang (IP dan IN). Jadi itumi curigaku ji itu berfikirma jangan-jangan (ZR), yang (bawa), siapa coba yang anu (Tidak curiga), karena pulang pi ke Bone baru tidak bisa dihubungi itu orang”, tambah WI.
Lanjut WI kembali menjelaskan jauh sebelum bayinya yang dikandung selama kurang lebih 7 bulan tersebut lahir. Sampai pihak dari keluarganya pun tidak mengetahui derita yang dialaminya selama ini.
“Itu anak dari kuhamilkan memang pak toh kusembunyikan dari keluarga, terus itu (ZR), kan juga suka desak-desak saya gugurkan ki-gugurkan ki tapi tidak bisa kugugurkan itu anak yang ketiga (Kalinya), karena setiap (ZR), suruh gugurkan ki. (Saya bilang), sudah mi kuminum itu obat padahal tidak kuminum itu obat karena tidak mauka memang gugurkan ki” jelasnya.
Lanjut diceritakan, karena tidak bisa ma sembunyi ki ditambah (ZR), desak saya terus, akhirnya saya ke Kota Pare-pare, sekitar kurang lebih 7 bulan umurnya itu anak (Janin saya), karena kufikirnya itu kalau diurut mati itu anak kalau keluar ki karena yang kudatangi dukun beranak. Ternyata pas keluar itu anak tidak mati, masih hidupki.
Masih dijelaskan, jadi itumi yang bantuka urut bawa ke rumah sakit, karena kalau tidak dibawah kerumah sakit mati itu anak, karena dia juga tidak mau kalau hidup ki itu anak baru nabunuh, kan masa mau kubunuh itu anak.
“Jadi keluar dari rumah sakit. Pas sekitar dua bulan atau tiga bulan di rumahnya itu nenek (Dukun beranak), tapi itu nenek tidak bisa mi juga anu (Jaga), karena bertanya-bertanya terus mi tetangganya. Jadi bilangki nanti saya carikan ki siapa tau ada yang bisa (Jaga)”, jelas WI.
Jadi pas disitu, saya tidak tau keluarganya ataukah apanya itu orang tinggal di jalan poros Bone-Wajo, pasangan inisial IN dan IP. Nah disitu mi tinggal itu anak, selalu ja komunikasi itu orang (Yang asuh bayi), IP namanya. Selaluja datangi tapi tidak sampaika di rumahnya.
“Masuk ja iya dilorongnya tapi kukasih turun ji saja disitu, karena pernah ka bawakangi uang lima belas juta untuk rawat ki itu anak, ta setengah ku ji itu (ZR), bayar ki. (Dari 15 juta rupiah), jadi (Saya bilang), rawat mi itu anak kapan-kapan datangka kesini sempat bisa ji kulihat. Tapi ini anak tidak jadi hak ta kita rawat saja karena nanti siapa tau ada rejekiku bisa ji ku ambil kalau besar mi“, tambahnya WI. (Yusri)