Liputan : Tim batarapos.com/Ida Lestari
Luwu Timur, batarapos.com – Komitmen PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) terhadap lingkungan pascatambang telah dibuktikan salah satunya dengan perolehan Penghargaan PROPER Hijau yang keempat kalinya di tahun 2023 ini.
Sebelumnya, PT Vale telah meraih PROPER Biru selama enam tahun berturut-turut sepanjang periode penilaian 2011 – 2017, setelah periode tersebut, PT Vale mencatatkan nama sebagai penerima PROPER Hijau sebanyak empat kali.
Dimana PROPER Hijau ini merupakan penghargaan dari Pemerintah kepada dunia usaha yang patuh dan melebihi ketaatan terhadap pengelolaan lingkungan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien, dan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan baik.
Penghargaan ini juga sekaligus membuktikan komitmen PT Vale sebagai perusahaan tambang terintegrasi, yang peduli terhadap lingkungan operasi tambang dan pengolahan nikelnya yang berada di Blok Sorowako,kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Penghargaan PROPER Hijau keempat kalinya ini diserahkan langsung Wakil Presiden Ma’ruf Amin didampingi Wakil Menteri Lingkungan Hidu, Alue Dohong kepada PT Vale yang diwakili Direktur Vinicius Mendes Ferreira, di Jakarta, Rabu 20 Desember 2023.
Director Environment dan Permit Management PT Vale, Zainuddin mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak baik dari KLHK, pemerintah setempat, karyawan, mitra kerja, dan masyarakat atas dukungan dan pencapaian PROPER Hijau ini.
“ Penghargaan ini adalah salah satu bukti nyata bagaimana PT Vale senantiasa mengelola lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, kami akan terus melakukan perbaikan, khususnya dalam menghadirkan inisiatif yang dapat meningkatkan ekonomi sirkular di masyarakat, dan kami berharap ke depannya bisa meraih penghargaan yang lebih tinggi, yaitu PROPER Emas,” Ungkapnya.
Keberhasilan PT Vale mempertahankan PROPER Hijau antara lain didukung hadirnya Taman Kehati Sawerigading Wallacea, sebuah fasilitas terpadu yang merupakan komitmen perseroan untuk mewujudkan pertambangan terintegrasi dengan menjaga keanekaragaman hayati, begitu juga kegiatan rehabilitasi lahan pascatambang dan reforestasi lintas batas yang bibit pohonnya diambil dari Nursery, Selain itu, juga didukung program-program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada kemandirian.
Cara PT Vale Menerapkan Prinsip-prinsip ESG
CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febrianny Eddy menjelaskan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang sudah menjadi jati diri dan DNA PT Vale, ESG merupakan prinsip yang disepakati para pemimpin dunia untuk menghadapi perubahan iklim dalam konsensu Paris Agreement.
Hal itu dijelaskan Febrianny Eddy saat hadir menjadi salah satu pembicara dalam forum skala nasional Makassar Leadership Summit yang digelar Perhimpunan Manajemen SDM (PMSM) Indonesia bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) di Hotel Claro, Makassar Selasa 28 November 2023 lalu.
” Bagi saya, ESG itu DNA, jati diri perusahaan, karena kalau sudah menjadi jati diri, maka setiap langkah dan keputusan kita akan selalu sejalan dengan ESG ini,” ungkap Febriany sambil menunjukkan milestone PT Vale yang menjadi ‘kompas perusahaan’ dalam menjalankan prinsip keberlanjutan.
Ada empat hal yang ditekankan Febriany terkait ESG dalam forum tersebut, pertama terkait reforestasi yang kerap kali menjadi isu krusial terkait pertambangan.
” Tambang selalu identik terkait dengan isu deforestasi, dituduh menghancurkan hutan, menghancurkan pohon, kami di Vale, gencar melakukan reforestasi, pada 2005 telah mengembangkan taman pembibitan dengan luas 15 hektare, kemarin pada bulan Maret telah diresmikan oleh Presiden Jokowi di Sorowako dan sekarang namanya menjadi Taman Kehati, kapasitasnya 700 ribu bibit pohon per tahun, kami cuma pakai setengahnya, sisanya kita donasikan ke daerah lain,” ungkapnya.
Reforestasi yang dilakukan PT Vale bukan cuma di luar kawasan konsesi lahan, luas lahan yang telah dihijaukan atau direforestasi sejak berdiri, sudah mencapai hingga 250 persen dari total lahan yang telah dibuka.
Terkait reklamasi, Febriany menjelaskan, bagaimana perusahaan melakukan reklamasi atau pemulihan lahan bekas tambang, PT Vale tidak melakukan pembukaan lahan besar-besaran ketika melakukan proses eksplorasi.
” Kita reklamasi progresif, bukit yang ingin kita tambang biasanya prosesnya 4 sampai 5 tahun, itu terlebih dahulu kita pecah menjadi kompartemen-kompartemen kecil, jadi kompartemen yang kita butuhkan saja yang dibuka (dieksplorasi), begitu satu kompartemen selesai ditambang, langsung direklamasi (ditanami pohon dan dihijaukan). Jadi aktivitas tambang dan proses reklamasi ini berdampingan (dilakukan bersamaan),” papar Febriany.
Untuk reforestasi di luar kawasan tambang, Febrianny juga menjelaskan PT Vale sudah menanam 16 juta pohon di luar area tambang, dua jutanya adalah pohon lokal dan sisanya pohon-pohon endemik.
” Kita juga ada konservasi kayu hitam atau eboni di Sorowako, sudah ada 75 ribu pohon eboni,” Ungkapnya.
Selanjutnya adalah terkait air limpasan tambang, untuk masalah ini, Febrianny mengundang berbagai pihak untuk datang ke PT Vale dan melihat Danau Matano yang jernih, meski air limpasan tambang PT Vale mengalir ke danau tersebut.
Dalam forum yang menghadirkan tokoh nasional Jusuf Kalla hingga Tanri Abeng ini, Febriany Eddy menjawab kekhawatiran banyak pimpinan perusahaan bahwa menjalankan prinsip-prinsip ESG itu membutuhkan biaya yang mahal. Menurut Febry, investasi untuk mewujudkan industri yang ramah lingkungan itu justru hasilnya bisa dinikmati dan bisa menghemat.
” Kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan, bahwa investasi terkait sustainability itu tidak mahal, kami mengeluarkan investasi yang sangat besar untuk mengoperasikan tiga pembangkit tenaga air atau PLTA (untuk mengoperasikan industri smelter), namun ketika harga minyak tinggi, batu bara tinggi, kita bisa menghemat banyak sekali biaya,” ungkapnya.
Dengan tiga pembangkit bertenaga air yang ramah lingkungan itu pula, PT Vale bisa mengeliminir paling tidak 1 juta ton karbon per tahun.
” Kalau bisa diupgrade akan kita lakukan,” ucap Febriany.
Dalam kesempatan tersebut, Febrianny juga mengungkapkan bagaimana pemikirannya terkait upaya memerangi perubahan iklim, salah satunya adalah memaksimalkan stakeholders yang terkait.
” Saya dulu belajar finansial, kita belajar bagaimana memaksimalkan shareholders value, sekarang yang kita harus maksimalkan adalah stakholders value atau pemangku kepentingan, jadi membangun ekonomi dan menghadapi perubahan iklim ini kita butuh kerja sama stakeholders, bukan cuma shareholders (pemilik saham),” jelasnya.
Tanggapan Masyarakat Soal Lingkungan dan Keselamatan Kerja PT Vale
Muh. Saleh, selaku masyarakat kecamatan Towuti, kabupaten Luwu Timur yang juga merupakan eks karyawan kontraktor di area tambang PT Vale tidak meragukan PT Vale dari masalah lingkungan khususnya pascatambang.
Salah satu lokasi pascatambang yang menurutnya menjadi saksi komitmen PT Vale terhadap lingkungan adalah bukit Himalayah yang luasnya sekitar 50 hektare, usia tanaman yang ada di dalam hutan Himalayah ini bahkan ada yang sudah mencapai 18 tahun seperti jenis tanaman sengon.
“ Sebagai masyarakat, kita menilai memang wajar dan tidak diragukan lagi PT Vale kalau soal lingkungan pacatambang, dan ini bukan cerita yang hanya didengar saja, tapi dibuktikan dengan upayanya, salah satunya di bukit Himalayah itu, disana kalau orang baru lihat itu, mereka tidak tahu kalau itu lahan bekas tambang, karena kondisinya sudah seperti hutan lebat, tanamannya sudah belasan tahun,” Kata Muh. Saleh kepada batarapos.com.
Senada dengan Kepala Desa Loeha, kecamatan Towuti, kabupaten Luwu Timur, Hamka Tandioga saat ditemui batarapos.com, menurutnya PT Vale sangat komitmen menjaga lingkungan, demikian dengan keselamatan kerja karyawan yang bekerja di area tambang.
“ PT Vale sangat menjaga lingkungan di area tambangnya, PT Vale setelah menambang itu tidak pernah membiarkan lahan yang sudah di tambang terbuka terlalu lama, setelah menambang itu mereka langsung fokuskan reklamasi atau penghijaun kembali, berbicara soal keselamatan kerja, PT Vale mungkin yang paling ketat, bayangkan saja, kalau ada insiden operasi harus dihentikan sampai kondisi benar-benar steril dan normal, karena ketatnya aturan keselamatan kerja di PT Vale maka kecelakaan kerja juga mampu ditekan,” Ujarnya.