Bone, batarapos.com – Diduga tindakan Korupsi yang terstruktur dan masif pada penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kabupaten Bone, belum tersentuh hukum, sejak bergulir. Ada apa ?.
Masyarakat miskin yang merupakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di tengah Virus Corona (Covid-19), mereka mendapat pembagian jatah pangan, diantaranya beras dan telur serta ayam potong yang masih hidup.
Hak uang yang ada dalam kartu BPNT milik mereka KPM diperkirakan, Bulan Januari Rp.150.000, Februari Rp.150.000, Maret Rp.200.000 jika ditotal Rp.500.000. Kemudian digesek diambil oleh agen Bank Mandiri pada setiap penyaluran.
Untuk tahun 2020 perusahaan Sub player BPNT berganti yang sebelumnya CV. Arman Jaya, kini beralih ke CV. Ana Anugrah.
Penyaluran BPNT kepada KPM tergambar pada keramaian Di Kabupaten, Kecamatan Bengo, Desa Walimpong, rumah Rika Darwis selaku agen BPNT, atau tepat disamping kediaman Kepala Desa Walimpong, Senin (30/3/2020).
Masyarakat miskin BPNT Desa Walimpong pada saat pembahagian jatah terpantau mengaku menerima beras 1 karung @ 9 Kg, telur 27 biji, tiga ekor anak ayam potong, diantara mereka menyembut ayam sari laut, “satu potong ayam sari laut”.
“(Diantara ayam yang diterima) kalo yang ini (menujuk salah satu ayam) tidak cukup satu kilo”, ucapnya.
Kepala Desa Walimpong bernama Taufiq dalam konfirmasinya kepada batarapos.com, mengakui ayam yang dibagikan kepada masyarakat miskin yang menerima BPNT, melihat dari ukuran memang tidak layak.
“Ayam ini memang agak kecil tapi itu aturan (aturan main) sudah dari atas”, paparnya, Selasa (31/3/2020).
Dari data yang dibeberkan Taufiq selaku Kepala Desa Walimpong bahwa penerima bantuan BPNT tersebut saat dibagikan berjumlah 271 Kepala Keluarga.
Pada waktu yang sama Sekertaris Kecamatan Bengo Idil Adha A. Passamula selaku Tim Koodinasi (Tikor) Kecamatan, mengaku ayam yang disalurkan oleh Sub player CV.Ana Anugrah tidak sesuai, bahkan untuk penyaluran berikutnya untuk sementara ditunda di wilayah Kecamatan Bengo.
“Sebelum disalurkan kemarin kami sampaikan kepada KPM dengan kondisi ayam yang akan dibagikan.Untuk hari ini kami tunda dulu, saya akan kroscek dulu di Sub player hari ini di Bone Kota“, tandasnya.
Sebelumnya Idil Adha A.Passamula juga telah menuturkan bahwa pencairan kali ini adalah merupakan tahap ketiga dimana ayamnya langsung dibagikan sekaligus tiga ekor.
“Bulan satu dan bulan dua kan ayamnya belum ada, jadi kita langsung dropkan tiga ekor, jadi begini yah Sebenarnya ayam beku, yah cuman mengingat keadaan sekarang adanya Vrus Corona makanya kita ambil inisiatif supaya ayam hidup saja supaya kita lebih anu sampai di masyarakat“, jelasnya.
Lanjut Idil Adha A.Passamula lagi, karena kapan ayam beku dikhawatirkan jangan sampai tinggal, sehingga membusuk sampai dimasyarakat.
Makanya kita ditikor ambil inisiatif dihidupkan saja, nanti masyarakat yang ini, Karena jangan sampai belum juga mau dimakan kan bisa disimpan dulu dirumahnya.
“Disinikan (Kecamatan Bengo), terdapat sembilan Desa otomatis sembilan titik karena tidak mungkin dalam sehari langsung penyaluran semua jadi kita kasi jadwal setiap desa (Untuk penyaluran), karena terus terang stoknya juga tidak serta merta sekaligus datang. Bertahap juga datang stoknya”, ungkapnya.
Makanya setiap Sub player koordinasi ke agen, kita tikor hanya mengawasi saja penyaluranya .
“Jadi kita tikor tidak masuk diteknis penyaluranya, kita hanya mengawasi sampai ke (Keluarga Penerima Manfaat (KPM), apakah memang tepat sasaran ?, adapun masalah tehknis (seperti ukuran ayam) itu dari Sub player (CV Ana Anugrah)”, tutup Idil Adha A.Passamula, selaku Sekcam sekaligus Tim Koordinasi Kecamatan Bengo.
Dari keterangan A.Arman selaku Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Bengo, menurutnya selaku pendamping Kecamatan bengo kita itu cuma terima barang dari Sub player.
“Tugasta kita disini yang tentukan masalah jumlah, kwalitas kan Sub player (CV. Ana Anugrah), kita disini sebagai pengawasan saja. Bagaimana pendistribusiannya, bagaimana ini caranya supaya ini barang bisa sampai ke KPM ituji“, pungkasnya.
Kalau memang menurut kasat mata yah ?, kata A.Arman, mungkin dibilang harganya tinggi, tapi entalah bagaimana pengaturanya di Sub player karena kita terima barang jadi.
“Namanya juga ayam toh, satu peternakan itu nda mungkin sama semua, kalau masalah harga yang dipatok kita tidak tahu, karena bukan jurusan (rana kita) yang kita tau cuma harga dari Sub player itu ji. yang dikasikan ke Sub player itu tiga puluh tujuh ribu per ekor“, bebernya.
Sementara pantauan harga jual daging ayam potong secara eceran oleh pedagang ayam potong di Kota Makassar seperti ditempat pedagang ayam potong Farhan terbesar di Jalan Muh.Yamin, harga perkilo dijual Rp.25.000 perekor.
“Untuk uang tiga puluh tujuh ribu rupiah berat ayam daging ayam potong (dipastikan tidak kurang beratnya) 1,5 Kg“, terangnya. (Zul/Yusri).