Makassar, batarapos.com – Ditengah kesulitan ekonomi pasca pandemi covid19, rupanya masih saja ada segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan situasi yang ada dengan posisi jabatan disandangnya.
Dengan cara melakukan aksi dugaan pungutan liar (Pungli) kepada korbannya untuk meraup keuntungan baik secara pribadi ataupun golongan tertentu.
Pungutan liar tersebut terjadi dilingkungan sekolah SMA Negeri 7 Makassar yang berlokasi di jalan Arung Teko Sudiang. Korbannya pun tak lain para siswa-siswi yang tengah menempuh pendidikan di sekolah ini. Bahkan aksinya diperkirakan sudah berlangsung lama dan tidak terdeteksi oleh instansi terkait.
Hal ini baru tercium setelah salah satu korbannya tidak lain merupakan orang tua siswa melorkan peristiwa itu kepada batarapos.com
Dari hasil konfirmasi kepada siswa secara acak di sekolah ini terkuak dan rupanya dibenarkan oleh pelajar SMA 7 Sudiang yang pernah menjadi korban pungli di sekolah ini.
“Disuruhki sama guru, saya sama kelompokku satu dos Indomie, satu kelompok (berjumlah) tiga orang (siswa) bisa juga sendiri (perorangan)“, beber siswa SMU 7 Sudiang Minggu 5 Desember 2021.
Begitu juga keterangan siswa lainnya yang masih merupakan siswa SMA Negeri 7 Sudiang, dimana sepengetahuannya sumbangan berupa indomie instan itu merupakan untuk presentase sekolah sesuai araha oknum tenaga pengajar berinisial AN.
“Untuk presentasi saja, kalau tidak kumpul tidak taumi juga (dan) Setahu saya khusus kelas IX kak karena gurunya mengajar di kelas itu dan kalau kelas X atau XII saya juga kurang tahu”, tutur Siswa lainnya.
Siswa SMA Negeri 7 Makassar tersebut juga dalam pengakuannya membeli berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) kepada oknum tenaga guru pengajar di sekolah tempat ia belajar.
“Seingatku dua belas ribu rupiah satu Lembaran Kerja Siswa (LKS) saya beli, ada dua LKS saya beli, iyya tahun ini 2021 saya beli“, bebernya.
Sementara itu salah satu orang tua siswa yang berhasil dikonfirmasi oleh media ini rupanya sangat menyayangkan adanya berupa sumbangan tersebut terlebih ditengah kesulitan ekonomi saat ini.
“Tidak ada informasi (Sebelumnya) langsung saja minta ke siswa. Sangat kecewa, sudah pandemi baru anak-anak pake kuota masih minta sumbangan, diharuskan lagi, informasi indomie tersebut mau didonasikan tapi tidak jelas juga didonasikan kemana”, jelas orang tua siswa kepada batarapos.com Senin, 06 Desember 2021.
Sementara itu Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Makassar Drs. Anwar, MM dalam konfirmasinya kepada batarapos.com diruang kerjanya Jumat kemarin 7 Januari 2022 sontak kaget mendengar informasi tersebut.
“Tidak pernah saya dengar informasinya, siapa yang bawakan informasi seperti itu (dan) Kita kepala sekolah juga tidak tahu“, cetus Kepsek.
Drs Anwar meluruskan, kalaupun seperti itu benar adanya, mungkin ada alasan tersendiri oleh tenaga pengajar untuk melakukan hal tersebut.
“Siapa tahu ada memang tujuannya untuk pembelajaran kan, kalau itu bagian dari pembelajaran saya kira tidak ada masalah“, menurutnya.
Ia menambahkan, jika ada hal seperti itu sebaiknya orang tua siswa mendatangi pihak sekolah untuk diklarifikasi sehingga bisa ditindak lanjuti.
“Artinya kalau ada informasi begitu supaya orang tuanya ke saya supaya saya gampang anu, jangan ke Pers (atau) Media. Apa hubungannya?”, ucap Kepsek SMA Negeri 7 Makassar.
Begitu juga disesalkan oleh Kepsek SMA Negeri 7 Makassar terkait adanya Lembaran Kerja Siswa (LKS) diperjual belikan kepada muridnya dan itu juga baru terdengar ditelinganya.
“Kalau pembelian buku LSK saya tidak ku benarkan karena buku ada. Dan sejauh ini tidak ada saya dengar informasinya, kalau Lembaran Kerja Siswa (LKS) untuk apa? ada dana Bantuan Operasional Sekolah (Dana BOS) bertumpuk buku dibelikan siswa satu buku satu siswa, untuk apa LKS. Anu begituan dirapat saya wanti-wanti yang beginian”, geramnya Drs. Anwar, MM.
Tim batarapos.com/Yusri