Makassar, batarapos.com – Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, menegaskan, tidak ada praktik KKN yang ia lakukan selama 10 bulan memimpin Sulsel.
“Demi Allah sesaat setelah terpilih, saya mengumpulkan seluruh anggota keluarga saya dan saya sampaikan saya mundur dari jabatan Gubernur jika salah satu diantara kita mengerjakan proyek. Namun jika sebaliknya, keluarga kita berjanji tidak terlibat dengan proyek, saya akan lanjutkan jabatan ini,” tegas Nurdin Abdullah, dihadapan seluruh peserta sidang hak angket yang digelar DPRD Sulsel, Kamis (1/8/19).
Setelah resmi memangku jabatan, Gubernur Nurdin kembali menegaskan kepada seluruh ASN Pemprov Sulsel pada apel di lapangan kantor Gubernur Sulsel, untuk tidak memberi pelayanan diluar mekanisme dan aturan, kepada setiap anggota keluwarganya.
“Saya minta kepada seluruh ASN mohon untuk tidak melayani keluarga saya. Tidak ada anak, saudara saya, menantu, ipar, dan sebagainya. Saya tegaskan di lapangan,” terangnya.
Hal ini kembali ia sampaikan pada rapat kerja bersama seluruh pimpinan OPD Sulsel, untuk bekerja profesional dan tidak memberi fasilitas dan kesempatan untuk mengerjakan proyek.
“Pada rapat kerja dengan seluruh pimpinan OPD, saya sampaikan lagi mohon untuk kita kerja profesional, tidak ada satupun keluarga saya yang boleh diberi fasilitas, diberi kesempatan untuk mengerjakan proyek. Saya tegaskan hal ini dua kali,” papar Guru Besar Universitas Hasanuddin ini.
Dihadapan seluruh anggota sidang, Bupati dua periode yang menerima sejumlah penghargaan dalam bidang inovasi di pemerintahan ini mengaku menjauhi praktik KKN. Tidak hanya untuk menjaga nama baik dirinya secara pribadi, tetapi menjaga marwah dan nama baik institusi Unhas tempatnya mengabdi selama lebih dari 30 tahun sebagai guru besar di Fakultas Kehutanan.
“Sepuluh tahun saya menjabat sebagai Bupati, saya jaga betul yang namanya KKN itu. Saya kerja profesional,” tegasnya.
Menjawab tuduhan yang menyebut dirinya melakukan praktek nepotisme pada penunjukkan Taufik Fachruddin yang merupakan saudara iparnya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Perusda, Nurdin Abdullah, menegaskan, penunjukkan tersebut atas dasar kapabilitas profesional. Nurdin Abdullah menyebutkan, tak ada gaji yang diterima oleh Taufik Fachruddin atas jabatan ini.
“Perusda ini adalah perusahaan yang sedang sakit. Kebetulan dirutnya sedang mengikuti pencalonan, jadi kami minta Pak Taufik sebagai pejabat perusahaan daerah,” jelas Nurdin.
“Beliau (Taufik Fachruddin) yang merintis Kawasan Industri Bantaeng yang sekarang ada smelter, tidak ada gaji untuk dia. Jadi, betul-betul mengabdi untuk memperbaiki perusahaan daerah,” pungkasnya.
Nurdin Abdullah menutup pernyataannya dengan menyatakan, tak ada niat memperkaya diri saat dirinya maju dan terpilih sebagai Gubernur Sulsel.
“Yang ada adalah semata-mata pengabdian,” tutupnya. (Ridwan Tompo)