27 Juli 2024, 12:17 pm

Tanggul Jebol, Pemerintah Jeneponto Belum Ambil Tindakan

 

Jeneponto, batarapos.com – Sejumlah warga di Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, merasa was – was, dan tidak dapat tidur dengan nyenyak.

Hal tersebut dikarenakan dengan robohnya sebuah tanggul penahan air sungai, dan hingga saat ini tanggul penahan air sungai juga belum mendapatkan perhatian khusus dari Pemkab Jeneponto.

Dari hasil pantauan wartawan media ini, terlihat dari beberapa bangkai tanggul penahan banjir yang telah roboh itu, sudah banyak yang jatuh ke dalam sungai. Selain itu, tanggul lainnya, ada sebagian yang masih berdiri.

Sementara itu, panjang tanggul penahan banjir yang roboh, berkisar 300 meter, mulai dari Dusun Sapanang, sampai ke Dusun Gandi.

Jika tetap dibiarkan, permukiman warga di Desa Sapanang, dapat dipastikan bakal terancam. Pasalnya, mengingat jika waktu musim penghujan berlangsung, debit air sungai bakal semakin deras dan leluasa meluber.

Salah seorang warga Mustamu (40), warga dusun Sapanang, mengatakan, jika tanggul penahan banjir tersebut, tidak segera di bangun maka dampaknya berbahaya ke masyarakat.

“Iya bahaya, kalo air sungai naik, ini saja belum hujan sudah banyak yang pecah – pecah tanggulnya,” jelasnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Hal senada juga dikatakan salah seorang warga, Samsuddin Nompo (59), warga dusun Gandi, mengungkapkan, robohnya tanggul penahan banjir tersebut, membahayakan kondisi warga. Pasalnya, kata dia, hal itu untuk mengantisipasi meluapnya air sungai.

“Iya sangat membahayakan sekali, sebab itukan untuk mengantisipasi meluapnya air sungai,” ungkap Nompo.

Kata Nompo, jika kondisi tanggul tersebut, tidak cepat ditindaki oleh pemerintah terkait, maka menimbulkan efek luar biasa.

“Efeknya luar biasa, nantinya merugikan masyarakat, banjir kecil saja pasti air naik,” katanya.

Lanjut Nompo, jarak tanggul dengan rumahnya, itu berkisar 10 meter dari sungai, sementara dari tanggul ke rumah itu sekitar 5 meter.

“Rumah saya, kurang lebih 10 meter dari sungai, kalo dari tanggul ke belakang rumah saya, sekitar 5 meter saja,” pintanya.

Sementara itu, kata Nompo, setau dia, untuk sementara ini, pihak pemerintah setempat, belum mengusulkan pembangunan tanggul penahan banjir.

“Kalo untuk sementara, setau saya belum. Seharusnya pemerintah Desa ini menyampaikan ke pihak pemerintah daerah tentang perbaikan,” bebernya.

Ia berharap, agar kiranya pemerintah dengan sigap mengambil tindakan, terkait kondisi tanggul tersebut.

“Saya harap pemerintah dapat memperbaiki secepatnya,” pungkasnya.

Diketahui, robohnya tanggul tersebut saat setelah tragedi banjir bandang, yang terjadi di Kabupaten Jeneponto, pada tanggal, Rabu (22/1/19). (Ridwan Tompo)

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan