Liputan : Tim batarapos.com
Morowali Utara, batarapos.com – Rapat khusus penanganan kasus stunting di Kabupaten Morowali Utara berlangsung di ruang rapat Bappelitbangda, Jumat (31/5/2024).
Rapat yang dipimpin Wakil Bupati Morut H. Djira dihadiri Sekda Musda Guntur, para pimpinan organisasi pimpinan daerah (OPD) di lingkup Pemda Morut, Camat, Direktur RSUD Kolonodale, serta instansi vertikal.
Wabup mengawali pertemuan itu dengan mengecek daftar hadir untuk mengetahui siapa saja yang hadir dan dan tidak hadir tanpa pemberitahuan.
“ Jangan main-main, masalah stunting itu merupakan masalah nasional, dan kita di Morut angka stunting masih tergolong tinggi,” kata Wabup mengingatkan.
Seperti diketahui, stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Tahun 2024 ini pemerintah pusat menargetkan penurunan angka stunting sampai 14 persen. Sementara Morut sendiri saat ini angka prevalensi balita stunting masih sekitar 24,7 persen.
” Untuk itu diperlukan langkah penanganan serius dan terencana melalui pelayanan yang komprehensif, jelas dan terukur,” kata Wabup Djira.
Ia menekankan agar semua OPD dan pelaksana teknis seperti RSUD, Puskesmas, camat, kepala desa, benar-benar fokus untuk menangani upaya mencegah dan menurunkan angka stanting.
Berdasarkan hasil analisis dan survei di lapangan, Pemda Morut telah menentukan lokus baru sebanyak 49 desa untuk diintervensi lintas sektor dalam penanganan dan pencegahan stunting.
Dengan penetapan lokus baru tersebut, Wabup minta agar Dinas/Badan yang masuk dalam tim penurunan dan pencegahan stunting itu dapat menyesuaikan anggaran agar tepat sasaran.
“Desa yang menjadi sasaran penurunan stunting sudah jelas. Jangan sampai paket anggaran malah diberikan ke desa yang tidak masuk dalam target penurunan angka stunting,” jelasnya.