22 November 2024, 10:19 pm

Menampakkan Budaya di Era Digitalisasi


Opini

Oleh : Muhammad Jaya

Tim batarapos.com/mastang

Melihat kondisi saat ini, perkembangan globalisasi semakin pesat juga era digital yang menjamur pertumbuhanya pada kehidupan manusia, tak jarang pengaruhnya sangat terasa bagi masyarakat planet new normal. Perkembangan ilmu pengetahuan dan taknologi, informasi, komunikasi di tengah masyarakat tentu tak lepas dari peran elektronik seperti computer, televisi, radio, gadget.

Dalam era digitalisasi dewasa saat ini memberikan dampak begitu besar dalam kehidupan masyarakat mempermudah aktivitas manusia dan banyak memberikan manfaat. Perkembangan digital menjadikan masyarakat memiliki kehidupan baru atau budaya baru dengan adanya internet, prangkat digital, fitur dan media sosial agar dapat memudahkan segala jenis kegiatan ataukah pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini masyarakat diperhadapkan dengan hal-hal serba cepat saji, sementara ada kondisi dimana masyarakat dituntut melek teknologi. Jika dulu informasi itu beredar dari mulut-kemulut, saat ini semuanya tersedia melalui jempol jari untuk mendapatkan sebuah barang atau informasi. Hal ini yang belum sampai kepada masyarakat bawah, tentu positif dan negatif dari teknologi ada dan terdapat pula kekurangan dan kelebihanya. Nah, saat ini anak melenial sebut 4.0 kuasai taknologi maka dengan itu dapat menguasai sebuah bangsa. Sebab dengan penguasaan teknologi.

Saat ini anak muda tak jarang lupa dengan budaya sendiri, sebab budaya dari luar lebih menarik daripada budaya lokal sendiri. Kita dapat melihat salah satu teknologi yaitu gadget atau Hp Android mendominasi dalam mendapatkan informasi dan tak jarang hal yang didapatkan itulah yang ditiru sehingga budaya itu bergeser. Misalkan penulis melihat bahwa kebanyakan terlena oleh gadget contohnya pemuda lebih banyak bermain game online, main tiktok mengenal selebgram ketimbang sejarah budaya bangsa anggaplah seperti pahlawan atau budaya negeri sendiri hingga terjadi pergeseran mindset dan itu menjadi fenomena hari ini.

Sementara saat ini hampir pemuda lebih nyaman dengan game online, free fire, mobile legend lebih banyak mengenal tokoh game online tersebut dari pada tokoh pahlawan bangsa sendiri. Mengapa anak bangsa tak ingin merubah cara pandangnya agar mengenal pahlawan atau budaya sendiri disebabkan tidak ada penampakan budaya lokal melalui digitalisasi.

Budaya merupakan sebuah sendi kehidupan dalam sebuah bangsa melalui budaya itu dapat dimaknai identitas kolektif atau jati diri suatu bangsa seperti nilai kegotong royongan, ramah, tolong – menolong, peduli sesama dan toleransi. Sehingga mengapa budaya itu penting untuk di tampakkan sebab berkenaan tentang jati diri suatu bangsa. membangun tempat bersejarah dan melestarikannya atau memodifikasi cara perkenalan budaya melalui digitalisasi, ataukah melalui fitur aplikasi yang menggandeng ilmu pengetahuan dan internet untuk memberikan pengaruh agar mengenal budaya sendiri.

Tidak dapat pungkiri bahwa teknologi, apalagi gadget sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari dan mempercepat akses seperti grab food, shoppe, lazada, internet dan lain-lain. pandailah dalam menggunakan smartphone dalam menampakkan budaya sendiri. Menjadikan bangsa menjadi kuat adalah mengekspos budaya dengan cara menampakkan budaya melalui era digitalisasi.

Sejarah yang panjang yang dimiliki tanah Luwu. Hal ini kita tahu bersama dan bangga menjadi masyarakat Luwu bahwa kita memiliki sejarah dan budaya yang panjang dan diakui oleh dunia yaitu sastra terpanjang di dunia yaitu I LAGALIGO. Tentu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat tanah Luwu, namun kesedihan menyelimuti kita di sebabkan apakah hari ini generasi melenial utamanya anak muda tanah Luwu tahu tentang histori itu? Kemana naskahnya bahkan Replikanya tak pernah kita temui? Apakah ada di museum Luwu? Sementara dunia mengakui itu. Karena itu penulis sepakat dari buku yang dibacanya bahwa jika keterputusan sejarah dengan nenek moyangnya maka generasi itu tak mengetahui apa-apa sebab tak ada peninggalannya, bahwa tanah Luwu adalah sebuah cerita panjang yang memiliki nilai sejarah yang fenomenal. Hal ini perlu menjadi perhatian pula untuk pemerintah agar dapat merperkenalkan budaya dulu bahwa nenek moyang kita tidak primitif, Luwu ketika itu adalah sebuah perdaban yang maju.

Jika dulu Kerajaan Luwu di katakan kerajaan yang besar dan menjadi sebuah bangsa, secara histori juga budaya bahwa itu tersampaikan dari generasi ke generasi melalui ucapan atau pegelaran budaya itupun tidak cukup sebab situs sejarah masih minim, entah itu museum budaya peninggalan prasasti dan literasi jejak sejarah. Apa lagi Luwu sudah terbagi menjadi beberapa bagian yaitu Luwu Utara, Luwu Timur, dan Palopo.

Sehingga diperlukan peran melenial era 4.0 dalam menampakkan budaya melalui internet ataupun media digitalisasi yang lain seperti gadget, dikarenakan gadget saat ini menjadi kebutahan sekunder untuk era melenial hampir dalam kehidupan era baru ini bergantung pada gadget segala jenis informasi cepat tersampaikan, soal ekonomi dan sebagainya. Untuk berbelanja lebih mudah, melakukan traksaksi juga lebih cepat. Nah harapan kita bagaimana peran digitalisasi ini dapat menampakan budaya agar dalam memperkenalkan nilai sebuah budaya dapat cepat di temukan oleh masyarakat era baru ini. Tentu peran pemuda era baru sangat penting dengan cara menggandeng internet dan dunia digitalisasi semisal memanfaat aplikasi yang terdapat di gadget menampakkan situs museum, atau melakukan literasi digital berkenaan dengan budaya, menjadi youtuber budaya tarian budaya digital dan lain sebagainya.

Tentu dalam menampakan budaya melalui digitalisasi perlu mengetahui sejarah itu sendiri , jika melihat dari kondisi saat ini hampir sulit menemukan benda sejarah berupa prasasti seperti kendi, guci, lontara I LAGALIGO, tombak atau badiknya, baju perangnya.

Belum lagi soal museum yang mestinya ada, khusus untuk menyimpan benda- benda bersejarah agar dapat memperkenalkan pada era baru masyarakat saat ini tentang budaya lalu agar identitas sejarah tak hilang dan museum itu dapat di jadikan sebagai penampakan budaya cerita masa silam melalui prasasti peninggalan. Melakukan sayembara penemuan benda bersejarah agar dapat dimasukkan di museum. Membuat replika Patung Sawerigading, membuat replika kitab I LAGALIGO Sawerigading jika yang di belanda tidak dapat di kembalikan.

Melestarikan Bahasa Luwu hal ini juga hampir punah, hampir kita jarang lagi menggunakan bahasa Luwu sebab kita hanya dapat menjumpai itu pada masyarakat tertentu bahkan literasi tentang bahasa daerah sangat sulit ditemukan dapat melakukan literasi bahasa Luwu, membuat jargon bahasa Luwu pagelaran budaya seperti baca naskah puisi tentang tanah Luwu atau Wayang Luwu. Melestarikan budaya Luwu melalui teater atau bentuk film, kita tidak dapat pungkiri bahwa teknologi telah berkembang, bahkan industri film telah berkembang. Sulawesi Selatan saja telah meramba dunia per-filman sebut saja UANG PANAI yang tembus di bioskop dalam alur ceritanya menampakan sisi budaya dalam meminang seorang wanita di Sulawesi Selatan ataukah film tentang BADIK TITIPAN AYAH yang juga menampilkan sisi budaya khas Sulawesi tentang Budaya SIRI NA PACCE, lalu film TARUNG SARUNG yang menampakan sisi budaya tentang keberanian dimana yang di tonjolkan alat perang khas l Sulawesi Selatan yaitu Badik sehingga orang dapat mengenal budaya melalui film atau teater. Semua itu dalam memperkenalkan budaya yang dimiliki di Sulawesi Selatan, lalu bagaimana dengan tanah Luwu hal ini dapat dilakukan membuat cerita Sawerigading dalam bentuk film atau kemajuan kerajaan Luwu dimasa lalu, atau kisah Kahar Muzakkar, atau wanita perkasa yaitu Opu Daeng Risaju, atau kisah Datu Sulaeman membawa islam. Potensi itu dapat dilakukan jika kita sadar bahwa begitu pentingnya budaya sebagai identitas, dengan begitu masyarakat diluar Luwu dapat mengetahui budaya Luwu melalui film seperti cerita Mahabarata atau film Majapahit lalu menampakkan melalui digitalisasi.

Membangun museum religi, kampung religi, replika patung sejarah, serta dapat dilakukan pegelaran islam untuk memperingati kejadian itu, benda-benda bersejarah tentang masuknya islam seperti kitab Tua, replika Kapal yang di tumpangi Datok Sulaiman, replika Jubah Datok Sulaiman.

Melakukan Pendidikan Budaya, melakukan lomba budaya, melestarikan permainan budaya tradisional, fhasion show busana kearifan lokal pada setiap momentum hari besar. Melakukan fastival budaya tahunan berkenaan tentang kisah I LAGA LIGO, SAWERIGADING, DATUK SULAEMAN.

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan