11 Oktober 2024, 11:00 pm

AADK Event Penangkal Virus Korea (Korean Hallyu) Kolab Teman Hijrahta Feat Rohis SMAN 8 Luwu Timur


Luwu Timur, batarapos.com – Efek masifnya perkembangan Korean Hallyu (Gelombang Korea) ternyata telah banyak menenggelamkan kaum remaja kedalam gelombang korea. Hadirnya artis Korea (K-POP) dalam blantika hiburan, rupanya benar-benar telah membius dan menghipnotis sebagaian besar masyarakat Indonesia, terutama para remaja. Mulai dari drama, lagu, bahkan pakaian dengan aksesorisnya menjadi kiblat bagi mereka yang mengidolakan.

Karenanya, Komunitas Teman Hijrahta bersama Rohis SMA Negeri 8 Luwu Timur menyelengarakan Event Remaja Ada Apa Dengan Korea (AADK) dengan tema “Lat’s Talk About Korea”, di Aula serbaguna Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur. Minggu (15/3/2020).

Dengan adanya acara ini, diharapkan dapat membantu teman-teman remaja guna membentengi dan dari serangan virus yang lahir dari globalisasi-modernisasi Barat. Yang tanpa sadar, keberedaannya dapat menghapus nilai-nilai ajaran agama. Serta menghilangkan identitasnya sebagai seorang muslim. Bak anak ayam yang kehilangan induknya.

S ebagaimana disamapaikan oleh Trainer Nuradriani Tamrin (@nuradrianitamrin), Hampir semua remaja kini menggandrungi dan cenderung mengikuti trend artis Korea. Mulai potongan rambut disasak tanpa aturan, mode busana ala K-Pop Boy and Girl Band, sampai bahasa-pun, kian digandrungi. Bahkan yang ironisnya, hari ini hampir kebanyakan remaja telah jauh dari identitasnya sebagai seorang muslim.

Hal itu menimbulkan pertanyaan “Ada apa dengan korea?” Bicara tentang keberhasilan dunia intertainment Korea, tentunya yang dimaksud adalah Korea Selatan yang pro dengan gaya hidup Barat (Amerika). Tentulah tidak mengherankan jika yang mencuat, dan sedang naik daun dalam dunia intertainment adalah Korea Selatan, bukan Korea Utara. Karena media Barat sangat berjasa dalam memboomingkan artis-artis Negeri Ginseng tersebut.

Produk Hegemoni Barat, maraknya idolasisasi terhadap hiburan import (dalam hal ini Korea), merupakan sebuah bukti bahwa betapa kuat arus globalisasi dalam bidang hiburan, yang mana globalisasi mengarah pada “imperialisme Budaya” Barat terhadap budaya lain. Hal tersebut membuktikan bahwa tujuan hegemoni Barat terhadap bangsa lain adalah untuk melanggenkan dominasi peradabannya.

Dekonstruksi Aqidah. Demam Korean style (K-Pop) merupakan bahaya laten bagi umat Islam. Hal ini disebabkan Korean style, selain mencemari tradisi budaya Indonesia yang terkenal santun, juga merusak sendi-sendi akhlak dan mendonstruksi prinsip-prinsip dalam Agama.

Korean style sebagai produk globalisasi dalam bidang Fun atau hiburan, telah mengikis akhlak umat Islam. Kehidupan borjuistis ala musik K-Pop, semangat hidonis dan matrealistis dalam alur cerita sinetronnya, serta pakaian minim dalam model busananya, menggeser polapikir para penikmatnya, hal itu kemudian menjadi gelombang trend besar-besaran seluruh masyarakat.

Tengok saja remaja muslim sekarang, dari penampilan sampai mindset, pelan tapi pasti telah berubah ala Korean style. Seolah tersihir dengan performance artis Korea, setiap hal baru yang datang dari mereka dianggap positif dan selalu diup-date. Bahkan budaya pacaran yang jelas-jelas haram, dianggap sebagai hal yang biasa bahkan menjadi tren dikalangan remaja.

Jika dikaji dalam perspektif hukum Islam, gelombang Korean Style (Hallyu Wave) tidak saja bisa mengikis akhlak umat Islam, tapi juga akan mendekonstruksi keimanan. Hal ini disebabkan karena adanya tasabbuh (meniru-niru) dengan menjadikannya sebagai artis idola, padahal semua tindak-tanduk, kepribadian dan perilaku sehari-harinya menyebabkan seorang muslim menjadi munafik atau keluar dari akhlak Islam.

Ternyata virus gelombang Korean style bukan permasalahan sepele, sebatas gandrung menikmati musik dan sinetronya semata. Disamping produk hegemoni Barat, lebih dari itu, gelombang Korean style telah membawah problem yang serius bagi umat Islam, problem yang menyebabkan dekadensi akhlak dan dekonstruksi aqidah alias rusaknya akidah.

Inilah yang diharapkan dari event tersebut, remaja menyadari dirinya sebagai seorang muslim yang tidak asal ikut-ikutan melainkan mereka mampu membentengi diri dari virus yang lahir dari globalisasi barat tersebut. Menjaga identitas diri sebagai remaja, pelajar, dan pemuda penerus generasi muslim dan benteng Negara.

Peserta yang hadir sangat antusias mengikuti acara hingga selesai, Salah satu peserta dari Tomoni Timur Nurfadilla, mengungkapkan bahwa, acara ini sangat bagus untuk kalangan remaja.

“Dikalangan pelajar sekolah, sangat banyak yang masih dalam proses pencarian jati diri,” ucap Fadilla.

Seperti event-event sebelumnya Komunitas Teman Hijrahta tetap konsisten mengkampanyekan program Less Waste (Pengurangan Limbah) di mulai dari diri sendiri. Mengedukasi kalagan remaja sejak dini untuk tidak lagi mengunakan botol kemasan plastic dan mulai beralih ke tumbler (botol air isi ulang). Kampanye pengurangan limbah sampah juga sejalan dengan program Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Timur dalam rangka menuju kabupaten Adiwiyata.
Citizen Reporter : Nurhayati R. Ningsih (Tim Media TemanHijrahta)

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan