Bone, batarapos.com, – Nasib warga masyarakat di Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan kembali menelan kepahitan, hak mereka terdengar di dzalimi oknum tidak bertanggung jawab, yang menjadi sampah masyarakat dan masih beraksi seperti tepat dibulan suci Ramadhan.
Tetesan air mata mereka para korban yang keluar tak mungkin akan terlihat pada keramaian, pastinya hati mereka berselimut sedih, rata-rata khususnya dari masyarakat para anggota Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang telah teraniaya merupakan tergolong fakir miskin, dan sudah sepatutnya menikmati program bantuan dari Pemerintah yang dijamin oleh Negara untuk menopang kesejahteraan kehidupannya.
Kendati bertepatan dalam suasana bulan suci Ramadhan dimana salah satu waktu guna memasuki pintu untuk bertaubat dalam melaksanakan ibadah penuh ampunan, namun hal ini seperti tidak terhiraukan lagi mereka yang terlibat menjadi pelaku dengan berpura-pura menjadi golongan orang mampu kaya, padahal sebenarnya adalah juga bahagian termasuk golongan masih setara fakir miskin ironis perbedaanya tak pandang bulu dalam mencari keuntungan yang banyak, bisa dibayangkan jika sengaja penuh kesadaran menghisap darah sesama para fakir miskin lainnya, dengan selama ini menyelip bergabung diantara bahagian dari golongan yang sebenar-benarnya menganggap diri telah mampu.
Lalu milik kewajiban siapakah sudah seharusnya untuk turut membantu dalam bertindak ?, jika dari sedikitnya terdapat 63 peserta KPM kini menjadi korban dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang ada Kecamatan Bengo, saat menjerit sejumlah dana saldo dalam rekeningnya telah hilang terkuras secara tiba-tiba tanpa diketahui oleh masing-masing pemilik kartu. Bahkan sekarang dana tersebut kini dinikmati oleh siapa dengan mendayu – dayu diatas penderitaan orang lain.
Peristiwa ini terungkap pada saat kegiatan pencairan pada Tahap ke 2 (dua) Program PKH, ketika dilaksanakan pada Aula Kantor Desa Tungke, Minggu 9/5/2021.
Diantara masyarakat yang telah mengalami nasib malang, diketahui salah satunya bernama Hasna, mengungkapkan kepada awak media bahwa mengalami kerugian kehilangan saldo dana dalam rekening kartunya sekitar Rp.800.000,00 dari program PKH.
Demikian pula halnya KPM lainnya bernama Nurhani, dimana merupakan peserta Program BPNT maupun Program PKH, merasa sangat sedih harus kehilangan sejumlah dana dalam saldonya senilai Rp.970.000,00 Program PHK, padahal tidak pernah melakukan penarikan tunai dan sebelumnya hanya melakukan transaksi pada Program sembako BPNT.
“Telur saja pernah (ku) ambil pak (kepada agen BPNT) empat rak sama beras dua karung (ukuran 10 kg pada bulan April 2021). Tidak ada (bukti transaksi) dikasih, langsung saja barang dikasi”, papar Nurhani.
Dan dari sekian puluh korban yang bertebaran dimana-mana juga ada nama Samsinar bernasib lebih memprihatinkan mengalami penderitaan bersama para peserta lainnya berkategori miskin, pasalnya uang Program PKH senilai Rp.200.000 juga raib, bahkan tak hanya itu bantuan sembako BPNT untuk tahap ke tiga atau pada bulan Maret Tahun 2021 miliknya dianggap hangus atau dihanguskan oknum tertentu mengaku Agen BPNT.
“(Pencairan tahap pertama PKH tahun 2021) saya terima sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah. Pencairan kedua (saat ini hilang) kosong mi. Pernah juga kosong sembako (BPNT) saya, waktu (pencairan) Bulan Tiga (tahun 2021)”, ungkap Samsinar.
Tidak hanya Samsinar bernasib lebih buruk, korban bernama Hasniar turut mengikuti jejaknya, anggota KPM ini tidak hanya kehilangan dana Program PKH, dia merasakan kesedihan dan kekecewaan pada program BPNT.
“Kalau saya bulan satu sampai bulan tiga terima ji telur (Sembako BPNT) bulan empat, lima tidak ada, kertas saja dikasi (bukti transaksi), saya tanya (Agen BPNT saat itu) kalau begini mau diapa ?, dia bilang (jawaban Agen BPNT) bukan urusan saya”, tutur Hasniar.
Para masyarakat yang panik dan baru mengetahui mereka telah jadi korban, suasana seketika menjadi riuh diaula Kantor Desa Tungke, dan pada saat itu juga telah dibantu selaku tupoksinya melalui petugas Pendamping PKH diwilayah ini yang diketahui bernama Riskar, untuk segera melakukan croscek pengecekan isi rekening pada kartu masing-masing peserta, serta menghitung kerugian yang di derita oleh masyarakat.
Pendamping Riskar mengungkapkan, salah satu modus terduga pelaku menggelapkan atau mencuri dana para peserta KPM dilakukan dengan cara di transfer kerekening lain, bukan melalui tarik tunai. Dimana tanggal transkasinya bersamaan dengan jadwal pencairan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yakni pada hari minggu tanggal 2 April 2021.
“Belum ditahu karena belum cetak rekening koran. Maupi di cetak rekening korannya KPM (terlebih dahulu) di Bank Mandiri, (sesudah itu baru bisa) langsung ditahu ke atas nama siapa uang itu (tersebut) di transfer. Yang pasti mode transferan di mutasinya bukan tarik tunai”, jelas Riskar. Senin 10/5/2021.
Riskar kemudian menggambarkan sejumlah kerugian yang dialami sejumah KPM tersebut, setelah dilakukan pengecekan yang dilakukannya.
“(Total jumlah rupiah kerugian ditaksir), jumlah uang para KPM yang hilang mencapai kurang lebih sekitar lima belas juta rupiah ( Rp.15.000.000,00 )“, ucapnya.
Selaku pihak pendamping PKH telah menyampaikan atau mengingatkan pada waktu sebelumnya kepada KPM untuk tidak melakukan pencairan Sembako BPNT terlebih dahulu, sebelum dilakukan pencairan dana PKH untuk menghindari hal-hal seperti ini.
Sebab bukan hanya tahun ini tambah Riskar, pada tahun sebelumnya tepatnya akhir tahun 2020, para KPM rupanya juga pernah mengalami hal yang sama, dan diarahkan mengecek kekantor Bank Mandiri Kabupaten Bone, hanya saja KPM menolak dengan alasan terkendala biaya transportasi ke Kabupaten.
“Jumlah korban saat itu yang saya ajak berjumlah 10 KPM, namun mereka memilih Ikhlas. Jadi itu hari saya kasih solusi KPM ku. Jangan keluar gesek BPNT kalau uang PKH nya belum di ambil. Tapi agen bahasakan ke KPM kalau KPM tidak keluar gesek BPNT (sembako) maka bantuan akan hangus. Padahal tidak ada istilah hangus untuk Bansos kalo bukan akhir tahun, karena memang biasa kembali ke Kas Negara kalau di akhir tahun. Tapi ini kan baru awal tahun (2021)“, tandasnya.
Tidak hanya Kecamatan Bengo, Kasus raibnya sejumlah dana milik masyarakat anggota KPM, PKH maupun BPNT beberapa waktu lalu juga telah terjadi di Kecamatan Lappariaja, Desa Ujung Lamuru.
Salah satu diantara sekian KPM yang menjadi korban diketahui bernama Nursiah menurutnya sisa isi saldo dalam kartu yang dipegangnya sebagai peserta BPNT dan PKH tiba-tiba raib hilang terkuras.
“Tanggal 13/April/2021 sore, saya kesana (Agen Mandiri Umum) melakukan penarikan tunai, saya ditanya kalau satu juta saja bisa ditarik, lebihnya (kurang lebih Rp.156.000) katanya harus tersimpan di kartu. Jadi saya bilang terserah”, kata anggota KPM Nursiah warga Desa Ujung Lamuru dengan berbahasa bugis kepada media ini.
Korban baru mengetahui saldo dalam keping kartunya kosong setelah pencairan PKH pada hari minggu 18 April 2021, setelah di croscek oleh pendamping PKH wilayah ini, Dimana saldo KPM terlihat sudah kosong. Berdasarkan bukti struk penarikan sejak pada tanggal 13/04/2021, berjumlah Rp.1.156.000,00.
“Baru saya tahu kalau isinya (saldo) kosong. Sudah pi dicek disini“, pungkas Nursiah.
Menurut KPM lainnya bernama Juhari yang juga melakukan transaksi penarikan dana Program PKH melalui Agen briling yang diketahui bernama H.Rustang karena telah diarahkan oleh Agen BPNT bernama Mudding.
“Saya hanya disuruh Pak Mudding (Agen BPNT Desa Ujung Lamuru) melakukan penarikan tunai di rumahnya H. Rustang (Agen briling)”, cetusnya.
Ditempat agen briling milik H. Rustang, sejumlah KPM selain Juhari usai melakukan transaksi mengalami nasib pemotongan dana senilai Rp.50.000,00 sebagai biaya administrasi dari yang seharusnya diterima Rp.600.000,00 seperti penarikan transaksi Juhari.
Agen brilink H. Rustang dalam konfirmasinya mengakui adanya pemotongan namun tidak mengetahui adanya dana KPM yang raib, selain itu juga mengaku tidak memberikan struk bukti transaksi ditempatnya jika terjadi transaksi melalui mesin EDC nya.
“Biaya administrasi tergantung banyaknya saldo yang ditarik, kalau lima ratus ribu rupiah saya potong sepuluh ribu, kalau delapan ratus ribu saya potong lima belas ribu, kalau diatas satu juta saya potong lima puluh ribu“, tegasnya. (Zul/Yusri)