16 Juni 2025, 3:06 pm

Dinkes Morowali Utara Gelar Orientasi Kader Posyandu, Tidak Ada Manipulasi Pembiayaan

Liputan : Rudini

Morowali Utara, batarapos.com – Kegiatan Orientasi Kader Posyandu Terintegrasi Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali Utara dinilai sangat besar manfaatnya bagi para kader Posyandu.

Selain itu, pelaksanaan orientasi itu sudah sesuai ketentuan melalui pembahasan bersama dengan dinas terkait lainnya, dan dipastikan tidak ada manipulasi pembiayaan dalam pelaksanaannya .

” Biaya yang digunakan untuk pelatihan itu berasal dari Dinas Kesehatan dan APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) dari desa masing-masing peserta,” Jelas Kadis Kesehatan Morut, Romelius Sapara, kepada wartawan di Kolonodale, Selasa  (10/06/2025)

Ketika memberikan penjelasan, Kadis Kesehatan didampingi Sekdis Arif Paskal Pokonda dan beberapa staf dari Dinkes Morut sebagai panitia kegiatan orientasi kader Posyandu tersebut.

Penjelasan Kadis Kesehatan Sapara tersebut untuk menanggapi munculnya berita yang mempertanyakan penggunaan anggaran kegiatan tersebut sekaligus mendesak kejaksaan untuk memeriksa Kadis Kesehatan Morut.

Orientasi bagi kader Posyandu tersebut berlangsung dua tahap yakni tahap pertama di Hotel Mulia Pendolo pada 28-30 April 2025 diikuti 95 peserta dan tahap 2 di Hotel Estrella Luwuk pada 1-4 Juni 2025 diikuti 75 peserta.

Kadis Kesehatan Morut menyatakan sangat keberatan dengan munculnya berita tersebut tanpa dikonfirmasi agar tidak terjadi fitnah dan tuduhan sepihak yang sangat mencederai nama baiknya.

” Saya tidak pernah dikonfirmasi baik langsung maupun melalui panggilan WhatsApp (WA) tentang tuduhan itu. Lihat ini HP saya, apakah ada WA atau panggilan. Tidak ada konfirmasi,” Tegasnya.

Ia kemudian menguraikan dasar pelaksanaan, tujuan, dan pembiayaan pelatihan para kader Posyandu se Kabupaten Morowali Utara.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi para kader Posyandu di desa, egiatan ini sudah diprogramkan cukup lama untuk menambah pengetahuan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

Melalui pelatihan itu juga dijelaskan 25 keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh kader dalam pelaksanaan Posyandu terintegrasi yang terbagi dalam lima keterampilan, yakni keterampilan pengelolaan posyandu, keterampilan bayi dan balita, keterampilan ibu hamil dan menyusui, keterampilan usia sekolah dan remaja, serta keterampilan usia dewasa dan lansia.

Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan pelatihan ini merupakan kolaborasi dari dua OPD yakni Dinas PMD melalui APBDes dan Dinkes. APBDes untuk ongkos transportasi peserta dan biaya penginapan, sedangkan Dinkes membiayai konsumsi, ruang pertemuan dan narasumber.

” Jadi biaya penginapan (hotel) ditanggung masing-masing peserta. Panitia dari Dinkes Morut hanya membantu proses administrasi saja. Tidak ada permainan atau menambahkan biaya kamar hotel. Jadi kalau ada dua orang dalam satu, itu berarti mereka urunan berdua,” Tegasnya.

Bahwa saat kegiatan di Pendolo ada kamar hotel diisi 3 sampai 4 peserta, itu karena terbatasnya kamar hotel sehingga perlu extra bed, selain itu, jarak antara tempat kegiatan di hotel Mulia dengan hotel atau penginapan lainnya cukup jauh sehingga bisa mengganggu kegiatan jika ada peserta menginap di hotel lain.

Kadis Kesehatan juga menjelaskan selain untuk peningkatan kapasitas peserta, pelatihan ini juga sebagai reward (penghargaan) kepada para kader Posyandu di desa atas pengabdian mereka dalam penurunan angka stunting di Morut.

” Tahun 2024 lalu Morut mendapat penghargaan sekaligus insentif khusus berupa dana fiskal sebesar Rp. 5,8 miliar dari Menteri Keuangan RI atas keberhasilan menurunkan angka stunting, prestasi ini tidak bisa dipisahkan dengan kerja-kerja kader Posyandu, jadi wajar kalau kita berikan pelatihan sekaligus refreshing,” Jelas Sapara yang juga mantan Kadis P2KBP3AD Morut ini.

Refreshing ini, lanjut Sapara, masih dalam batas kewajaran, apalagi dilaksanakan masih di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, sekali-kali juga para kader Posyandu itu dibawa keluar kampungnya.

” Orientasi ini masih di wilayah Sulteng. Kalau kita laksanakan di luar daerah seperti Jakarta, Bali, atau kota lainnya, mungkin itu bisa disebut bertentangan dengan kebijakan efisiensi anggaran. Sekali lagi, ini masih dalam batas kewajaran,” Tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Morut Arif Paskal Pokonda, menambahkan pelatihan kader Posyandu yang dilaksanakan di Luwuk diikuti peserta dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Bungku Utara, Mamosalato dan Soyojaya.

Lokasi Luwuk ini dipilih karena jaraknya relatif lebih dekat dari tiga kecamatan tersebut, terutama Bungku Utara dan Mamosalato. Biayanya pasti lebih murah dibandingkan jika mereka harus ke Kolonodale.

Begitupun peserta dari tujuh kecamatan lainnya yakni Kecamatan Petasia, Petasia Barat, Petasia Timur, Lembo, Lembo Raya, Mori Atas dan Mori Utara, lokasinya lebih dekat ke Pendolo daripada harus ke Luwuk.

” Jadi orientasi kader Posyandu yang dilaksanakan di Luwuk dan Pendolo sudah mempertimbangkan banyak aspek. Peserta kegiatan juga mendapatkan tambahan pengetahuan terkait pekerjaannya,” jelas Arif yang pernah menjabat Kepala Puskesmas (Kapus) di empat Puskesmas berbeda di Morut.

Para peserta menyatakan rasa terima kasihnya atas penyelenggaraan pelatihan ini, selain bisa mendapatkan tambahan pengetahuan sekaligus bisa merasakan suasana lain di luar daerahnya.

” Saya sudah mengabdi sebagai kader Posyandu selama kurang lebih 30 tahun. Saya sangat berterima kasih dengan kegiatan ini, karena saya sendiri baru satu kali ini sampai di Luwuk dan menginap di hotel,” Demikian pengakuan jujur Misiliati, kader Posyandu dari Dusun 2 Desa Malino, Kecamatan Soyojaya.

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan