9 September 2024, 3:01 am

Ibu Tidak Melapor, Anak SD Korban Dugaan Pencabulan Oleh Ayah Kandung di Mattirowalie Alami Trauma


Bone, batarapos.com – Isu kasus dugaan pencabulan anak dibawah umur oleh ayah kandung yang terjadi di Desa Mattirowalie, Dusun Kubba, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Jadi perbincangan hangat warga desa sekitarnya. Hal ini diakui Kepala Desa Muliadi. Sabtu, 29/4/2023.

“Saya sudah memanggil yang bersangkutan, dan mengambil keterangan terhadap mereka (Suami Isteri). Pihak isteri meminta agar suaminya diusir dari kampung, tetapi saya tidak bisa melakukan hal tersebut. Karena jangan sampai ini pelacehan dan terbukti, terus saya nantinya dituding menyuruh suaminya lari”, ucap Kepala Desa Mattirowalie Muliadi.

Korban yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) disebutnya, usai mendengar keterangan isterinya tersebut setelah dipanggil. Menjelaskan bahwa anaknya mengalami rasa ketakutan usai peristiwa ini telah terjadi.

“Menurut isterinya *****, anaknya (Yang Masih duduk dibangku SD) mengalami rasa sangat ketakutan”, tegas Muliadi.

Sang isteri juga menyebut suaminya pernah tersangkut seperti peristiwa kasus dugaan pencabulan ini pada beberapa tahun yang lalu. Tetapi hal itu terjadi di Kalimantan, sehingga melarikan diri dan pulang kekampung halaman Desa Mattirowalie.

“Sehingga saya tidak bisa berbuat banyak berdasarkan surat pernyataan yang dibuat ibu korban yang disaksikan oleh nenek korban”, jelas Kepala Pemerintahanan Desa pilihan masyarakat

Dari penjelasan ibu korban berinisial (ES) yang berhasil dikonfirmasi batarapos. com mengatakan anaknya diakuinya mengalami tekanan spikologi dengan trauma berat pasca perbuatan ini telah terjadi dan dialami korban.

Dugaan pencabulan, diceritakannya berlangsung saat anaknya yang menjadi korban sedang berdua dengan ayahnya dirumah kediamannya.

“Saya sedang tidak berada dirumah waktu itu, dan mereka hanya berdua”, ujarnya.

Diungkapkannya detik-detik peristiwa itu terjadi berdasarkan pengakuan anaknya sendiri selaku korban. Bahwa dari cerita pengakuan ibunya saat itu sedang duduk bermain handphone dan terjadilah peristiwa seperti yang dituduhkan kepada terduga pelaku suaminya sampai korban mengalami trauma dan hingga saat ini menjadi topik perbincangan masyarakat.

“Anak saya terlihat tidak ingin lagi berbicara sama bapaknya dan terlihat sangat marah ketika melihat suami saya”

“Saya juga berancana melakukan perceraian karena sudah tidak suka sama suamiku”, paparnya.

Inisial (ES) mengatakan dugaan pencabulan tersebut mulai diketahuinya karena merasa curiga telah terjadi sesuatu dengan si anak, karena korban terlihat mengalami perubahan tingkah laku tidak seperti biasanya.

Perubahan kepribadian korban yang awalnya menurutnya adalah penurut serta pendiam kemudian berbanding terbalik seperti marah, membantah, melawan kepada orang tua. Dan kebetulan ketika saat itu sedang disuruh mengerjakan sesuatu. Melihat seperti itu selaku ibu kandung meyakini ada sesuatu yang dia korban anaknya pendam.

“Dia (korban) kemudian menyampaikan kepada saya bapak itu bodo-bodo ma, jadi saya tanya lebih dalam anakku (korban) kenapa nak. Dia (korban) mengungkapkan seperti ada sesuatu lain-lain yang telah dirasakannya setelah suamiku (terduga pelaku) telah melakukan sesuatu terhadapnya”

“Tangan suamiku mungkin meraba-raba (saat menyentuh) sampai area badan anakku yang sensitif atau di apa-apa begitu”, ungkapnya.

Pada hari itu juga saat mendengar pengakuan anaknya. Keributan dalam rumah tangganya terjadi, inisial (ES) menanyakan masalah ini kepada suaminya, awalnya dia membantah lalu kemudian setelah mendapat desakan, bantahan suaminya tersebut akhirnya berubah.

“Suamiku mengaku bersalah, tetapi tidak mengakui melakukan pelecehan”, tambahnya.

Selaku ibu, kini merasa bingung dalam keterangan persnya saat ditanya wartawan. Sebab sebenarnya juga punya rencana melaporkan hal tersebut kepada Aparat Kepolisian nantinya, tetapi juga bisa jadi tidak.
Sepertinya takut akan terjadi sesuatu kelak dan atau tekanan pihak lain terhadap anak maupun keluarganya. Terlebih bukti-bukti juga belum kuat seperti bukti dari hasil visum.

“Anakku menurutku tidak disetubuhi”, tandasnya.

Namun, sejak saat itu, usai anaknya membeberkan peristiwa kejadian yang dialaminya di bulan Maret kemarin, kata (ES). Anak pertamanya itu tidak ingin lagi pulang kerumah kediamannya dan bertemu ayahnya, serta hanya memilih untuk tinggal bersama neneknya hinga saat ini.

“Saat itu saya dan anak saya langsung meninggalkan rumah, tetapi sempat pulang kembali lagi kerumah (berkumpul kembali bersama suami) beberapa hari kemudian, itupun hanya beberapa hari saja, kalau tidak salah kurang lebih hanya 10 hari. Namun saya merasa tidak nyaman lagi, sehingga kembali meninggalkan rumah saya sampai sekarang, dan berencana untuk segera bercerai”, bebernya.

Kasus ini mencuak kepermukaan dan telah lama menjadi isu santer perbincangan ditengah masyarakat sekitarnya. Informasinya bahkan terus berkembang sampai akhirnya tidak hanya di Desa Mattirowalie, Kecamatan Bengo.

Sebuah sumber mengatakan awalnya kasus ini muncul yakni ketika kondisi spikologi korban terlihat disekolah tempatnya menimba ilmu pendidikan sekolah dasar, usai peristiwa tersebut terjadi.

Dimana korban kerap menangis disekolahnya, sehingga beberapa temannya mencoba menanyakan kepada korban, tentang apa yang terjadi. Dan hal tersebut berlangsung selama beberapa hari, namun yang bersangkutan tetap diam tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Menurut sumber tersebut, ibu korban setelah mendengar pengakuan anaknya yang menjadi korban, bercerita tentang nasib yang dialaminya, kuat dugaan benar-benar telah menjadi korban pelecehan seksual anak dibawah umur olah ayahnya. Ibunya saat itu bahkan terlihat sempat terdengar berteriak histeris setelah mengetahuinya, sehingga terdengar oleh warga masyarakat lainnya.

Banyak pihak berpendapat bahwa kasus ini layak untuk mendapat kepastian hukum melalui tindak lanjut secara proses hukum untuk memperjelas adanya kepastian hukum kasus ini. Mengingat hal tersebut bisa saja terjadi dan dialami kemudian hari oleh korban lainnya dengan pelaku yang sama pula. Sehingga menimbulkan keresahan saat ini bagi warga lainnya yang ada didesa itu.

“Kasihan anaknya (korban) mengalami trauma mendapat perlakuan yang sangat tidak wajar dari ayah kandungnya, tidak tahu anak ini sebenarnya telah diperlakukan seperti apa”, sebutnya.

Sejauh informasi yang dikumpulkan korban dugaan pencabulan oleh ayah kandung yang masih duduk ditingkat Sekolah Dasar (SD) di Desa Mattirowalie, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Belum pernah mendapat interogasi dalam menanyakan langsung peristiwa yang dialaminya oleh pihak luar termasuk batarapos.com. Kecuali selain hanya dari pihak keluarga yang bersangkutan.

Tim batarapos.com/Yusri

BERITA TERKAIT

TRENDING

JARINGAN SOSIAL

3,001FansSuka
263PengikutMengikuti
53PengikutMengikuti
3,190PelangganBerlangganan