Jeneponto, batarapos.com – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Jeneponto Menolak Keras Omnibus Law (Gejolak) kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jeneponto, dan dapat pengawalan pengamanan dari pihak kepolisian, Polres Jeneponto, TNI, Satpol PP dan Dishub. Kamis (22/10/2020).
Mereka menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR RI di Gedung Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu. Dalam aksi itu, para mahasiswa melakukan long march dari simpang tiga jembatan Belokallong menuju Gedung DPRD Jeneponto.
Selain berkendara sepeda motor, sebagian dari mereka berjalan kaki sambil membawa sejumlah spanduk bertuliskan nada protes atas disahkannya Omnibus Law yang dianggap tidak pro terhadap rakyat, terlebih pada buruh.
Para pendemo secara bergantian melakukan orasi dan teatrikal di depan gedung wakil rakyat Jeneponto. Teatrikal yang ditampilkan menggambarkan demokrasi di Indonesia telah mati.
“Jenazah ini sebagai simbol kalau demokrasi di Indonesia telah mati,” teriak pendemo.
Sejumlah aparat gabungan terlihat sudah berada di lokasi aksi. Para personel berpakaian lengkap.
Ungkap PLT Kabag humas polres Jeneponto AKP Syahrul SH. ke awak media terkait unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa, Alhamdulillah, apa yang kita saksikan bersama terkait dengan aksi unjuk rasa tadi berhasil kita kawal dan kita amankan aksinya.
“Semua berjalan sesuai harapan bersama, dan itulah yang diharapkan semua pihak, pihak pengunjung rasa juga tertib, terkendali, terkoordinir, terakomodir sehingga tercipta komunikasi yang baik, Pengamanan dan pengawalan aksinya,” ucap Syahrul.
Lanjut Syahrul, mulai dari pada saat berangkat di titik kumpul, tiba di DPRD hingga kembali ke lapangan Passamaturukang tetap dikawal, dan diamankan.
“Alhamdulillah aman, lancar dan terkendali. Kami menurunkan jumlah personel Polres Jeneponto 246, Kodim 50, Satpol PP 50, Dishub 50,” tandasnya. (Ridwan Tompo)
