Gowa, Batarapos.com – Sebanyak 80 orang peserta yang terdiri 22 aparat desa dan 58 anggota dan Pengurus Ormas se-Kabupaten Luwu Timur mengikuti Diklat tentang wawasan kebangsaan bela negara (Belneg) yang akan berlangsung selama enam hari (03-08 Agustus 2019) di Rindam XIV Hasanuddin Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa
Seperti layaknya tentara, para aparat desa dan ormas tersebut mengawali kegiatan pelatihan bela negara dengan mengikuti upacara pembukaan yang dipimpin langsung Bupati Luwu Timur yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan, Dohri Ashari, Sabtu (3/8/19) Sore.
Dalam sambutan Bupati Luwu Timur yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan, Dohri Ashari mengatakan, saat ini tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan bangsa sifatnya sudah multidimensi karena karakter ancaman dapat bersumber dari ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Ancaman ini menjadi tanggung jawab semua komponen termasuk aparat desa dan organisasi masyarakat.
“Pembekalan tentang wawasan kebangsaan bela negara ini yaitu mengenai cinta tanah air, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan harus memiliki kemampuan awal bela negara untuk menjaga keutuhan NKRI, Pancasila dan Nasionalisme dari berbagai ancaman, darah juang dan jiwa bela negara, harus terus dijaga dan tumbuh dalam jiwa para aparat desa dan organisasi masyarakat,” ujar Dohri.
Lanjutnya, ia mengajak seluruh warga negara untuk membangun presepsi bersama bahwa kelangsungan hidup kita sebagai bangsa bukan tergantung pada kekuatan militer semata. Dengan kekuatan rakyat semesta maka bangsa ini akan mampu menghadapi segala jenis ancaman dan tantangan.
“Oleh sebab itu, saya minta kepada seluruh peserta untuk dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan bela negara dengan sepenuh hati. Semoga selama mengikuti kegiatan ini, para peserta dapat lebih mencintai tanah air dan siap untuk membela negara sesuai dengan profesi kita masing-masing,” jelas Dohri Ashari didepan peserta bela negara.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Luwu Timur, Guntur Hafid. Ia mengatakan bahwa, pendidikan bela negara bertujuan untuk membentuk karakter bela negara serta sebagai bentuk partisipasi aktif rakyat Indonesia, khususnya pada aparat desa dan organisasi masyarakat sebagai kekuatan nasional untuk mengantisipasi berbagai bentuk ancaman dan hambatan yang makin kompleks demi terciptanya ketahanan nasional yang berwawasan nusantara.
Adapun materi yang dibawakan selama pelatihan adalah, Pengarahan Program Kediklatan, Etika Pemerintah, Jam Komandan, PBB (Pasukan Baris Berbaris), Kesegaran Jasmani, Peran Generasi Muda & Ormas Dalam Upaya Pembelaan Negara, Membangun Karakter Bangsa Dalam Bingkai NKRI, Wawasan Kebangsaan, Mountenering, dan Dinamika Kelompok.
Upacara pembukaan diklat yang dikerjasamakan dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sulawesi Selatan ini ditandai dengan penyematan tanda peserta oleh Asisten Pemerintahan, Dohri Ashari kepada perwakilan peserta. (hms/ikp/kominfo)