Bone, batarapos.com – Semenjak almarhum suaminya (Bahri), meninggal dunia tepatnya tanggal 12 November 2015 lalu. Nenek Sitti tinggal bersama saudaranya di Dusun Pammase, Desa Selli, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone.
Dan meninggalkan gubuk miliknya di Desa Turu Adae, Kecamatan Ponre selama lima tahun hingga tidak terawat lagi bahkan sudah terbengkalai.
Hal ini dibeberkan oleh Ansar yang merupakan keluarga dari almarhum Bahri, dimana semasa hidupnya. Bahri dan istrinya Sitti tinggal disini dan bekerja sebagai pencari barang rongsokan dari rumah ke rumah.
“Waktu meninggal, Suaminya (Alm. Bahri), lima tahun lalu. Sitti tinggal bersama adiknya di Pammase (Desa Selli, Kecamatan Bengo), baru (Sekitar), dua minggu tinggal disini (Bahkan sebelumnya), pernah tinggal di rumah sawah warga“, beber Ansar.
Semasa hidup suaminya (Alm. Bahri), memang menetap disini. Terkadang juga tinggal bersama orang tuanya di Desa Samaenre, Kecamatan Bengo.
“Waktu masih hidup suaminya begini juga kerjanya (Pemulung), setiap hari itu keluar sama-sama istrinya. Itu gubuknya sudah lama (dan), masih almarhum yang buat itu. Sudah lama ini rumahnya sudah lebih 10 tahun”, tambah Ansar.
Terpisah, Kepala Desa Samaenre, Kecamatan Bengo, H. A. Muh Amir Dolo saat dikonfirmasi di kediamannya mengatakan dimana orang tua almarhum Bahri merupakan warganya bahkan pernah menjadi imam Dusun di wilayahnya.
“Orang tua (Almarhum Bahri), memang warga saya. Masih hidup sekarang, beliau mantan Imam Desa di sini. Ada juga bantuan PKH di terima orang tuanya“, beber H. A. Muh Amir Dolo.
Namun Almarhum Bahri dan istrinya (Sitti), tidak terdaftar sebagai warga Samaenre, Kecamatan Bengo. Keluarga ini memiliki tempat tinggal di Desa Turuadae, Kecamatan Ponre.
“Ada rumahnya di sana, dulu waktu masih hidup (Almarhum Bahri), kadang tinggal sama orang tuanya, kadang juga tinggal di rumahnya. Dari dulu bekerja begitu (Pemulung), selalu sama istrinya jalan”, tambah Kades Samaenre. (Yusri).
